TUTUP
SCROLL UNTUK MELANJUTKAN MEMBACA
Gabung di IDN Times

20 Tahun Stroke, Mantan Bupati Klungkung Tjokorda Gde Agung Meninggal

Jenazah disemayamkan di Puri Agung Klungkung sampai 3 bulan

Jenazah almarhum mantan Bupati Klungkung periode 1983-1993, dr Tjokorda Gde Agung saat disemayamkan di Puri Agung Klungkung, Sabtu (30/5). (IDN Times/Wayan Antara)

Klungkung, IDN Times - Bupati Klungkung periode 1983-1993, dr Tjokorda Gde Agung menghembuskan nafas terakhir pada Sabtu (30/5). Mantan Bupati yang juga tokoh Puri Klungkung tersebut meninggal dunia setelah 20 tahun mengalami stroke.

Saat ini jenazah almarhum masih disemayamkan di Puri Agung Klungkung dan belum dapat dipastikan kapan pelebon akan dilaksanakan.

Bupati Klungkung I Nyoman Suwirta juga sempat berdoa di samping jenazah almarhum. Suwirta menyampaikan bela sungkawa dan turut berduka cita atas berpulangnya salah satu putra terbaik Klungkung. 

“Kami turut berduka cita atas meninggalnya salah satu putra terbaik Klungkung. Semoga beliau mendapat tempat terbaik di sisi-Nya,” ujar Suwirta.

1. Lima tahun belakangan sakit Tjokorda Gde Agung kian parah

Bupati Klungkung I Nyoman Suwirta saat menyampaikan bela sungkawa dihadapan Ida Dalem Semara Putra, Sabtu (30/5). (IDN Times/Wayan Antara)

Adik almarhum yang juga penglingsir Puri Agung Klungkung, Ida Dalem Semara Putra mengungkapkan, dr Tjokorda Gde Agung mengembuskan nafas terakhir pukul 06.00 Wita. dr Tjokorda Gde Agung meninggal di usia 79 tahun karena penyakit stroke yang sudah diderita sejak tahun 2000.

"Lima tahun belakangan ini sakitnya kian parah. Hanya bisa terbaring di tempat tidur, dan tidak bisa diajak berkomunikasi," ungkap Ida Dalem Semara Putra, Sabtu (30/5).

Ida Dalem Semara Putra menjelaskan, pelebon terhadap jenazah Tjokorda Gde Agung belum dapat dilaksanakan karena masih dalam masa pandemik COVID-19.

"Saat ini jenazah disemayamkan di Puri Agung Klungkung sampai 3 atau 4 bulan ke depan. Masih menunggu situasi pandemik," ungkap Ida Dalem Semara Putra.

Terkait pengawetan jenazah, pihak puri sudah berkoordinasi dengan pihak rumah sakit. dr Tjokorda Gde Agung meninggalkan tiga orang putra dan seorang putri.

2. Penggagas Monumen Puputan Klungkung dan nama Kota Semarapura

Monumen Puputan Klungkung. (IDN Times/Wayan Antara)

Saat masih menjabat sebagai Bupati Klungkung, dr Tjokorda Gde Agung dikenal sebagai penggagas dibangunnya Monumen Puputan Klungkung yang hingga saat ini menjadi ikon Kota Semarapura.

dr Tjokorda Gde Agung juga merupakan pihak yang menggagas penggantian nama Kota Klungkung menjadi Kota Semarapura pada tahun 1992.

"Monumen Puputan Klungkung dibangun untuk mengenang perjuangan rakyat Klungkung saat Perang Puputan," jelas Ida Dalem Semaraputra. 

Berita Terkini Lainnya