Pemimpin Desa di Denpasar Diminta Susun Anggaran yang Responsif Gender
Agar tidak ada kesenjangan antara laki-laki dan perempuan
Follow IDN Times untuk mendapatkan informasi terkini. Klik untuk follow WhatsApp Channel & Google News
Denpasar, IDN Times – Kepala Dinas Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak, Pengendalian Penduduk dan Keluarga Berencana (DP3AP2KB) Kota Denpasar, I Gusti Agung Sri Wetrawati, memberikan bimbingan teknis terkait penyusunan Perencanaan Penganggaran Responsif Gender (PPRG) untuk perangkat daerah, dan desa/kelurahan se-Kota Denpasar.
Kegiatan Bintek tersebut dilakukan pada Selasa (26/4/2022) di ruang pertemuan BKPSDM Kota Denpasar. Lalu bagaimana penganggaran yang responsif gender tersebut?
Baca Juga: Petani di Karangasem Perkosa Siswi SD Usia 12 Tahun, Korban Diancam
1. Kota Denpasar harus memperkecil kesenjangan gender
Sri Wetrawati mengungkapkan kegiatan Bintek tersebut merupakan upaya untuk meningkatkan kesejahteraan masyarakat melalui pengarusutamaan gender (PUG). Karenanya, diperlukan perencanaan yang matang agar dapat memperkecil kesenjangan antara laki-laki dan perempuan. Termasuk pula untuk anak-anak, lansia, difabel, dan kaum rentan lainnya di Kota Denpasar
Perencanaan penganggaran responsif gender ini disebut merupakan strategi pengarusutamaan gender dalam pembangungan. Aspek penting dalam PUG adalah pada tahap perencanaan dan penganggaran yang harus mengintegrasikan perspektif gender.
“Jika hal tersebut sudah dirancang dengan baik, maka seluruh perangkat daerah siap melaksanakannya. Hasil tahap pelaksanaan inilah yang harus kami ukur dan harus benar-benar memberikan dampak perubahan, yaitu mengecilnya kesenjangan gender," jelasnya.