5 Frasa Tak Seharusnya Diucapkan Ketika Seseorang Sedang Berduka

Menyampaikan kabar buruk selalu menjadi momen yang tidak nyaman. Terkadang, kita terlalu fokus mencari kata-kata yang benar, hingga lupa bahwa hal terpenting adalah bagaimana lawan bicara merasa aman mendengarnya. Dalam situasi seperti ini, setiap kata memiliki bobot emosional yang lebih besar dari biasanya.
Salah ucap sedikit saja bisa meninggalkan kesan yang salah, bahkan tanpa niat buruk. Karena itu, penting untuk berhati-hati dan peka terhadap perasaan orang lain. Berikut beberapa frasa yang sebaiknya dihindari agar pesanmu tersampaikan dengan lebih empatik dan penuh rasa hormat.
1. “Tenang, semua akan baik-baik saja.”

Kata-kata ini sering diucapkan dengan niat menenangkan. Namun, bagi orang yang sedang berada dalam masa sulit, kalimat tersebut bisa terasa terlalu cepat dan mengabaikan realitas yang sedang mereka hadapi. Mereka mungkin belum siap mendengar kepastian yang belum tentu benar.
Lebih baik biarkan mereka mengekspresikan perasaannya terlebih dahulu tanpa terburu-buru ditenangkan. Kehadiranmu sebagai pendengar sering kali jauh lebih berarti daripada janji bahwa semuanya akan baik-baik saja.
2. “Aku tahu persis apa yang kamu rasakan.”

Kalimat ini tampak penuh empati di permukaan, tetapi bisa membuat orang merasa pengalamannya diremehkan. Setiap orang memiliki cara berbeda dalam merasakan dan menghadapi kesedihan. Tidak ada yang benar-benar bisa memahami seluruh emosi seseorang.
Alih-alih mengklaim pemahaman, gunakan kalimat seperti, “Aku gak bisa bayangin betapa beratnya, tapi aku di sini kalau kamu butuh teman bicara.” Ucapan semacam ini terasa lebih hangat dan menghormati ruang emosional mereka.
3. “Setidaknya kamu masih punya…”

Frasa ini sering dianggap sebagai cara melihat sisi positif, tetapi justru bisa membuat seseorang merasa emosinya tidak valid. Saat seseorang sedang berduka, mereka tidak ingin dibandingkan atau diberi alasan untuk merasa lebih baik. Mereka hanya ingin diterima dalam kesedihan mereka.
Kamu bisa menggantinya dengan kalimat sederhana seperti, “Aku tahu ini gak mudah, tapi kamu gak akan sendirian.” Kalimat ini tidak menolak kesedihan mereka, melainkan memberi rasa tenang karena ada yang peduli.
4. “Mungkin ini sudah jalan Tuhan.”

Kalimat ini memang sering dimaksudkan sebagai penghiburan, namun dalam situasi tertentu bisa terdengar menutup ruang untuk berduka. Tidak semua orang siap menerima penjelasan spiritual saat hatinya masih kacau. Mereka mungkin butuh waktu lebih lama untuk menemukan makna di balik kejadian yang menimpa.
Lebih baik hadir dengan empati tanpa tergesa menafsirkan. Cukup katakan, “Aku tahu ini berat, aku akan menemanimu melewatinya.” Kalimat itu membuat seseorang merasa tidak sendirian dan dihargai dalam kesulitannya.
5. “Kamu harus kuat.”

Ucapan ini sering dimaksudkan sebagai dorongan, tapi bisa terasa seperti tekanan. Tidak semua orang siap untuk kuat saat baru saja menerima kabar buruk. Kadang, mereka hanya ingin menangis tanpa merasa bersalah.
Berikan ruang bagi mereka untuk jujur dengan emosinya. Katakan saja, “Ambil waktu yang kamu butuhkan. Aku pasti akan selalu di sini.” Kalimat seperti ini membuat mereka merasa aman untuk menghadapi perasaannya dengan tenang.
Menyampaikan kabar buruk membutuhkan keberanian dan kepekaan sekaligus. Tidak ada kata-kata sempurna, tetapi ada cara yang lebih lembut untuk berbicara. Saat kita memilih untuk mendengarkan dan memberi ruang, kehadiran kita bisa menjadi sumber kekuatan yang menenangkan bagi orang lain.


















