2 Alasan Utama Sri Mulyani Terpilih Jadi Menkeu Terbaik Asia Pasifik
Follow IDN Times untuk mendapatkan informasi terkini. Klik untuk follow WhatsApp Channel & Google News
Badung, IDN Times - Menteri Keuangan, Sri Mulyani kembali memperoleh penghargaan sebagai Menteri Keuangan terbaik se-Asia Pasifik 2018 versi majalah Global Markets, Sabtu (13/10) lalu.
Penghargaan tersebut diberikan di sela-sela pertemuan International Monetary Fund (IMF)-World Bank Annual Meeting tahun 2018 (IMF-WB AM 2018) di Nusa Dua, Badung. Global Markets adalah majalah yang diterbitkan oleh Grup Euromoney dan berkantor pusat di Inggris.
1. Dinilai mampu mengelola ekonomi Indonesia
Baca Juga: Jokowi Ingin Tiru Bill Clinton Terkait Perkembangan Teknologi
Gobal Markets menobatkan Sri Mulyani sebagai Menteri Keuangan terbaik karena mampu mengelola ekonomi Indonesia dengan baik. Ia dinilai mampu menggenjot penerimaan pajak pada 2017 yang angkanya mencapai 91 persen dari target yang ditentukan. Padahal pada dua tahun sebelumnya, penerimaan pajak hanya ada di angka 83 persen.
"Kebijakan amnesty pajak telah banyak membantu membawa kekayaan Indonesia yang di luar negeri kembali ke tanah air," demikian tulis Global Markets.
2. Belanja pemerintah tumbuh
Selain itu, Sri Mulyani juga mampu membawa belanja pemerintah tumbuh sangat cepat hingga mencapai 21,1 persen dari total PDB. Juga, serapan anggaran APBN yang mencapai 73 persen pada 2017, level tertinggi dalam enam tahun terakhir.
Tak hanya itu, Sri Mulyani juga berperan mengurangi kemiskinan yang menjadi perhatian besarnya. Tingkat kemiskinan turun 0,6 persen antara September 2016 hingga September 2017, penurunan terbesar dalam lima tahun.
3. Sri Mulyani mengaku merasa terhormat
Baca Juga: Koster Nilai Demo Penolakan IMF-WB Bukan Aspirasi masyarakat Bali
Mendapat penghargaan ini, Sri Mulyani mengaku sangat terhormat. Ia juga ingin memastikan pengelolaan anggaran dilakukan dengan baik, kredibel, akuntabel, dan prudent. Selain itu, ia juga ingin anggaran Negara digunakan untuk merangsang Pemerintah Daerah agar tak bergantung pada Pemerintah Pusat.
"Tantangan kita adalah untuk menjaga akuntabilitas, kehati-hatian dan
keberlanjutan anggaran. Bagi kami, reformasi di bidang perpajakan bukanlah kemewahan maupun pilihan. Itu adalah keharusan,” ujar Sri Mulyani dalam keterangan tertulisnya.