Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
For
You

Alasan Mengapa Dewa Indra Sangat Dimuliakan Umat Hindu di Bali

Ilustrasi kepercayaan umat Hindu. (unsplash.com/Timur Kozmenko)
Ilustrasi kepercayaan umat Hindu. (unsplash.com/Timur Kozmenko)

Umat Hindu di Bali percaya terhadap kehadiran berbagai dewa sebagai sinar suci dari Ida Sang Hyang Widhi Wasa atau Tuhan Yang Maha Esa. Setiap dewa memiliki fungsi tersendiri yang berbeda. Selain Tri Murti atau tiga dewa utama dalam Hindu (Brahma, Wisnu, Siwa), terdapat dewa lainnya. Satu di antaranya adalah Dewa Indra. Siapakah Dewa Indra dalam Hindu di Bali?

1. Dewa Indra dikenal sebagai Dewa Penguasa Hujan

ilustrasi air hujan (pixabay.com/artyangel)
ilustrasi air hujan (pixabay.com/artyangel)

Menurut berbagai karya sastra kuno di Bali seperti Tutur Mayadanawa dan Usana Bali, serta Kakawin Usana Bali Mayantaka Carita, Dewa Indra disebutkan sebagai dewa utama selain Tri Murti. Ia sebagai Dewa penguasa atau Pengatur Hujan dan Petir. Mungkin mirip dengan Zeus Dewa dalam kepercayaan Yunani.

Dewa Indra digambarkan punya kebijaksanaan, keberanian, dan kekuatan maha besar. Sehingga, ia sering disebut sebagai Dewa Perang yang hadir untuk membela keberanian atau Dharma. Dewa Indra membawa senjata bernama vajra atau bajra. Senjata tersebut terbuat dari tulang Rsi Dadici yang dapat mengeluarkan petir. Seperti dewa lainnya, Dewa Indra memiliki kendaraan berupa Gajah Putih yang disebut dengan nama Airawata atau Erawan. Ada beberapa cerita tentang keberadaan Dewa Indra di Bali yang akan dijelaskan berikut ini.

2. Cerita asal mula Tirta Empul dan Hari Raya Galungan

Penampakan Pura Tirta Empul pada zaman dulu. (digitalcollections.universiteitleiden.nl)
Penampakan Pura Tirta Empul pada zaman dulu. (digitalcollections.universiteitleiden.nl)

Dikutip dari Lontar Usana Bali, pada zaman dulu hiduplah seorang raja bernama Mayadenawa. Raja yang berasal dari Bedahulu ini diceritakan kaya raya, sakti, dan semena-mena. Merasa punya kesaktian, ia meminta warga untuk menyembahnya. Juga melarang menyembah dan memberikan persembahan kepada para dewa.

Sikap Mayadenawa membuat para dewa marah. Mereka mengutus Dewa Indra bersama beberapa dewa lainnya untuk turun ke Bumi menghadapi Mayadenawa. Dalam peperangan tersebut, Mayadenawa terdesak dan melarikan diri ke hutan. Ia membuat air beracun, dsn membuat pasukan Dewa Indra keracunan. Dewa Indra kemudian mengeluarkan anak panah dan menancapkannya ke tanah sehingga mengeluarkan air suci atau tirta. Tirta ini dijadikan obat, sehingga kekuatan pasukan Dewa Indra kembali pulih.

Dewa Indra berhasil membunuh Mayadenawa saat berubah wujud menjadi seekor ayam (manuk). Lokasi ini kemudian diberi nama Dewa Manukaya. Sedangkan lokasi tempat air suci atau tirta tersebut muncul diberi nama Tirta Empul (Pura Tirta Empul). Nama Tampaksiring diambil dari jejak kaki Mayadanawa yang berjalan miring saat lari ke dalam hutan.

Kekalahan Raja Mayadewana juga menjadi simbol kemenangan Dharma (kebaikan) melawan Adharma (kejahatan). Momen ini kemudian dikenal sebagai hari raya penting bagi umat Hindu di Bali, yaitu Hari Raya Galungan. Hari Raya Galungan jatuh setiap 210 hari sekali, tepatnya Rabu, Budha Kliwon, wuku Dungulan.

3. Cerita Perang Pandan di Desa Tenganan

Tradisi Mageret Pandan di Kabupaten Karangasem. (IDN Times/Ni Ketut Sudiani)
Tradisi Mageret Pandan di Kabupaten Karangasem. (IDN Times/Ni Ketut Sudiani)

Bagi warga Tenganan, Kabupaten Karangasem, Dewa Indra dimuliakan sebagai Dewa Pelindung utama dengan peran yang sangat spesial. Bentuk penghormatan itu dapat dilihat dalam sebuah tradisi yang ada di Desa Tenganan, yaitu Perang Pandan atau Mekare-Kare. Saat prosesi Perang Pandan, warga menghaturkan berbagai ragam sesaji sebagai wujud syukur kepada Dewa Indra yang telah memberikan perlindungan dari ancaman kekuatan negatif atau Adharma. Serta, menurunkan hujan untuk memberikan, kesuburan kepada tanaman sehingga warga menikmati panen yang melimpah.

Dalam Perang Pandan, sepasang pemuda akan melakukan prosesi perang menggunakan pandan berduri. Ini simbol Dewa Indra sebagai Dewa Perang yang mengalahkan Raja Mayadenawa. Warga Desa Tenganan menjaga tradisi ini sebagai bentuk menjaga keseimbangan alam dan spiritual. Tradisi ini juga sebagai identitas warga Desa Tenganan yang memuliakan keberanian Dewa Indra untuk menegakkan kebaikan atau Dharma.

Nah, semoga kamu semakin menyadari ya, bahwa Dewa Indra mengajak umatnya untuk berani menegakkan kebenaran (Dharma) melawan kejahatan (Adharma). Selain di Bali, Dewa Indra juga sangat dihormati di India yang tidak jauh berbeda seperti di Bali.

This article is written by our community writers and has been carefully reviewed by our editorial team. We strive to provide the most accurate and reliable information, ensuring high standards of quality, credibility, and trustworthiness.
Share
Topics
Editorial Team
Irma Yudistirani
EditorIrma Yudistirani
Follow Us

Latest Life Bali

See More

Alasan Mengapa Dewa Indra Sangat Dimuliakan Umat Hindu di Bali

16 Okt 2025, 18:34 WIBLife