2 Terduga Teroris di Bali Sudah Dipantau Sejak Lama

Mereka tinggal di Bali sejak 2014

Denpasar, IDN Times – Detasemen Khusus (Densus) 88 Antiteror menangkap dua terduga teroris di wilayah Kabupaten Jembrana, pada Kamis (10/10) pukul 2.35 Wita. Mereka seorang bapak-anak berinisial AT (45) dan ZAI (14), serta masuk dalam jaringan Jamaah Ansharut Daulah (JAD).

Terhadap penangkapan tersebut, Kapolda Bali, Irjenpol Petrus R Golose, menyampaikan pihaknya telah memonitor pergerakan keduanya sejak lama. Namun saat itu memang belum dilakukan penangkapan.

Polda Bali melalui Kabid Humasnya, Kombespol Hengky Widjaja, menyatakan hingga saat ini Densus 88 dan Counter Terorism Organize Crime (CTOC) tengah melakukan pendalaman pemeriksaan terhadap keduanya. Mereka diduga berbaiat kepada Abu Bakar Al Baghdadi.

Sementara itu Kapolda Bali merespon penangkapan tersebut saat ditemui IDN Times di Lapangan Tembak, Tohpati, Denpasar pada Sabtu (12/10). Ia mengungkapkan, kedua terduga teroris tersebut merupakan jaringan Banten, dan sebelum ditangkap diketahui hendak keluar dari Pulau Bali. Dari hasil pemantauan dan analisa Polda Bali menemukan bahwa ada beberapa yang berhubungan dengan kasus-kasus hate speech, penyebaran kebencian, pengancaman dan lainnya melalui sosial media.

“Pada waktu kejadian yang terjadi yang kita tahu bersama, itu dilakukan oleh kelompok yang berada di Banten itu. Saya juga berdiskusi kita. Dari pemantauan kita yang ada, sebenarnya kita sudah memantau ya. Karena berkaitan dengan yang tadi saya bilang adalah kasus cyber crime, kasus-kasus hate speech dan juga pengancaman yang berhubungan dengan yang berada di luar Bali,” terang Golose.

1. Kapolda Bali menyebut penangkapan kedua terduga teroris sebagai bentuk responsif Polda Bali terhadap Mabes Polri

2 Terduga Teroris di Bali Sudah Dipantau Sejak Lamawarriortalknews.typepad.com

Golose menjelaskan, tindakan penangkapan terhadap dua orang jaringan JAD di Bali ini merupakan wujud dari tindakan responsif, bukan hanya defensif saja. Pada waktu itu Golose langsung berkoordinasi dengan Mabes Polri, Satuan Tugas Anti Teror, Satuan Tugas Densus 88, dan Grup Intelijen Nasional atau BNPT.

“Sebenarnya target sudah kami pantau, sehingga karena mereka akan meninggalkan Pulau Bali. Sehingga kami melakukan apa yang disebut Right Planning Execution. Itu dilakukan pada jam 2.35 (Wita). Kemarin, dua hari yang lalu ya,” tegasnya.

Golose menyampaikan, kedua terduga yang ditangkap di Bali juga sering berhubungan dengan Abu Rara, pelaku penusukan Menteri Koordinator Bidang Politik Hukum dan Keamanan (Menko Polhukam) Jenderal (Purn) TNI, Wiranto di Menes, Pandeglang, Banten pada Kamis (10/10) lalu.

Baca Juga: Alat Inilah Disebut Dipakai Untuk Menusuk Wiranto, Ini Fakta-faktanya

2. Right Planning Execution dilakukan pagi hari. Kenapa?

2 Terduga Teroris di Bali Sudah Dipantau Sejak LamaIDN Times/Galih Persiana

Dalam melaksanakan Right Planning Execution, para petugas meringkus dua orang terduga teroris tersebut pada dini hari atau pagi hari. Kenapa harus dilakukan pada pagi hari? Menurut Golose, karena jaringan keduanya (JAD) sudah melakukan hal-hal yang tidak bisa ditolerir lagi kepada pejabat-pejabat negara. “Tidak bisa kita tolerir. Tidak bisa kita tolerir,” tegasnya.

Tindakan tersebut disebutnya sebagai tindakan preemtif straight. Polda bali telah melakukan kegiatan preventif dan preemtif untuk mencegah kelompok-kelompok tersebut melakukan tindakan-tindakan.

Dalam kasus cyber terrorism, apalagi keduanya ini berhubungan dengan jaringan teror, maka kerja sama dan penyidikannya dilakukan secara side by side, oleh direktorat kriminal khusus Polda Bali dan Densus 88. “Barengan ini,” terangnya.

Keduanya berada di Bali sejak 2014 lalu, yang kata Golose, sama dengan umur terbentuknya JAD (JAD dibentuk tahun 2014). Dari hasil pemantauan, keduanya telah melakukan kegiatan yang mengusik martabat negara.

“Hasil pemantauan dan pemeriksaan akan melakukan, tetapi yang bersangkutan diawasi, sehingga pada waktu selnya bergerak, kami juga tidak mau ambil risiko. Tetapi selama tidak melakukan kegiatan, radikal boleh saja. Tetapi tidak boleh melakukan kegiatan teror. Sekali lagi hampir setiap agama ada radikalnya, keyakinan yang kuat,” terangnya.

Baca Juga: Tertutup, Inilah Kondisi Kamar Terduga Teroris yang Ditangkap di Bali

3. Golose menjamin masyarakat dan turis di Bali bisa tidur dengan nyaman

2 Terduga Teroris di Bali Sudah Dipantau Sejak LamaIDN Times/Sukma Sakti

Pascapenangkapan dua orang terduga teroris tersebut, Golose menjaminkan dirinya untuk keamanan di Bali.

“Jadi begini, tugasnya kita adalah membuat masyarakat tidur enak. Tugasnya saya sebagai Kapolda Bali membuat anda-anda ini tidur yang tenang. Turis datang di Bali dengan baik dan kami jamin. Saya sebagai Kapolda saya jamin, menjamin keamanan, menjamin keselamatan tourism. Sehingga tugas kita adalah melakukan observasi, pemantauan selama tidak melakukan kegiatan yang mengganggu kegiatan rakyat Bali. Maka biarkanlah kami yang tidak tidur. Tetepi anda-anda semua termasuk jurnalis juga bisa tidur dengan tenang. Akan tetapi pada waktu Negara terusik, kami juga harus muncul sebagai penjaga martabat Negara dari orang-orang seperti ini," tegasnya.

Baca Juga: JRX, Jonru Hingga Hanum Rais Dipolisikan Setelah Posting Soal Wiranto

Topik:

  • Irma Yudistirani

Berita Terkini Lainnya