Dianiaya Sepupu Pakai Gagang Cangkul, Sengod Terbaring di RSUP Sanglah

Pria asal Karangasem ini sampai rabun setelah dianiaya

Denpasar, IDN Times - I Nyoman Sengod (43) hingga kini masih menjalani perawatan di Rumah Sakit Umum Pusat (RSUP) Sanglah, Denpasar, Jumat (19/7). Ia terbaring karena menjadi korban pemukulan dengan gagang cangkul yang sempat dibawa pulang keluarganya karena tidak punya biaya operasi.

1. Saat dibawa ke rumah sakit, ia sempat dibawa pulang lagi karena tak punya biaya untuk operasi

Dianiaya Sepupu Pakai Gagang Cangkul, Sengod Terbaring di RSUP SanglahIDN Times/Imam Rosidin

I Gede Badung (23), anak kandung Sengod, mengatakan ayahnya menjadi korban pemukulan oleh sepupunya sendiri di Banjar Dinas Bau Kawan, Nawakerti, Kecamatan Abang, Karangasem, Sabtu (13/7) lalu. Ayahnya dipukul pakai gagang cangkul hingga mengalami beberapa retak tulang di bagian wajah dan patah di kaki sebelah kirinya.

Sengod langsung dilarikan ke Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) Karangasem untuk menjalani perawatan. Mengingat kondisinya parah, ia lantas dirujuk ke Rumah Sakit (RS) Bali Mandara, Denpasar. Pada Minggu (14/7), Sengod kembali dirujuk ke RSUP Sanglah Denpasar.

Namun Sengod harus mengeluarkan biaya operasi sebesar Rp150 juta di RSUP Sanglah. Merasa tak punya biaya, pihak keluarga kemudian membawanya pulang ke Karangasem pada Selasa (16/7) dini hari.

Paginya, seorang anggota dewan di Karangasem mengaku akan membantu biaya pengobatan Sengod. Sehingga pada sorenya ia kembali dibawa ke RSUP Sanglah.

2. Ayahnya jadi susah bicara dan matanya rabun pascakejadian

Dianiaya Sepupu Pakai Gagang Cangkul, Sengod Terbaring di RSUP SanglahIDN Times/Imam Rosidin

Kini, Sengod masih menunggu jadwal operasi. Badung berujar pihak dokter masih menunggu pulihnya kondisi korban, terutama di bagian wajah yang membengkak.

Sang ayah samai sekarang masih belum bisa melihat dengan normal dan susah untuk diajak bicara.

"Masih rabun matanya dan butuh perawatan. Jadi masih nunggu jadwal operasi. Kalau tidak membengkak akan dioperasi dan nunggu lancar bicaranya" kata Badung, Jumat (19/7).

Badung mengaku keseluruhan biaya operasinya tidak ditanggung Badan Penyelenggara Jaminan Sosial (BPJS). Pasalnya, luka yang dialami Sengod merupakan hasil dari kasus penganiayaan. Sehingga ia harus berusaha untuk mencari biayanya. Sisa kurangnya nanti akan dibantu oleh anggota dewan yang berjanji tersebut.

"Semoga ada yang bantu lagi karena operasinya cukup besar. Hampir Rp200 juta," ujarnya.

4. Pihak RSUP Sanglah belum tahu berapa biaya yang dibutuhkan untuk operasi luka tersebut

Dianiaya Sepupu Pakai Gagang Cangkul, Sengod Terbaring di RSUP SanglahIDN Times/Irma Yudistirani

Dikonfirmasi terpisah, Kasubag Humas RSUP Sanglah Denpasar, I Dewa Ketut Kresna, mengatakan pihaknya belum bisa mengetahui berapa biaya yang dibutuhkan untuk operasi. Kini pasien masih menjalani observasi perihal kondisinya.

"Saat ini pasien sedang observasi untuk perbaikan kondisi umum dan belum operasi. Tidak ditanggung BPJS karena memang ada pasal dalam Perpres yang mengecualikan beberapa hal tidak ditanggung," katanya, Jumat (19/7).

"Kami belum tahu karena belum tahu jenis operasinya, apakah kecil sedang atau besar. Operasinya apakah ada komplikasi atau tidak. Kami belum tahu," ungkap Kresna saat ditanya berapa biaya operasinya.

Sekadar diketahui, BPJS tidak menanggung biaya pengobatannya karena sesuai Peraturan Presiden (Perpres) Nomor 82 Tahun 2018 Tentang Jaminan Kesehatan, pasal 52 huruf f, yang menyebutkan bahwa pelayanan kesehatan yang tidak dijamin yaitu akibat tindak pidana penganiayaan, kekerasan seksual, korban terorisme, dan tindak pidana perdagangan orang sesuai dengan ketentuan perundang-undangan.

Baca Juga: Telan 125 Bungkus isi Kokain ke Bali, Warga Peru Terancam Hukuman Mati

Topik:

  • Irma Yudistirani

Berita Terkini Lainnya