Nama Nyoman & Ketut Mulai Langka, Program KB Bali Perlu Ditinjau Ulang

Koster menyebut Bali selalu disiplin terapkan 2 anak cukup

Denpasar, IDN Times - Tak seperti biasanya Gubernur Bali, I Wayan Koster mengungkap pendapat yang sedikit berseberangan dengan program pemerintah. Yaitu terkait Program Keluarga Berencana (KB) yang mewajibkan dua anak cukup.

Ia mengatakan program tersebut harus ditinjau ulang. Menurutnya, program yang benar adalah keluarga yang berkualitas. Seperti gimana ya maksudnya?

1. Koster: Kita akan kekurangan penduduk di Bali

Nama Nyoman & Ketut Mulai Langka, Program KB Bali Perlu Ditinjau UlangInstagram.com/happysalma

Baca Juga: Gokil! Pemilih Millennial di Bali Mencapai 1,25 Juta Orang

Koster berpendapat, angka kelahiran dan kematian di Bali saat ini hampir berimbang. Penduduk di Bali dalam lima tahun terakhir selalu stagnan atau tidak ada pertumbuhan. Artinya yang meninggal sama yang lahir hampir berimbang.

"Cara hidup dengan dua anak sudah menjadi disiplin di Bali. Kalau sudah begitu, kita akan kekurangan penduduk di Bali. Konstan terus dia," ungkapnya.

Ia mencontohkan di Eropa dan Singapura dengan disiplin punya satu anak. Akibatnya, penduduk di sana jadi defisit. Sekarang malah diberikan insentif kepada penduduknya supaya mau menambah lebih dari satu anak.

2. KB di Bali berhasil dan selalu mendapatkan penghargaan

Nama Nyoman & Ketut Mulai Langka, Program KB Bali Perlu Ditinjau UlangInstagram.com/kddevie

Koster menyatakan, penduduk Bali terlalu disiplin dengan KB dua anak. Bahkan selalu berhasil dan mendapatkan penghargaan terkait program tersebut. Tapi justru ini bisa merugikan Bali karena berkurangnya jumlah penduduk.

Padahal katanya, Pemerintah mengalokasikan anggaran berdasarkan jumlah penduduk. Misalnya Dana Alokasi Umum yang dianggarkan berdasar jumlah penduduk dan Bantuan Operasional Sekolah berdasar jumlah siswa.

"Makin banyak siswa makin banyak dapatnya. Negara punya uang. Jadi jangan ribut-ribut dengan dua anak saja," ungkapnya.

Ia menjelaskan, program dua anak seharusnya jangan diwajibkan. Jika memang ingn punya anak lebih dari dua seharusnya dipersilakan.

"Kalau ingin punya anak empat dan mampu ya silakan. Dalam urusan ini saya tak bersepakat dengan pemerintah," ucapnya.

3. Program KB merugikan Bali

Nama Nyoman & Ketut Mulai Langka, Program KB Bali Perlu Ditinjau UlangInstagram.com/pengerebongan_kesiman

Ia menambahkan, program KB ini membuat Bali merugi secara budaya. Ia mencontohkan, saat ini nama Nyoman dan Ketut mulai jarang ditemui.

"Lihat KTP-nya pasti sudah langka yang nama depannya Nyoman dan Ketut," katanya mencontohkan.

Kedua adalah dosa dengan leluhur. Leluhur yang memberikan warisan seperti ini kenapa mau menjalani program KB. KB seharusnya Keluarga Berkualitas, bukan dengan dua anak cukup.

"Saya sudah bicara sama Badan Kependudukan dan Keluarga Berencana Nasional (BKKBN) Pusat di Jakarta. Bapak jangan kampanye dua anak di Bali pak. Bapak membunuh salah satu warisan kami di Bali," tegasnya kala itu.

4. Koster akan memanggil BKKBN Bali

Nama Nyoman & Ketut Mulai Langka, Program KB Bali Perlu Ditinjau UlangGubernur Bali, I Wayan Koster. (IDN Times/Rehuel ​Willy Aditama)

Baca Juga: Anggota Keluarga di Bali Idap Skizofrenia Tertinggi di Indonesia

Koster berencana memanggil BKKBN Bali terkait hal ini. Ia menyoroti program Kampung KB di Bali. Isinya, harus KB sukses dengan dua anak tersebut. Hal tersebut karena mereduksi kekayaan yang berada di Bali.

"Saya akan panggil itu nanti," katanya singkat. Kamu sendiri sependapat dengan Gubernur Bali? Berikan pendapatmu di kolom komentar ya.

Topik:

  • Irma Yudistirani

Berita Terkini Lainnya