TUTUP
SCROLL UNTUK MELANJUTKAN MEMBACA
Gabung di IDN Times

Ratusan Orang Doa Bersama di Monumen Ground Zero, Perdamaian dari Bali

Memaknai 20 tahun tragedi Bom Bali

Peringatan 20 tahun Bom Bali di Ground Zero, Kabupaten Badung. (IDN Times/Ayu Afria)

Badung, IDN Times - Memaknai 20 tahun tragedi Bom Bali I, ratusan orang melakukan doa bersama di depan Monumen Ground Zero, Kabupaten Badung, pada Rabu (12/10/2022), pukul 17.59 Wita. Doa bersama ini dilakukan oleh lintas agama dan diikuti masyarakat serta wisatawan asing.

Acara doa bersama ini dibuka dengan Santi Maha Paripurna Dance. Kemudian dilanjutkan dengan menyanyikan lagu Indonesia Raya secara serentak.

Baca Juga: 20 Tahun Bom Bali, Merawat Kehidupan dan Nilai Kebebasan

Baca Juga: 13 Potret Tragedi Bom Bali, 202 Orang Meninggal Dunia

1. Doa bersama untuk kedamaian di seluruh dunia

Peringatan 20 tahun Bom Bali di Ground Zero, Kabupaten Badung. (IDN Times/Ayu Afria)

Ketua Panitia, Putu Adnyana, mengatakan bahwa kegiatan ini bertema doa dari Bali untuk dunia, yakni dengan mengenang dan memperingati tragedi Bom Bali 20 tahun lalu. Korban tragedi kemanusiaan ini juga hadir dan secara bersama-sama memohon kepada Tuhan Yang Maha Esa.

"Kami dari LPM Kelurahan Kuta dan Yayasan Isana Dewata mengajak semua masyarakat untuk menggaungkan perdamaian sehingga kita bisa saling menghargai satu sama lain. Kita dijauhkan dari tragedi kemanusiaan Bom Bali," ungkapnya.

Ia juga berharap doa yang dipanjatkan saat ini memberikan kebaikan bagi semua manusia di dunia. Putu Adnyana juga mengajak agar memaafkan untuk perdamaian.

2. Mempererat hubungan antara Indonesia dan Australia

Peringatan 20 tahun Bom Bali di Ground Zero, Kabupaten Badung. (IDN Times/Ayu Afria)

Sementara itu, perwakilan dari Australia, Asisten Menteri Luar Negeri Australia, Tim Watts, mengungkapkan bahwa hari ini menandai 20 tahun sejak teroris melakukan serangan di Paddy's Pub dan Sari Club di Bali. Tragedi itu menelan korban 202 orang meninggal dunia dan melukai 209 orang.

"Saya ingin menyampaikan rasa hormat ketahanan, kekuatan Ibu dan Bapak," ungkapnya.

Ia kemudian memanggil seorang penyintas bernama Tumini untuk membagikan ceritanya saat itu. Menurut Tim Watts, kisah Tumini sangat menyentuh hatinya. Tragedi kemanusiaan ini diakuinya juga semakin memperkuat dan mempererat hubungan antara Indonesia dan Australia.

Berita Terkini Lainnya