Merasa Iba, Para Pemuda di Tabanan Kasih Sembako ke Tukang Suun

Mau jadi donatur? Hubungi mereka ya

Tabanan, IDN Times - Pandemik COVID-19 menyebabkan daya beli masyarakat ikut menurun. Ini tidak hanya berimbas kepada pedagang di pasar tradisional saja, tetapi juga para tukang suun (Buruh yang menawarkan jasa angkut belanjaan di pasar). Seperti di Pasar Tabanan. Ada 50 tukang suun yang terkena dampak pandemik.

Melihat kondisi mereka, para pemuda di Kabupaten Tabanan menggelar aksi meja kebaikan dan kejujuran untuk berbagi bantuan. Yaitu berupa nasi jinggo hingga sayuran setiap hari kepada tukang suun yang ada di Pasar Tabanan.

Baca Juga: Warga di Tabanan Pasang Kantung Plastik Depan Rumah biar Dapat Sembako

1. Kegiatan meja kebaikan dan kejujuran buka setiap hari mulai pukul 12.00 Wita

Merasa Iba, Para Pemuda di Tabanan Kasih Sembako ke Tukang SuunKegiatan meja kebaikan dan kejujuran di Kabupaten Tabanan. (Dok.IDN Times/Istimewa)

Kegiatan meja kebaikan dan kejujuran terinspirasi dari kegiatan sosial berbagi yang marak dilakukan di Kota Denpasar. Sebagai tokoh muda dari Puri Tabanan, AA Panji Astika, mengawalinya dengan membuat gerakan membantu masyarakat yang membutuhkan. Ia berharap kegiatannya tersebut ditiru oleh masyarakat lain yang mampu untuk melakukan hal serupa.

Kegiatan ini lalu berkembang dan mendapat banyak dukungan dari pemuda Tabanan. Seperti Forum Pelestari Budaya Tabanan (FPBT), Kader Inti Pemuda Anti Narkoba (KiPAN), sanggar seni, anak-anak punk, Yowana Puri Tabanan, hingga masyarakat perorangan yang memberikan bantuan berupa barang, uang maupun tenaga bantuan.

Fasilitator meja kebaikan dan kejujuran, I Putu Arya Wiguna, mengatakan kegiatan meja kebaikan dan kejujuran ini sudah berlangsung selama 14 hari. Bantuannya dibuka setiap pukul 12.00 Wita di Pasar Tabanan.

"Awalnya kami gelar di depan Puri Tabanan. Tetapi kemudian kami pindahkan titiknya di depan BPD (Bank Pembangunan Daerah) Tabanan. Sasaran utama kami adalah tukang suun di Pasar Tabanan. Paket yang diberikan jumlahnya berbeda-beda setiap hari antara 80 sampai 150 paket. Berupa nasi jinggo atau sayuran," jelasnya, Jumat (30/7/2021).

2. Mereka membeli sayurannya secara langsung dari petani atau pedagang sayur di Pasar Tabanan

Merasa Iba, Para Pemuda di Tabanan Kasih Sembako ke Tukang SuunKegiatan meja kebaikan dan kejujuran di Kabupaten Tabanan. (Dok.IDN Times/Istimewa)

Arya menyebutkan, kegiatan akan terus berjalan setiap hari selama ada bantuan dari donatur. Bantuan berupa barang nantinya diletakkan di atas meja kebaikan dan kejujuran. Sementara bantuan uang akan dibelanjakan untuk membeli sayur dari petani langsung dan pedagang sayur.

"Agar adil, kami beli sayur ada yang ke petani ada juga ke pedagang sayur," ujarnya.

Bantuan katanya terbuka dari siapa saja. Bisa berupa uang, barang seperti nasi bungkus, maupun tenaga.

"Kalau mau menyumbang bisa koordinasi dulu dengan saya. Bisa inbox saya di Facebook I Putu Arya Wiguna atau WA ke nomor 0877 8457 1352," katanya.

3. Bantuan diutamakan untuk tukang suun yang ada di Pasar Tabanan

Merasa Iba, Para Pemuda di Tabanan Kasih Sembako ke Tukang SuunAyu Anom Astini, tukan suun di Pasar Tabanan. (IDN Times/Wira Sanjiwani)

"Kami utamakan tukang suun yang ada di pasar Tabanan. Ada sebanyak 50 tukang suun. Sisanya baru masyarakat lain yang membutuhkan," jelas Arya.

Tidak hanya itu, pihaknya juga memberikan bantuan berupa masker.

"Kalau ada masyarakat yang maskernya sudah rusak, usang atau kotor kami ganti dengan yang baru," lanjutnya.

Semenjak pandemik, tTukang suun di Pasar Tabanan, Ayu Anom Astini (87), mengaku kesulitan mendapatkan pelanggan yang memakai jasanya untuk mengangkut barang belanjaan di atas kepalanya.

"Sekarang cari Rp1000 saja susah sekali. Banyak yang tidak mau memakai tukang suun," kata warga asal Tuak Ilang, Desa Denbantas, Kecamatan Tabanan ini.

Ayu mengenang masa kejayaannya sebagai tukang suun pada tahun 1965 silam. Ia sampai bisa menyekolahkan keempat anaknya hingga SMA. Meskiun kini sudah berusia 87 tahun, Ayu masih bisa mengangkut barang seberat 30 sampai 35 kilogram.

"Harus kuat. Kalau tidak, mau kerja apalagi. Cuma ini yang saya bisa."

Ia masih bersyukur karena ada bantuan dari meja kebaikan dan kejujuran setiap hari.

"Mau tak bikin lalapan di rumah," katanya sambil memperlihatkan paket sayuran yang ia terima.

Topik:

  • Irma Yudistirani

Berita Terkini Lainnya