TUTUP
SCROLL UNTUK MELANJUTKAN MEMBACA
Gabung di IDN Times

Pemuda 22 Tahun Meninggal Usai Digigit Anak Anjing di Kali Unda

Jangan dibiarkan jika pernah digigit anjing, kucing dan kera

Kaus belang hitam putih: Ibu korban. (IDN Times/Wayan Antara)

Klungkung, IDN Times - Pemuda asal Banjar Peninjoan, Desa Paksebali, Klungkung, AA Gede Rai Karyawan (22) meninggal dunia setelah didiagnosa positif rabies, Minggu petang (19/5). Korban pernah digigit anjing anjing rabies sekitar tiga bulan lalu.

1. Ia digigit anak anjing sekitar dua atau tiga bulan lalu di Kali Unda

Kaus hitam: Ayah korban. (IDN Times/Wayan Antara)

Riwayat gigitan anjing terhadap AA Gede Rai Karyawan tidak diketahui secara pasti. Namun berdasarkan informasi rekan-rekannya, AA Gede Rai digigit anak anjing sekitar dua atau tiga bulan lalu di sekitar objek wisata Kali Unda, Desa Paksebali. Ia terkena gigitan di tangan kanannya.

"Ia lihat anak anjing, lalu diambil dan digigit jari tangannya. Sudah disuruh sama teman-temannya untuk cari VAR (Vaksin Anti Rabies), tapi ia tidak mau karena lukanya sangat kecil," ungkap kerabat dari AA Gede Rai, Anak Agung Oka, Senin (20/5).

2. Gede Rai mulai tidak bisa minum air dan takut kena angin

animalwised.com

Meskipun sudah digigit beberapa bulan lalu, namun gejala-gejala rabies baru muncul Sabtu (18/5) malam. AA Gede Rai mulai sesak dan tidak bisa minum air putih.

"Anak saya (AA Gede Rai) mulai sesak dan tidak bisa minum air," ujar AA Ngurah Yasa, ayahnya.

Ia lalu dibawa ke Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) Klungkung dan disarankan untuk opname. Tapi keluarga justru memutuskan untuk membawanya pulang.

"Minggu pagi (19/5), anak saya mulai mengamuk kalau kena angin. Karena seperti orang kesurupan, kami cari balian (Pengobatan alternatif) di Banjarangkan. Lalu diarahkan oleh balian, ke mantri (Perawat). Saat itulah dibilang terkena rabies, dan diminta ke rumah sakit Klungkung," katanya.

3. Meninggal dunia setelah muntah 20 kali

Ilustrasi jenazah. (IDN Times/Sukma Shakti)

AA Gede Rai masuk RSUD Klungkung sekitar pukul 18.00 Wita. Gejalanya semakin parah. Selain mengalami hidro fobia (Takut air), pemuda itu juga mengalami aero fobia (Takut angin).

Ia terus mengamuk hingga kaki dan tangannya harus diikat di bed. Ia sering muntah sampai 20 kali sebelum menghembuskan napas terakhirnya, Minggu (19/5) sekitar pukul 20.30 Wita.

"Kami sudah berkoordinasi dengan Bidang Kesehatan Hewan, Dinas Pertanian Klungkung terkait kasus ini. Tim penanganan rabies sudah turun, untuk memutus rantai penularannya," ungkap Kadis Kesehatan Klungkung, dr Adi Swapatni.

Berita Terkini Lainnya