TUTUP
SCROLL UNTUK MELANJUTKAN MEMBACA
Gabung di IDN Times

Pelajar SMP & SMA Nyaris Duel di Klungkung Mengaku Demi Solidaritas

Mereka akhirnya melakukan mediasi

Foto hanya ilustrasi. (Pexels.com/Snapwire)

Klungkung, IDN Times - Warga Desa Manduang berhasil menggagalkan dua kelompok pelajar Sekolah Menengah Pertama (SMP) dan Sekolah Menengah Atas (SMA) yang nyaris berkelahi di jembatan perbatasan Desa Manduang dan Aan, Banjarangkan, Sabtu (12/10) malam. Dari puluhan remaja, warga mengamankan 13 pelajar dan diserahkan ke Kepolisian Resor (Polres) Klungkung.

Satuan Reserse Kriminal (Satreskrim) Polres Klungkung telah melakukan mediasi terhadap dua kelompok pelajar tersebut. Selain mendatangkan orangtua, pihak kepolisian juga mendatangkan para guru. Polisi lalu meminta anak-anak yang terlibat untuk membuat surat pernyataan, agar tidak lagi mengulangi perbuatannya, Selasa (15/10).

1. Siswa kelas VI SD ikut terlibat

IDN Times/Sukma Sakti

Orangtua para pelajar sudah berada di Satreskrim Polres Klungkung sekitar pukul 10.00 Wita. Mereka berasal dari dua desa berbeda Kabupaten. Yakni dari Banjar Delod Yeh, Desa Talibeng, Sidemen, Kabupaten Karangasem dan di Desa Besan, Kabupaten Klungkung.

Pelajar yang terlibat ternyata tidak hanya siswa SMP dan SMA saja. Di antara mereka bahkan ada yang masih kelas VI Sekolah Dasar (SD).

"Saya tidak menyangka anak saya juga terlibat. Anak saya masih SD, belum mengerti apa-apa," ujar Komang W, warga Desa Talibeng yang anaknya ikut diamankan polisi akibat peristiwa tersebut.

2. Ikut-ikutan terlibat karena solidaritas

IDN Times/Sukma Shakti

Beberapa siswa mengaku menyesali setelah kejadian. Seperti yang diungkapkan seorang pelajar kelas IX di sekolah negeri daerah Dawan, I Putu Y (15). Ia mengaku ikut-ikutan karena solidaritas dan ingin membantu temannya. Namun ia sangat menyesal, karena urusannya sampai ke kepolisian.

Putu Y menceritakan, sebelum kejadian dirinya berkumpul dulu bersama teman-temannya di area parkir Jagatnata, Klungkung. Ia lalu menerima informasi melalui pesan WhatsApp, jika temannya ada masalah dan akan berkelahi.

Namun belum mulai berkelahi, delapan warga dari desa Manduang memergoki mereka tengah berkumpul. Dua kelompok pelajar yang awalnya berjumlah puluhan jadi kabur, dan 13 di antaranya berhasil diamankan.

"Sangat menyesal karena sampai ditangkap polisi. Sepeda motor juga ditahan," jelasnya.

Ia mengaku dimarahi, dan dikatakan kalau sampai ada pertumpahan darah harus menanggung biaya mecaru mencapai Rp150 juta.

Baca Juga: Warga Manduang Gagalkan Puluhan Pelajar SMP & SMA yang Nyaris Berduel

Berita Terkini Lainnya