TUTUP
SCROLL UNTUK MELANJUTKAN MEMBACA
Gabung di IDN Times

Gubernur Koster Akui Arak Bali Tidak Bisa Digunakan di Rumah Sakit

Gubernur Bali klaim arak Bali bisa sembuhkan COVID-19

Foto hanya ilustrasi. (IDN Times/Irma Yudistirani)

Denpasar, IDN Times – Bulan Juli 2020 lalu, Gubernur Bali I Wayan Koster mengklaim usada (Ilmu pengobatan) arak ampuh untuk treatment pasien COVID-19. Namun meskipun diklaim bisa mempercepat kesembuhan pasien COVID-19 hingga 80 persen, rupanya arak tidak hanya digunakan sebagai bahan tunggal. Masih harus dicampur dengan ekstrak jerut purut (Lemo) dan sedikit minyak kayu putih agar dapat dihirup.

Kepada IDN Times bulan Juli 2020 pula, ahli Toksikologi Forensik I Made Agus Gelgel Wirasuta, yang merupakan peneliti usada ini, menamainya metode terapi tersebut sebagai Usada Arak Pranam Kandepat. Ia juga menegaskan bahwa produk ini merupakan obat tradisonal sehingga hanya digunakan sebagai terapi tambahan.

Lalu apakah usada ini akan diproduksi secara massal untuk membantu menangani pandemik COVID-19, dan sudah resmi bisa digunakan oleh masyarakat? Berikut ungkapan Koster ketika jumpa pers di rumah jabatan, pada Rabu (26/8/2020).

Baca Juga: Arak Bali Diklaim Sembuhkan COVID-19, Terapinya Libatkan Doa

Baca Juga: Koster Klaim Ramuan Arak Bali Sembuhkan Pasien COVID-19 dengan Cepat

1. Usada arak dapat diterapkan di tempat karantina saja

Dok.IDN Times/Humas RSUD Klungkung

Menurut Koster, usada arak Bali hanya diterapkan di tempat karantina. Saat ini jumlah pasien COVID-19 yang dikarantina pun sangat sedikit. Ramuan ini ia klaim dapat membantu percepatan pasien karantina sembuh dari COVID-19.

“Tetap diterapkan di tempat karantina. Sekarang ini di tempat karantina yang diisolasi sudah sangat sedikit,” jelasnya.

Namun begitu, di lokasi karantin masih tersisa pasien-pasien yang berumur dan memiliki penyakit bawaan (Komorbid). Sehingga lebih lama perawatannya. Jumlahnya ia perkirakan sekitar 120 orang yang berada di lokasi karantina. Sedangkan lebih dari 100 orang melakukan isolasi mandiri. Sisa pasien COVID-19 lainnya dirawat di rumah sakit karena bergejala sedang atau berat.

Baca Juga: Arak Bali Disulap Jadi Hand Sanitizer, Diformulasikan Agar Tak Iritasi

2. Usada arak Bali tidak dapat diterapkan di rumah sakit

Ilustrasi: Petugas merawat pasien diduga corona, (IDN Times/Bramanta Pamungkas)

Koster menegaskan, bahwa usada arak Bali tidak bisa dipakai di rumah sakit. Mengapa?

“Yang di rumah sakit itu ramuan ini tidak bisa dipakai. Karena ini bukan obat yang belum melalui uji klinis. Sehingga dengan demikian yang di rumah sakit itu rata-rata lebih lama sembuhnya dibandingkan dengan yang dikarantina,” katanya.

Baca Juga: Pakar Virus: Bali Harus Waspada Peluang Penularan COVID-19 Dari Hewan

Berita Terkini Lainnya