TUTUP
SCROLL UNTUK MELANJUTKAN MEMBACA
Gabung di IDN Times

7 Potret Mural di Badung Bali, Ada Tuan Corona Berdasi Lho!

Kritik dari para seniman di masa pandemik COVID-19

Mural di wilayah Kabupaten Badung. (IDN Times/Ayu Afria)

Badung, IDN Times – Seni mural sampai saat ini terus menjadi perbincangan publik. Sejumlah mural karya para seniman bahkan membuat pihak pemerintah risih. Di Pulau Jawa, mural yang menyuarakan kritik dihapus dan senimannya ditangkap. Namun ternyata gerak para seniman justru semakin lincah. Mereka menggelar lomba mural di mana pemenangnya adalah mural yang paling cepat dihapus oleh aparat. Lalu bagaimana dengan seniman mural di Bali?

Hasil penelusuran IDN Times di beberapa wilayah di Kabupaten Badung, khususnya Kecamatan Kuta dan Kuta Utara, memang tidak begitu banyak ditemukan mural yang menyiratkan kritik kepada pemerintah. Namun ditemukan sebuah karya yang menggambarkan seseorang berdasi dan berkepala seperti bentuk virus corona. Di bawahnya, ia menulis, "corruption is a virus and there is no vaccine againts greed!" Bagaimana dengan mural lainnya? Berikut potret mural di wilayah Kabupaten Badung:

Baca Juga: Setelah Mural Viral, Kini Terbitlah Vandalisme di Klungkung Bali

Baca Juga: Beda Nih, Pemerintah di Klungkung Bali Kritik Masyarakat Pakai Mural

1. Bukan hanya sekadar coretan, bisakah kamu menemukan pesannya?

Mural di wilayah Kabupaten Badung. (IDN Times/Ayu Afria)

Apabila kamu berjalan pada malam hari mengitari wilayah Kecamatan Kuta, maka tak jarang menemukan coretan di rolling door toko-toko. Coretan itu dipenuhi warna-warni gambar dari cat semprot. Hanya saja kadang tak mudah menangkap maksud dari pembuatnya. 

Baca Juga: Mengenal Perkembangan Seni Mural di Bali, Dulu Dipandang Sebelah Mata

2. Kritiknya harus difilter dulu ya biar tidak membuat sakit hati

Mural di wilayah Kabupaten Badung. (IDN Times/Ayu Afria)

Apakah kamu pernah membayangkan seseorang yang bisa menikmati dan menerima setiap kritik seperti seorang penikmat rokok? Tapi hati-hati bagi yang alergi rokok ya, bakal sama halnya dengan yang alergi kritik, mudah sakit hati.

3. Tidak hanya di tembok, pintu toko pun bisa menjadi ruang ekspresi

Mural di wilayah Kabupaten Badung. (IDN Times/Ayu Afria)

Potret ini seolah-olah memberikan kesan berbeda. Pada siang hari, deretan ruko menjadi tempat jual beli barang kerajinan hingga furniture. Namun pada malam hari, tampak seperti galeri seniman jalanan yang mengungkapkan buah pikirannya. Ya, apa yang mereka buat hanya bisa dinikmati saat toko sudah tutup. 

4. Dua gadis Bali dalam mural ini manis sekali ya

Mural di wilayah Kabupaten Badung. (IDN Times/Ayu Afria)

Pemandangan mural yang memberikan pesan keindahan lebih banyak ditemukan di wilayah Kecamatan Kuta Utara, terutama di area turis. Sebagaimana pada potret ini, terlihat dua gadis Bali yang begitu manis. Barangkali senimannya berharap agar Bali tetap bisa mempertahankan tradisinya dan orang-orang Bali tidak mudah dipengaruhi oleh budaya luar. 

5. Apakah kamu bisa menemukan ironi dalam mural ini?

Mural di wilayah Kabupaten Badung. (IDN Times/Ayu Afria)

Entah apa yang dimaksud dari mural tersebut. Seorang perempuan memakai atribut penari Bali di kepalanya dan ber-selfie menggunakan gadget. Dalam bahasa German, ia mengatakan “Ich Bin Ne Balinesin”, yang artinya saya orang Bali. Sementara di belakangnya, potret penari Bali yang tertutup masker seakan kesulitan menghirup udara bebas. 

6. Coba kamu temukan jawabannya, ada apa dengan angka 20?

Mural di wilayah Kabupaten Badung. (IDN Times/Ayu Afria)

Seni mural ini memperlihatkan sosok ikonik yang membawa kue tart berangka 20. Apa ya kira-kira pesannya? Adakah yang bisa menemukan arti di balik angka 20 itu?

Berita Terkini Lainnya