Pemprov Bali Tak Rekomendasikan Konsumsi Lawar Darah Mentah Babi
Mending bikin lawar putih saja katanya
Follow IDN Times untuk mendapatkan informasi terkini. Klik untuk follow WhatsApp Channel & Google News
Denpasar, IDN Times – Mengonsumsi daging babi masih aman meski berada di tengah isu wabah African Swine Fever (ASF). Hal tersebut ditegaskan oleh Sekretaris Daerah (Sekda) Provinsi Bali, Dewa Made Indra, dalam acara kampanye Daging Babi Aman Dikonsumsi di halaman Kantor Dinas Pertanian dan Ketahanan Pangan Provinsi Bali, Jumat (7/2) lalu.
Daging babi boleh dikonsumsi asalkan dimasak secara matang. Lantaran virus ASF ini mati pada temperatur tertentu. Lalu bagaimana menjelang perayaan Galungan kali ini, di mana masyarakat Hindu Bali memiliki tradisi mengonsumsi lawar dengan darah mentah? Berikut uraian penjelasannya:
Baca Juga: 3 Penyakit yang Sering Menyerang Peternakan Babi di Bali, Bukan ASF
1. Pemprov Bali tidak merekomendasikan lawar yang memakai darah mentah
Dewa Indra mengungkapkan, kampanye ini bertujuan untuk meyakinkan masyarakat bahwa mengonsumsi daging babi masih tetap aman, asal dimasak secara matang. Kampanye daging babi ini diharapkan mampu mengembalikan kepercayaan masyarakat. Sehingga harga daging babi di pasaran dapat kembali normal.
Lalu di tengah wabah ASF, bagaimana Pemerintah Provinsi (Pemprov) Bali menanggapi konsumsi lawar yang menggunakan darah mentah setiap perayaan Galungan dan Kuningan
Pihaknya tidak merekomendasikan masyarakat untuk membuat lawar dengan darah mentah. masyarakat bisa menggantinya dengan membuat lawar putih atau tanpa darah mentah.
“Kalau lawarnya tidak direkomendasikan dalam situasi seperti ini. Kan darah itu bagian dari hati,” ujar Dewa Indra.
Baca Juga: Bukan Zoonosis, 8 Fakta Babi di Bali di Tengah Wabah Virus ASF