TUTUP
SCROLL UNTUK MELANJUTKAN MEMBACA
Gabung di IDN Times

Menteri PPPA Kunjungi Ibu dan 2 Anak Dirantai di Tabanan

Menteri masih menunggu hasil diagnosis psikologis

Menteri PPPA, Bintang Darmawati, saat mendatangi Polres Tabanan untuk menemui ibu dan anak korban perantaian, Selasa (25/10/2022). (IDN Times/Wira Sanjiwani)

Tabanan, IDN Times - Menteri Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak (PPPA), I Gusti Ayu Bintang Darmawati, mendatangi dua anak korban yang dirantai beserta sang ibu kandung yang ditetapkan sebagai tersangka, di Kepolisian Resor (Polres) Tabanan, Selasa (25/10/2022).

Bintang datang sekitar pukul 15.00 Wita dan kurang lebih satu jam di lokasi. Setelah berbicara dengan ibu kandung, UDW (40 tahun), serta dua anaknya, DH (6 tahun) dan DE (3 tahun), Bintang memaparkan pihaknya akan terus memantau perjalanan kasus ini dan memastikan pengasuhan terbaik bagi si anak.

Baca Juga: 2 Anak Dirantai Ibu Kandung dalam Rumah di Tabanan

1. Menteri PPPA apresiasi langkah cepat dan tanggap Polres Tabanan dan Pemkab Tabanan

Menteri PPPA, Bintang Darmawati, saat mendatangi Polres Tabanan untuk menemui ibu dan anak korban perantaian, Selasa (25/10/2022). (IDN Times/Wira Sanjiwani)

Bintang menyebutkan, kasus anak dirantai yang terjadi di Kabupaten Tabanan bukanlah kasus pertama di Indonesia. Namun ia memberikan apresiasi respon cepat Polres Tabanan dan Pemerintah Kabupaten (Pemkab Tabanan) dalam menangani kasus ini.

"Kami dari Kementerian PPPA selalu melakukan koordinasi dengan daerah jika mendapatkan kasus viral di media sosial. Sebab tidak semua kasus viral di medsos ini benar adanya. Namun untuk kasus ini saya apresiasi dengan kecepatan dan ketanggapan dalam mengatasinya," ujar Bintang di Polres Tabanan, Selasa (25/10/2022).

2. Kementerian PPPA memastikan pengasuhan terbaik bagi anak

IMS dan UDW saat diperiksa di Polres Tabanan (IDN Times/Wira Sanjiwani)

Ia melanjutkan, pihak Kementerian PPPA akan terus memantau perkembangan kasusnya. Menurut Bintang, selama proses hukum berlangsung, pihaknya memastikan kedua anak korban mendapatkan pengasuhan terbaik.

"Saat ini anak dirawat dan tinggal di rumah singgah yang  disiapkan Pemkab Tabanan. Ke depan tentu dipikirkan pengasuhan terbaik anak-anak ini. Tentunya diusahakan anak diasuh oleh keluarga yang paling dekat seperti keluarga dari orangtuanya. Namun jika tidak ada, barulah difasilitasi, dirawat di fasilitas seperti rumah singgah, yayasan atau panti asuhan," jelasnya.

"Tidak semua kasus, kami dari Kementerian yang menangani. Apabila pemerintah daerah mampu, tentu kami dari Kementerian akan melakukan koordinasi," imbuhnya.

Berita Terkini Lainnya