TUTUP
SCROLL UNTUK MELANJUTKAN MEMBACA
Gabung di IDN Times

Ada Titik Terang, Korban Paedofil Ashram Klungkung Berjenis Laki-laki

Modusnya mulai diajak mandi bersama hingga yoga

IDN Times/Imam Rosidin

Denpasar, IDN Times - Ketua Komisi Nasional Perlindungan Anak Indonesia, Arist Merdeka Sirait akhirnya mendatangi Kepolisian Daerah (Polda) Bali, Kamis (14/2) pagi. Selama di Polda Bali, ia bertemu dengan Direktur Reskrimum Polda Bali, Kombes Pol Andi Fairan. 

Lalu seperti apa hasil pembicaraannya itu?

Baca Juga: Dugaan Paedofil di Ashram Klungkung, Arist: Tak Perlu Laporan Korban

1. Arist Merdeka telah bertemu dengan seorang korban ashram yang mengaku

IDN Times/Irma Yudistirani

Usai pertemuan tersebut, Arist Merdeka Sirait, mengungkapkan pihaknya telah bertemu dengan seorang siswa ashram yang ikut kabur pada tahun 2010 lalu. Ia menegaskan, kasus yang hendak dilaporkan ini rupanya terjadi pada tahun 2010 lalu, dan baru diketahui pada tahun 2015. Jumlah korbannya sendiri disebut sebanyak 12 anak.

"Dalam peristiwa tahun 2010 itu, 12 orang anak ashram kabur, dan mereka keluar karena terjadi peristiwa dugaan kejahatan seksual," katanya.

2. Ada sekitar empat modus yang dilakukan oleh pelaku. Satu di antaranya mandi bersama

Pixabay.com/PublicDomainPictures

Dari hasil pertemuannya dengan korban diketahui, ada beragam modus yang dilakukan oleh pelaku. Di antaranya mandi bersama dan pijat. Dalam hal ini, ia menyimpulkan bahwa ada pengakuan dari korban, yang artinya peristiwa itu benar-benar ada. Lalu modus lain yang dilakukan oleh pelaku adalah korban dinilai saat menari dan yoga. Jika penari yang liukannya bagus, akan diajak ke kamar pelaku.

"Mendapat perlakuan itu mereka kabur, karena mereka tak menduga hal itu terjadi di tempat mereka menimba ilmu. Kami berkoordinasi dengan Direskrimum menyampaikan, bahwa pada tahun 2010 diduga terjadi peristiwa kejahatan seksual di ashram itu. Maka ini perlu didalami. Kami bekerja sama dengan Direskrimum untuk membuat pelaporan," ungkapnya.

3. Ke-12 korban itu berjenis kelamin laki-laki

Arist Merdeka Sirait saat berada di ashram. (IDN Times/Imam Rosidin)

Untuk itu diperlukan langkah berikutnya, yaitu 12 korban ini bersedia membuat pengakuan. Pihaknya sendiri baru akan ke arah sana. Pada tanggal 21 Februari mendatang akan bertemu dengan ke-12 korban tersebut.

"Ke-12 orang korban ini semuanya laki-laki," jelasnya.

Baca Juga: Soal Dugaan Paedofil di Ashram Klungkung, Polda Bali Akui Ada Kendala

Berita Terkini Lainnya