Atlet Anggar Indonesia Kurang Jam Terbang

Badung, IDN Times - Pelatih Anggar Indonesia spesialis Epee putra-putri, Muhamad Indra Hariana, menyadari penuh lawan berat Indonesia di Kejuaraan Anggar Asia 2025. Sehingga ia tidak berharap banyak, selain menambah jam terbang anak didiknya. Indonesia sendiri harus berjuang lebih untuk mencapai target olimpiade dalam olahraga Anggar ini. Kejuaraan ini dinilai menambah pengalaman, dan atlet Indonesia dapat mempelajari teknik-teknik lawannya, terutama atlet Anggar Jepang. Atlet Anggar Indonesia hanya mampu mengikuti 4-5 kali pertandingan dari target 24 kali pertandingan per tahunnya.
"Kalau Timnas Indonesia ya kita gak ada targetlah di sini. Kita lebih ke jam terbang. Karena target kita itu di SEA Games 2025 di Bangkok bulan Desember. Indonesia kurang jam terbang," terangnya.
1. Putri Yanti masuk babak 64 besar

Putri Yanti (22) asal Sumatra Selatan menjadi satu-satunya dari empat atlet Foil/Floret Putri yang tampil di babak 64 besar pada hari pertama Kejuaraan Anggar Asia 2025. Ia berhasil meraih dua kemenangan dari lima pertandingan di babak penyisihan Pool, mengalahkan Joy Ashitha Stalinraj dari India dan Wihelmina Lozada dari Filipina. Putri gagal melangkah ke babak 32 besar, setelah dikalahkan Chin Man Yang dari Chinese Taipei dengan skor 4-5.
"Saya bersyukur bisa tampil di babak utama Kejuaraan Anggar Asia. Saya sudah berusaha maksimal, tetapi lawan memang lebih bagus," ungkapnya.
Peraih emas Individual Floret Putri TFF Minime Series Thailand 2018 tersebut mengaku banyak pengalaman yang dipetik dari hasil Kejuaraan Anggar Asia 2025. Ia juga akan fokus memperbaiki kekurangannya dengan berlatih, dan tetap berharap terpilih memperkuat Kontingen Indonesia di SEA Games Thailand 2025.
2. Persiapan atlet Indonesia lebih singkat

Tiga atlet lain yang mengalami kekalahan dalam lima pertandingan di babak penyisihan Pool adalah Leode Lundy Winona, Shafira Nadia Reynara, dan Riley Kumalaputra. Leoda Lundy Winona tak banyak bicara saat ditemui awak media. Polwan berpangkat Bripda yang bertugas di Polrestabes Bandung itu, mengatakan pertandingan ini sangat menarik dan menyenangkan baginya. Ia berjibaku melawan atlet Anggar dari New Zealand, Chinese Taipe, China, Korea Selatan, dan Australia. Ia mengaku persiapannya masih kurang karena hanya diberi kesempatan empat bulan persiapan.
"Terima kasih karena udah diperkenankan bertanding di sini. Jadi menambah pengalaman juga. Gak lolos sih," ungkapnya.
3. Atlet Sabel Putra penuhi target babak utama

Sementara itu, atlet Sabel Putra Indonesia memenuhi target meloloskan tiga atletnya ke babak utama nomor Individual. Dalam babak penyisihan Pool, Dita Apriadi mengawali lolos ke babak 64 besar setelah sukses meraih tiga kemenangan. Dita mengalahkan Mohammad Haziq Asahrin (Brunei Darussalam), Zhanat Nabiyet (Kazakhstan), dan Ahmed Alhammadi (United Emirate Arab). Namun Dita harus mengakui keunggulan Yinghul Yan (China) dengan skor 5-15.
“Saya memang sudah berupaya maksimal tetapi Yinghul Yan memang cukup tangguh. Dia merupakan anggota Tim Beregu Sable Putra China yang meraih medali emas di Olimpiade Paris 2024,” kata Dita.
Selanjutnya, disusul M Adrenal Zamhar yang memetik dua kemenangan atas Mohd Yunus Hj Abd Hamid (Brunei) dan Hamish Bulmer dari Selandia Baru. Pada babak 64 besar, Adrenal dikalahkan Wei Zuo Dan (Singapura) dengan skor 10-15. Terakhir, Ricky Dhisulimah meraih tiga kemenangan atas Islambek Abdazov (Uzbekistan), Marcus Maximilian Tan (Singapura), dan Esteban Hoarau (Australia). Namun, Ricky dihentikan Shaotong Luo (China) dengan skor 7-15 di babak 64 besar.