3 Alasan Emosional Dengar Lagu Galau, Padahal Gak Tersakiti

Lagu galau memang gak pernah gagal dalam membuat penikmatnya turut bersedih secara ugal-ugalan. Nyatanya, lagu galau bukan hanya untuk mereka yang merasakan kisah pahit dari lirik lagu yang terkandung di dalamya.
Tetapi juga bagi mereka yang ingin menikmati kesedihan dari lagu galau terkait. Kenapa bisa begitu? Kenapa bisa suka merasa tersakiti saat bernyanyi lagu galau padahal gak relate dengan liriknya? Apa tujuannya? Langsung simak ulasan berikut ini, berdasarkan pengalaman pribadi penulis.
1. Suka berimajinasi menjadi korban yang diceritakan dalam lirik lagu

Bak cosplay jadi aktor atau aktris, saat mendengar lagu galau rasanya tiba-tiba otomatis menjadi pemeran utama di dalamnya. Jelas saja jika lirik lagunya terkait hal menyedihkan, sang pemeran utama akan merasakan jadi korban yang begitu tersakiti.
Padahal, dalam kehidupan nyatanya sama sekali tidak mengalami, tidak ada yang menyakiti sesuai lirik lagu galau terkait. Hanya saja, saat mendengarkan lagunya jadi terbawa suasana hingga membuat hati terlarut. Seolah auto cosplay jadi pemeran utama dari kisah menyedihkan yang terkandung di dalamnya. Relate?
2. Merasa tersakiti sebagai momen having fun dari goal lagunya

Meski terasa tak masuk akal, nyatanya saat mendengarkan lagu galau lalu tiba-tiba merasa tersakiti itu bisa menjadi wujud having funter sendiri, lho. Dalam hal ini, ada aneka wujud galau mulai dari berteriak hingga menangis yang sebagai bentuk hiburan, untuk senang-senang semata.
Senang saja rasanya air mata bisa jatuh, tangisan menjadi hiburan karena ya memang tidak merasakan sakitnya lirik lagu di kehidupan nyata. Menjadi sosok yang tersakiti sebagai goal dari sang lagu galau, jadi wajar saja jika cara menikmatinya itu ya dengan teriakan, tangisan, hingga derasnya air mata.
3. Menyalurkan emosional hidup

Pernahkah kamu bernyanyi hingga full power, mulai dari melantunkan liriknya sekencang-kencangnya, hingga gerak tubuh yang seolah ikut berbicara? Semua itu ialah wujud emosi dari sang lagu. Nah, kalau kamu bertanya-tanya kenapa bisa seperti itu padahal tidak merasakan lirik lagunya di kehidupan nyata, maka bisa jadi karena kamu memiliki kehidupan dengan emosi yang setara dengan kisah lagu galau terkait. Bagaimana maksudnya?
Coba bayangkan apa beban hidupmu saat ini, permasalahan yang sedang dihadapi, pun rutinitas yang menjengkelkan atau sekadar membosankan. Semua kisah hidupmu itu melahirkan emosi yang bisa kamu salurkan lewat bernyanyi. Jadi, ketika kamu nyanyi lagu galau seolah jadi korban yang paling tersakiti, itu ya karena sedang menyalurkan emosi kehidupan pribadimu, tak harus relate dengan lirik lagunya.
Misalnya saja, lagunya tentang kehilangan pasangan, patah hati karena pasangan selingkuh, dan pergi begitu saja. Dalam kehidupan nyata, kamu tidak mengalami kisah pahitnya. Tapi, kamu punya kisah pahitmu sendiri, misal pekerjaan yang salah terus, revisi terus, disalahkan terus, padahal sudah memberi yang terbaik.
Nah, pola emosi yang setara meski berbeda kisah cerita inilah yang membuatmu seolah tersakiti saat tiba-tiba sedih menyanyikan lagu galau dengan lirik yang gak relate. Kamu hanya nitip menyalurkan emosi hidupmu lewat lagu yang gak kalah dahsyatnya rasa sakit yang diceritakan.
Dengan begitu, lagu galau tak hanya diperuntukkan bagi mereka yang relate dengan lirik lagunya saja, ya. Ada segelintir orang yang turut menikmati kesedihan yang ada di dalamnya, meski tidak merasakan secara langsung kisah dari lirik yang terkandung dari sang lagu galau.