Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
IDN Ecosystem
IDN Signature Events
For
You

Jadi Sorotan, Ornamen Perbatasan Klungkung-Gianyar Terlepas

default-image.png
Default Image IDN

Klungkung, IDN Times - Pengerjaan penataan perbatasan antara Klungkung-Gianyar di Desa Tusan, Kabupaten Klungkung mendapat perhatian banyak pihak. Proyek senilai lebih dari Rp3,2 miliar itu pengerjaannya dinilai kurang baik. Banyak bagian ornamen yang terlepas, dan lantainya juga retak. Proyek ini baru saja diserahkan ke Dinas Pengerjaan Umum (PU) Klungkung pada 19 Desember 2020 lalu.

1. Konsepnya rest area tetapi tempat parkirnya minim

default-image.png
Default Image IDN

Tidak hanya lantainya saja yang retak. Dinding yang terbuat dari batu alam terlepas, dan beberapa lampu hiasannya mati. Kondisi itu pernah dikeluhkan oleh warga setempat.

"Padahal baru saja selesai, tapi ada tempelan batu alamnya yang sudah lepas. Pemerintah perlu perhatian lagi dengan kualitasnya," ujar Made Yasa, seorang warga Desa Tusan, Kecamatan Banjarangkan, Senin (18/1/2021).

Selain kualitas bangunan, tempat parkir di lokasi juga minim. Seperti yang diungkapkan oleh warga lain, Gede Sumerta.

"Penataan perbatasan itu konsepnya kan rest area. Tapi malah minim sekali tempat parkir. Jadi kalau lewat pengin berhenti, jadi malas," ungkapnya.

2. Wakil rakyat di Klungkung menilai kualitas pengerjaannya buruk karena kurang pengawasan

default-image.png
Default Image IDN

Rendahnya kualitas proyek juga disorot oleh Komisi II Dewan Perwakilan Rakyat Daerah (DPRD) Klungkung. Rombongan mereka telah melakukan sidak 4 Januari 2021 lalu. Wakil Ketua Komisi II DPRD Klungkung, I Wayan Buda Parwata, menyampaikan buruknya kualitas pengerjaan dari rekanan karena lemahnya fungsi pengawasan dari Dinas PU.

"Pemerintah seharusnya tidak mau menerima hasil pekerjaan penataan perbatasan itu. Terlebih dinas terkait sudah mempunyai konsultan pengawas. Seharusnya konsultan itu diberdayakan, mengawasi pengerjaan proyek hingga serah terima," kata Buda.

Ketua Komisi II DPRD Klungkung, Wayan Misna, juga menilai kualitas pengerjaan penataan perbatasan itu buruk.

"Hasil pantauan kami, batu alam banyak lepas. Batu sikatnya juga sudah retak. Ini artinya kualitas proyeknya buruk," ujar Wayan Misna.

3. Suwirta meminta Dinas PU asal menerima hasil proyek tanpa evaluasi

default-image.png
Default Image IDN

Keluhan ini langsung ditanggapi oleh Bupati Klungkung, I Nyoman Suwirta. Ia bersama rombongan Dinas PU Klungkung melakukan evaluasi terkait keluhan dari berbagai pihak tersebut.

"Saya turun langsung dan tugaskan para rekanan, apa yang masih kurang bagus dan kurang pas agar segera diganti," jelas Suwirta.

Ia juga menyoroti hasil proyek tersebut seperti ornamen batu mudah lepas, dan ada beberapa ornamen yang warnanya kurang cocok.

"Harus benar-benar memerhatikan jenis bahannya. Seperti misalnya jika warnanya kuning, harus disamakan warna kuning. Ini agar sama. Jangan sampai nanti warnanya kontras kelihatan," katanya.

Ia meminta Dinas PU Klungkung agar tidak begitu mudahnya menerima pengerjaan dari rekanan. Pihak dinas diminta mengevaluasi secara mendetail sebelum serah terima.

"Jangan sebatas selesai dan langsung diterima. Harus dicek lagi pengerjaannya secara menyeluruh."

4. Proyek ini masih ada pemeliharaan sampai Juni 2021

Foto hanya ilustrasi. (IDN Times/Helmi Shemi)

Proyek pembangunan ini, kata Kepala Dinas (Kadis) PU Klungkung I Made Jati Laksana, masih berada di tahap pemeliharaan sampai 22 Juni 2021 mendatang. Total proyek itu menghabiskan anggaran Rp3,2 miliar. Tahap pertama pengerjaan dilakukan tahun 2019, dengan anggaran Rp1,8 miliar.

"Lalu penataan kedua dilanjutkan tahun 2020 senilai Rp1,4 miliar," terangnya.

Share
Editor’s Picks
Topics
Editorial Team
Wayan Antara
EditorWayan Antara
Follow Us