TUTUP
SCROLL UNTUK MELANJUTKAN MEMBACA
Gabung di IDN Times

Ingat Ya, Masyarakat Tabanan Diminta Waspada Meskipun Kasus DBD Turun

Diprediksi meningkat pada musim penghujan

pexels.com/ Pixabay

Tabanan, IDN Times - Demam berdarah denque (DBD) adalah penyakit endemis di Bali. Namun di awal tahun 2021 ini, kasus DBD menurun secara drastis dibandingkan periode yang sama tahun sebelumnya.

Berdasarkan data dari Dinas Kesehatan Tabanan, kasus DBD pada tiga bulan pertama hanya sebanyak 10 kasus. Meskipun menurun, bukan berarti masyarakat melonggarkan kewaspadaan terhadap penyakit ini. Karena diprediksi memasuki musim penghujan akan terjadi peningkatan.

Baca Juga: Tanam Porang di Lahan Tidak Produktif Bisa Menghasilkan Uang Lho

Baca Juga: 5 Cara Mencegah DBD, Sering Fogging Justru Tak Disarankan

1. Kasus DBD mengalami penurunan jika dibandingkan periode yang sama pada tahun sebelumnya

Seorang ibu mengompres kepala anaknya yang dirawat akibat terserang demam berdarah dengue atau DBD (ANTARA FOTO/Kornelis Kaha)

Kepala Dinas Kesehatan Tabanan, dr Nyoman Suratmika, pernah memaparkannya pada Jumat (23/4/2021), bahwa pada awal tahun 2021 kasus DBD mengalami penurunan yang signifikan jika dibandingkan pada tahun sebelumnya. Berdasarkan data kasus DBD tahun 2020 yaitu:

  • Januari: 18 kasus
  • Februari: 56 kasus
  • Maret: 84 kasus.

Sementara data kasus DBD tahun 2021 adalah:

  • Januari: 0 kasus
  • Februari: 2 kasus
  • Maret: 8 kasus.

2. Penerapan prokes COVID-19 berefek pada penurunan penyakit karena virus

IDN Times/Wira Sanjiwani

Menurut Suratmika, hal yang berkontribusi dalam penurunan kasus DBD ini karena masyarakat menerapkan protokol kesehatan (Prokes) untuk mencegah COVID-19.

"Secara tidak langsung kebiasaan tersebut juga menghindari masyarakat dari penyakit yang dikarenakan virus lainnya. Salah satunya DBD," paparnya.

DBD sendiri merupakan penyakit karena virus yang sebenarnya bisa sembuh sendiri jika daya tahan tubuh sedang bagus.

"Saat ini masyarakat lebih menjaga kondisi tubuhnya untuk terhindari dari COVID-19. Sehingga rata-rata daya tahan tubuhnya bagus. Hal ini menjadi tameng dari penyakit akibat virus lainnya," kata Suratmika.

Berita Terkini Lainnya