TUTUP
SCROLL UNTUK MELANJUTKAN MEMBACA
Gabung di IDN Times

Anak Korban Perdagangan Seks di Sanur Diterbangkan ke Jakarta

Mereka masih ada yang bingung dan takut pulang

Ketua Pusat Pelayanan Terpadu Pemberdayaan Perempuan dan Anak (P2TP2A Denpasar, Luh Putu Anggraeni. (IDN Times/ Imam Rosidin)

Denpasar, IDN Times - Terhitung sudah dua minggu lima gadis di bawah umur diamankan bersama dua tersangka kasus Tindak Pidana Perdagangan Orang (TPPO) oleh Ditreskrimum Polda Bali pada Jumat (4/1) lalu.

Kini kelima gadis yang diselamatkan dari tempat pelacuran di Sanur tersebut telah diterbangkan ke Jakarta, Kamis (17/1) pagi.

Baca Juga: Diburu! Otak Sindikat Perdagangan Anak di Sanur Berasal dari Bekasi

1. Jalani pelatihan di Jakarta

medium.com

Sebelumnya, kelima anak tersebut telah menjalani pemulihan mental dan kesehatan fisik di rumah aman wilayah Tabanan. Setelah dirasa cukup, kelimanya diserahkan ke Kementerian Sosial Republik Indonesia di Jakarta untuk menjalani pemulihan dan pelatihan lanjutan.

"Kelimanya kini tanggung jawabnya sudah ada di Pemerintah Pusat melalui Kementerian Sosial. Selanjutnya akan dilatih beragam jenis keterampilan sebelum benar-benar dipulangkan ke orang tuanya," jelas Ketua Pusat Pelayanan Terpadu Pemberdayaan Perempuan dan Anak (P2TP2A Denpasar, Luh Putu Anggraeni, Kamis (17/1) siang.

2. Ada yang ingin melanjutkan sekolah

Pexels.com/emily ranquist

Selama Kemensos, anak-anak ini ditempatkan di rumah aman supaya belajar bekerja di luar pekerjaannya selama ini. Di antara mereka banyak yang antusias. Misalnya bisa merias, memasak, dan menjahit. Selain itu sebagian dari mereka juga ingin melanjutkan pendidikan ke Sekolah Menengah Kejuruan.

"Anak-anak ini ada yang serius, ada juga yang masih bingung. Mereka takut pulang ke rumah karena sebelumnya pamit untuk kerja di kafe, bukan sebagai pelayan seksual," katanya.

3. Harus ditangani secara serius

IDN Times/Sukma Shakti

P2TP2A juga sudah bertemu dengan pihak Kejaksaan Tinggi Denpasar, meminta agar serius menangani kasus ini nantinya. Ia bahkan telah menghubungi Lembaga Perlindungan Saksi Korban agar menjamin kelima anak ini bisa dihadirkan dalam persidangan nanti.

"Kasus ini harus ditangani serius karena sudah menyangkut perdagangan manusia. Bali jangan sampai dijadikan tujuan wisata seks anak," imbuhnya.

Berita Terkini Lainnya