Abrasi di Kuta Tumbangkan Pelinggih, Pasir Pantai Tergerus 3 meter

- Ketinggian ombak mencapai 3 meter di malam hari
- Pedagang terdampak abrasi akan direlokasi
- Pemulihan aktivitas Pantai Kuta menunggu pemerintah Kabupaten Badung
Badung, IDN Times - Pelinggih di depan Kantor Balawista Pantai Kuta tampak miring, bangunan yang terbuat dari batu padas tersebut tak kuat menahan dahsyatnya gelombang laut yang menyebabkan abrasi.
Upaya pemindahan pelinggih dimulai pada Senin (10/11/2025). Sebanyak tujuh orang Krama Bali melakukan sembahyang Upacara Nuntun.
Satu satu Krama Bali yang mengikuti upacara adalah Pengelola Pantai Kuta, I Nyoman Arya Arimbawa menyatakan, sudah seminggu kondisi Pantai Kuta semakin buruk akibat gelombang laut pasang.
Tak hanya pelinggih, jalan yang dicor dengan semen juga berubah posisi, menjadi menjorok ke dalam bibir pantai. "Itu terus menerus dalam siatuasi malam hari. Itu yang membuat pedestrian itu jebol dari pintu gapura utama sampai depan Beach Walk. Ada area-area tertentu yang jebol pedestrian itu. Itu putus-putus ya," terangnya.
1. Ketinggian ombak mencapai 3 meter di malam hari

I Nyoman Arya Arimbawa menambahkan, pasir Pantai Kuta mulai tergerus mulai depan Pura Segara hingga Kantor Balawista. Bahkan beberapa pohon di sepanjang bibir pantai ikut tumbang. Ia memperkirakan pasir Pantai Kuta yang tergerus mencapai ketinggian 2,5 meter.
Sedangkan dalam tiga hari ini ketinggian ombak di Pantai Kuta ini mencapai tiga meter di malam hari. "Dampaknya lumayan parah," tegasnya.
2. Pedagang terdampak abrasi akan direlokasi

Sejumlah pedagang yang terdampak kerusakan jalur pedestrian, merupakan pedagang minuman yang jumlahnya diperkirakan mencapai 50 orang. Saat ini mereka tidak bisa membuka lapak.
"Beberapa pedagang kami lakukan relokasi sementara mengingat daerah itu terdampak abrasi. Jadi kami sesuaikan digeser di beberapa titik," terangnya.
3. Pemulihan aktivitas Pantai Kuta menunggu pemerintah Kabupaten Badung

Kondisi ini ia akui akan berdampak pada penurunan pengunjung pantai menjelang akhir tahun 2025. Sebagai pengelola, pihaknya berharap pemerintah bergerak cepat melakukan penanganan sehingga aktivitas di pantai ikonik Bali tersebut pulih kembali.
"Upaya yang sudah kami lakukan, kami terus koordinasi dengan Pemda Badung dengan Dinas terkait. Sudah dilakukan pembongkaran sementara sambil menunggu perbaikan lebih lanjut," terangnya.


















