Antisipasi Lonjakan Kasus, Pemerintah Denpasar: Prokes Jangan Kendor

Semoga tidak ada gelombang ketiga ya semeton

Denpasar, IDN Times - Pemerintah Kota (Pemkot) Denpasar kembali mencatat adanya lonjakan kasus COVID-19. Berdasarkan data resmi harian penanganan COVID-19 Kota Denpasar, pada Minggu (23/1/2022), tercatat kasus positif COVID-19 melonjak sebanyak 23 orang, kasus meninggal dunia nihil, dan kasus sembuh bertambah 1 orang.

Sementara itu, pada Senin (24/1/2022), kasus positif COVID-19 bertambah sebanyak 8 orang, kasus meninggal dunia bertambah 1 orang, dan kasus sembuh bertambah 6 orang.

Menanggapi meningkatnya penularan virus COVID-19 di Kota Denpasar, Juru Bicara Satgas Penanganan COVID-19 Kota Denpasar, I Dewa Gede Rai, dan Walikota Denpasar, I Gusti Ngurah Jaya Negara, membeberkan beberapa kesiapan yang dilakukan Pemerintah Kota Denpasar. Apa saja? 

Baca Juga: Satu Siswa Positif COVID-19, PTM di SMP N 2 Kuta Dihentikan Sementara

1. Walikota Denpasar sebut ada langkah strategis untuk mengatasi lonjakan kasus COVID-19

Antisipasi Lonjakan Kasus, Pemerintah Denpasar: Prokes Jangan KendorPelaksanaan vaksinasi booster di Provinsi Bali. (IDN Times / Ayu Afria)

Jajaran Satgas COVID-19 Pemkot Denpasar bersama Forum Komunikasi Pimpinan Daerah (Forkopimda) menggelar Rapat Koordinasi di Kantor Walikota Denpasar, pada Minggu (23/1/2022) lalu. Dalam rapat itu dibahas langkah antisipasi lonjakan kasus dan penularan COVID-19 varian Omicron di Kota Denpasar.

Saat itu, Walikota Denpasar, I Gusti Ngurah Jaya Negara, menyampaikan langkah strategis untuk mengatasi lonjakan kasus COVID-19, di antaranya:

  • Peningkatan kapasitas 3T (tracing, testing, treatment)
  • Menggencarkan pelaksanaan vaksinasi, termasuk booster
  • Mewajibkan penerapan aplikasi Peduli Lindungi
  • Menyiapkan Isolasi Terpusat (Isoter)
  • Optimalisasi rumah sakit rujukan, mulai dari ketersediaan bed, oksigen, dan obat-obatan
  • Menggencarkan Operasi Yustisi Penegakan Protokol Kesehatan
  • Memakai masker
  • Mencuci tangan dengan sabun dan air mengalir
  • Menjaga jarak
  • Menjauhi kerumunan 
  • Membatasi mobilisasi dan interaksi
  • Pemberian bantuan sembako bagi masyarakat Kota Denpasar yang terkonfirmasi COVID-19

“Jadi beberapa langkah strategis ini kami akan terus optimalkan, sehingga bisa memutus penularan COVID-19,” ungkap Jaya Negara.

2. Satgas Kota Denpasar mulai rujuk pasien isoman menuju isoter

Antisipasi Lonjakan Kasus, Pemerintah Denpasar: Prokes Jangan KendorRujukan pasien untuk isoter di Kota Denpasar. (Dok. IDN Times / Humas Pemkot)

Satgas COVID-19 Kota Denpasar juga langsung menjemput pasien isolasi mandiri (isoman) untuk dirujuk ke isolasi terpusat (isoter). Optimalisasi isoter dinilai merupakan tindakan berkelanjutan untuk mencegah lonjakan kasus. Terlebih lagi saat ini untuk mengantisipasi penularan Varian Omicron.

Pihak Satgas juga menyediakan sebuah hotel di pusat Kota Denpasar dan di Wisma Werdhapura. 

“RSUD Wangaya, untuk oksigen, tempat tidur, dan obat masih mencukupi. Semoga lonjakan bisa kita antisipasi sejak dini,” jelas Jaya Negara.

3. Masyarakat diimbau untuk selalu waspada dan tidak lengah

Antisipasi Lonjakan Kasus, Pemerintah Denpasar: Prokes Jangan KendorPelebon Ngaben Raja Puri Pemecutan Denpasar, Ida Cokorda Pemecutan XI. (IDNTimes/Ni Ketut Sudiani)

Juru Bicara Satgas Penanganan COVID-19 Kota Denpasar, I Dewa Gede Rai, pada Senin (24/1/2022), menyampaikan secara kumulatif kasus positif COVID-19 di Kota Denpasar tercatat 38.060 kasus, angka kesembuhan pasien 36.979 orang (97,16 persen), meninggal dunia sebanyak 1.005 orang (2,64 persen), dan kasus aktif yang masih dalam perawatan sebanyak 76 orang (0,20 persen).  

Saat ini penularan virus COVID-19 di Kota Denpasar mulai mengalami tren peningkatan. Karenanya, ia mengimbau kepada masyarakat untuk selalu waspada dan tidak lengah atas perkembangan kasus. Penerapan protokol kesehatan tetap harus wajib dilaksanakan dengan berpedoman pada penerapan Pemberlakuan Pembatasan Kegiatan Masyarakat (PPKM) Level 2 Jawa-Bali.

"Kondisi ini harus menjadi perhatian kita bersama. Tidak boleh kendor dalam menerapkan protokol kesehatan. Karena jika lengah dan abai dengan prokes, tidak menutup kemungkinan kasus akan terus meningkat," ujarnya.

Topik:

  • Ni Ketut Sudiani

Berita Terkini Lainnya