TUTUP
SCROLL UNTUK MELANJUTKAN MEMBACA
Gabung di IDN Times

P2TP2A: Bali Rentan ada Pariwisata Seks Anak

Sindikat trafficking cari anak-anak di Jawa Barat

Pexels.com/Craig Adderley

Denpasar, IDN Times - Sebagai tempat tujuan pariwisata dunia, Bali ternyata rentan dijadikan tempat prostitusi anak di bawah umur. Apalagi setelah terungkapnya praktik prostitusi yang mengeksploitasi anak di bawah umur di Gang 3B, Sanur, Denpasar, Jumat (5/1) lalu.

Baca Juga: Diimingi Gaji Rp11 Juta, Lima Gadis Asal Bekasi 'Dijual' di Sanur

1. Unsur trafficking-nya sudah terpenuhi

IDN Times/Reza Iqbal

Ketua Pusat Pelayanan Terpadu Pemberdayaan Perempuan dan Anak (P2TP2A) Denpasar, Luh Putu Anggreni, mengungkapkan kasus perdagangan orang harus menjadi perhatian semua pihak. Terlebih setelah terungkapnya lima anak di bawah umur yakni Bunga (17), Mawar (14), Melati (14), Tulip (15), Anggrek (16) yang dieksploitasi secara seksual di Sanur.

Mereka dijerat utang tiket pesawat dari Jakarta ke Bali. Untuk membayar utangnya tersebut, mereka harus melayani laki-laki hidung belang dengan tarif Rp250 ribu hingga Rp300 ribu.

"Jadi unsur trafficking sudah terpenuhi, ada iming-iming dan jeratan utang. Mereka dieksploitasi secara seksual bahkan sebanyak delapan kali semalam," jelas Ni Luh Putu Anggreni, Minggu (6/1).

2. Pasti ada jaringannya

IDN Times/Sukma Shakti

Ia menjelaskan, kasus trafficking pasti melibatkan banyak orang dan berupa sindikat. Daerah asal anak-anak yang disasar adalah Jawa Barat, Jakarta, dan Jawa Timur. Sementara kota-kota yang sering disasar adalah Cianjur, Bekasi, Jakarta, serta kota Malang.

"Bali rentan dengan pariwisata seks anak. Padahal harusnya alam dan budaya. Trafficking ini sindikat karena prosesnya sudah dari awal yakni perekrutan hingga tujuan yakni menjualnya," jelasnya.

Untuk itu ia meminta seluruh pihak terkait dan masyarakat secara umum supaya lebih perhatian. Jika ini terus berlangsung, nama Bali yang merupakan tujuan wisata alam dan budaya bisa tercoreng.

Kepada pihak kepolisian, ia juga ingin agar lebih sering melakukan razia ke tempat-tempat yang dicurigai. Pasalnya, korban selalu tak berdaya dan tahu harus berbuat apa.

"Karena biasanya korban ini tak berdaya. Tiba-tiba ada di tempat seperti itu gimana, ini ibunya nangis semua minta diselamatkan anaknya," katanya.

Baca Juga: Psikis 5 Anak Korban Trafficking di Sanur Mulai Labil

3. Ciri-ciri gadis yang disasar sindikat trafficking

bustle.com

Ia mengungkapkan siapa saja korban yang 'direkrut' oleh sindikat trafficking. Katanya, mereka memang menyasar anak-anak di bawah umur. Alasannya karena lebih mudah diatur dan belum berpengalaman. Selain itu juga aman dan terbebas dari penyakit.

Umumnya, sindikat akan mencari anak-anak yang putus sekolah, cantik, dan dari kalangan ekonomi ke bawah. Jadi mereka dibohongi dengan bekerja di kafe sebagai pelayan, namun saat di Bali dijual kepada lelaki hidung belang.

Ia menuturkan, lima anak yang berhasil diamankan saat ini berada di rumah penampungan wilayah Bali. Mereka masih menjalani pemeriksaan kesehatan dan pemulihan psikologis hari Senin (7/1).

Anggreni menyarankan kepada semua remaja supaya lebih berhati-hari dengan tawaran gaji yang menggiurkan. Sementara untuk orangtua harus lebih perhatian dalam menjaga anaknya.

"Hati-hati jangan sampai terbujuk rayu. Ini trafficking antar provinsi dan berbahaya. Ini rentan, dan Bali sebagai daerah tempat tujuan penjualan anak harus lebih perhatian. Masyarakat juga jika menemukan hal semacam ini harus segera melaporkannya dan jangan dianggap hal yang biasa," ucapnya.

Berita Terkini Lainnya