5 Pertimbangan Memakaikan Perhiasan Emas pada Anak

Punya anak perempuan sering membuat orangtua ingin sekali mendandaninya agar makin terlihat cantik. Bukan hanya rambutnya yang dipotong dan ditata sedemikian rupa. Pakaian sampai alas kakinya juga dipilih dengan saksama.
Tak ketinggalan, perhiasan untuk membuat penampilan anak tidak terlalu polos. Gak main-main, sebagian orangtua sama sekali gak merasa sayang buat membelikan anak perhiasan emas. Dari anting-anting, kalung, gelang, sampai cincin.
Beberapa orangtua bahkan membeli perhiasan emas yang cukup berat untuk anak. Padahal, anak masih duduk di sekolah dasar, atau justru TK saja belum. Sebenarnya boleh gak sih, orangtua memakaikan perhiasan berharga tinggi ke anak? Jangan ambil risiko, ya.
1. Tidak perlu jika anak malah alergi perhiasan emas

Jangankan anak-anak. Orang dewasa pun ada yang alergi terhadap perhiasan emas. Ini ditandai dengan rasa gatal bahkan panas dan kulit melepuh saat mereka memakai perhiasan emas. Apalagi ketika kulit agak berkeringat.
Bagian tubuh yang langsung bersentuhan dengan perhiasan emas bakal memerah. Apalagi anak-anak yang kulitnya lebih sensitif daripada orang dewasa. Kasihan kalau kamu tetap mengenakan perhiasan emas pada anak yang mengalami alergi.
Nanti dirimu malah mesti keluar uang buat membawa anak ke dokter. Selagi anak merasa tidak nyaman bahkan sakit. Hindari pemikiran bahwa anak yang alergi perhiasan emas justru perlu dibiasakan untuk memakainya. Dia yang merasakan betapa tersiksanya akibat perhiasan tersebut dan bukan kamu.
2. Juga gak usah kalau anak terlihat risi

Anak tidak alergi dengan perhiasan emas pun dapat tetap merasa gak nyaman ketika mengenakannya. Alasannya simpel, perhiasan berat dan kaku seperti emas membuatnya kurang leluasa. Sebagai contoh, anting-anting yang bikin telinga anak sakit saat tidur miring.
Juga kalung yang membuat pakaiannya tersangkut setiap dikenakan atau dilepas. Perhatikan dengan baik gerak-gerik anak selepas memakai perhiasan emas. Bila dia terus menyentuhnya, berarti ia merasa terganggu dengan keberadaannya.
Jika dirimu memaksa anak tetap mengenakannya, nanti di luar dia malah mencopotnya. Lalu perhiasan emas itu ditaruh di sembarang tempat dan hilang. Atau, anak terus menggosok-gosok telinganya hingga tanpa sadar anting-antingnya terlepas. Kehilangan beberapa gram emas saja sudah berharga jutaan rupiah.
3. Tak perlu bila hanya untuk mendongkrak gengsi orangtua

Tidak adil kalau anak digunakan orangtua buat meningkatkan gengsi mereka di mata orang. Ada orangtua yang merasa malu apabila anaknya tampil tanpa perhiasan. Apalagi ketika mereka kumpul keluarga atau anak ikut orangtua arisan.
Takutnya nanti mereka dikira gak punya uang atau pelit pada anak sendiri. Maka anak dibelikan perhiasan emas dan didesak buat memakainya. Gengsimu adalah urusanmu pribadi. Dirimu boleh saja memakai perhiasan emas dari kepala sampai kaki.
Namun, jangan menjadikan anak menyerupai toko perhiasan berjalan. Rasa gengsimu sebagai orang dewasa tidak ada habisnya. Kasihan bila anak dijadikan model untuk memuaskanmu yang gak pernah puas. Dibandingkan perhiasan emas, kebanyakan anak lebih suka gelang dari benang bahkan karet warna-warni.
4. Apalagi berpotensi membahayakan keselamatan anak, skip saja

Memberikan benda mahal seperti perhiasan emas bisa menjadi bentuk rasa cinta orangtua pada anak. Namun, kasih sayangmu padanya gak boleh berhenti hanya pada kemampuan memberikan benda mahal. Lebih utama untuk semua orangtua ialah memperhatikan keselamatan anak.
Perhiasan emas yang bergantungan di tubuh anak justru dapat mengancam keselamatannya. Orang yang melihatnya tampil semewah itu akan segera berhitung. Kira-kira berapa harga anting-anting, kalung, gelang, dan cincin anak dilihat dari ukurannya?
Semurah-murahnya harga perhiasan emas yang dikenakan anak, seluruhnya pasti mencapai jutaan rupiah. Orang jahat bisa dengan mudah memeretelinya dari tubuh anakmu dengan ancaman atau bujukan. Tak hanya itu, anak juga dapat sekalian diculik untuk memudahkan aksi mereka serta melipatgandakan keuntungan.
5. Boleh dalam acara tertentu

Beberapa acara barangkali menuntut anak untuk berdandan lebih dari biasanya. Misalnya, ketika anak akan pentas, ikut karnaval, atau menjadi pendamping pengantin dalam pernikahan. Guna keperluan ini tak ada salahnya anak memakai perhiasan emas.
Tentu cukup sesuai kebutuhan saja. Jangan sekalian menjadi ajang orangtua pamer kemampuan ekonomi dengan memasangkan sebanyak mungkin perhiasan emas. Begitu acara selesai, segera lepas dan simpan kembali perhiasan yang dipakai anak.
Cara ini sekaligus mengajarkan anak satu hal penting. Yaitu, bijaksana menentukan waktu yang tepat buat menunjukkan sesuatu pada orang lain. Hanya karena dia memiliki perhiasan emas, tidak berarti itu perlu dipertontonkan setiap saat. Ini dapat menghindarkannya dari sikap flexing setelah dewasa.
6. Bisa memakai perhiasan imitasi atau bahan lain

Perhiasan untuk anak gak emas asli pun tak masalah. Pertimbangannya, anak belum mampu menjaga barang berharga sebaik orang dewasa. Saking asyiknya anak bermain, berlarian, melompat-lompat, dan berguling-guling bersama temannya; perhiasan emas mudah sekali hilang.
Perhiasan imitasi dapat menjadi pilihan. Fokus ke fungsinya untuk mempercantik penampilan anak. Bahkan perhiasan yang terbuat dari kayu, benang, atau anyaman juga bagus.
Ini lebih cocok untuk anak-anak. Pilihkan perhiasan yang lucu-lucu seperti gelang dengan kepala tokoh kartun kesukaannya. Sementara perhiasan emas atau tiruannya mengesankan penampilan anak dipaksa dewasa lebih cepat.
Perhiasan emas buat anak bukan soal orangtua mampu membelikannya atau tidak. Keamanan dan kenyamanan anak harus diprioritaskan. Lebih bijak kamu menunggu anak besar supaya dia dapat memilih sendiri hendak memakai perhiasan emas atau gak.