Anggota DPRD Klungkung Soroti Minimnya Fasilitas di RSUD Gema Santi

- Komisi II DPRD Klungkung membahas minimnya fasilitas di RSUD Gema Santi di Nusa Penida, termasuk ketiadaan ruang tunggu ibu pasca melahirkan.
- Kebersihan di RSUD Gema Santi menjadi sorotan, dengan laporan keberadaan lalat dan nyamuk yang perlu segera ditangani.
- Kondisi puskesmas pembantu di Dusun Lemo, Desa Sakti juga dibahas, terutama tentang kekurangan pagar pembatas dan tempat sembahyang (pura).
Klungkung, IDN Times - Komisi II DPRD Klungkung mengundang Dinas Kesahatan, untuk membahas sejumlah permasalahan kesehatan, khususnya di wilayah Nusa Penida. Salah satu yang menjadi sorotan adalah minimnya fasilitas di RSUD Gema Santi.
Anggota Komisi II DPRD Klungkung, I Wayan Suartamengungkap, minimnya fasilitas di RSUD itu disampaikan masyarakat.
Salah satu masalah utama adalah ketiadaan ruang tunggu bagi ibu usai melahirkan. Hal itu memaksa banyak ibu harus bolak-balik dari rumah ke rumah sakit untuk menyusui bayi mereka yang masih membutuhkan perawatan.
“Banyak ibu yang harus bolak-balik menyusui bayi mereka karena tidak ada ruang tunggu. Jarak geografis yang jauh di Nusa Penida membuat hal ini menjadi beban besar bagi para ibu,” ujar Suarta, Jumat (17/1/2025).
Kepala Dinas Kesehatan Klungkung, drg. I Gusti Ayu Ratna Dwijawati yang hadir langsung dalam rapat itu, berencana akan koordinasi dengan pihak rumah sakit, terkait ruang tunggu ibu pasca melahirkan di RSUD Gema Santi.
Jika pembangunan ruang tunggu belum memungkinkan dalam waktu dekat, solusi sementara berupa penggunaan salah satu ruang rawat inap.
"Kami akan pertimbangkan penggunaan salah satu ruang rawat inap untuk ruang tunggu bagi ibu pasca melahirkan," jelas Rarna Dwijayanti, Jumat (17/1/2025).
1. Anggota dewan sebut banyak lalat di RSUD Gema Santi

Wayan Suarta juga menyoroti masalah kebersihan di RSUD Gema Santi. Ia mengungkapkan bahwa keberadaan lalat dan nyamuk di area rumah sakit masih menjadi masalah serius yang perlu segera ditangani.
“Saya melihat langsung kondisi ini saat mengantar warga berobat. Rumah sakit harus segera memperbaiki kebersihan agar memberikan kenyamanan bagi pasien,” ungkap Suarta.
2. Puskesmas pembantu di Dusun Lemo belum dilengkapi pagar pembatas

Dalam rapat tersebut, Komisi II juga membahas kondisi puskesmas pembantu di Dusun Lemo, Desa Sakti, yang belum memiliki pagar pembatas. Akibatnya, area Pustu sering dimasuki ternak warga, seperti babi. Selain itu, tidak adanya tempat sembahyang (pura) di Pustu tersebut turut menjadi perhatian masyarakat.
“Warga merasa bingung bagaimana mereka bisa berdoa dan meminta kesembuhan jika tidak ada tempat bersembahyang di sana,” ungkap Suarta.
3. Dinas Kesehatan telah anggarkan Rp300 juta untuk bangun pagar Pustu Lemo

Kepala Dinas Kesehatan Klungkung, I Gusti Ayu Ratna Dwijawati berjanji mengatasi masalah kebersihan di RS Gema Santi Nusa Penida. Namun, ia juga menekankan pentingnya peran masyarakat dalam menjaga kebersihan lingkungan rumah sakit.
“Soal perilaku masyarakat memang menjadi tantangan tersendiri, tetapi ini akan menjadi fokus kami,” jelasnya.
Untuk pembangunan pagar pembatas di Pustu Lemo, Ratna Dwijawati menyebutkan pihaknya telah mengusulkan anggaran sebesar Rp300 juta. Namun, realisasi pembangunan tersebut masih bergantung pada kondisi anggaran daerah.
“Kami sudah usulkan anggaran untuk pembangunan pagar, tetapi pelaksanaannya akan disesuaikan dengan prioritas APBD,” katanya.