Art Bali Hadirkan Ruang Rupa, Bagikan Tips Ikut Documenta Fifteen

Documenta Fifteen itu event seni bergengsi lho

Badung, IDN TimesCo Founder Art Bali, Made Aswino Aji (42), kepada IDN Times mengaku sengaja menggandeng Ruang Rupa, dan kurator seni Wilko Austermann, Minggu (12/1) malam di AB•BC Building, Bali Collection ITDC, Nusa Dua, untuk menjembatani para seni rupa di Bali yang ingin tahu gambaran ajang seni rupa bergengsi Documenta Fifteen, yang rencananya digelar di Jerman pada 2022 mendatang.

Documenta itu buat kita itu sangat 'Woah' bergengsi banget, dan masih banyak juga orang Bali yang pengin tahu gimana caranya ruang rupa bisa sampai menembus Documenta itu. Karena mereka bisa masuk itu untuk orang Asia pertama di Documenta sebagai Artistic Director. Exhibiton besar di Jerman,” jelasnya.

1. Para seni rupa di Bali masih minim mendapatkan informasi ajang seni rupa bergengsi di dunia. Untuk itu Art Bali mewadahinya

Art Bali Hadirkan Ruang Rupa, Bagikan Tips Ikut Documenta FifteenCo Founder Art Bali, Made Aswino Aji. (IDN Times/Ayu Afria)

Diakuinya, para seniman di Bali hingga kini masih minim mendapatkan informasi ajang seni rupa bergengsi dunia. Itulah yang mendasari Art Bali sampai rela mengundang Ruang Rupa untuk memberi wawasan kepada seniman Bali.

“Penting banget. Documenta itu seperti apa ya bilangnya ya. Kalau kita bisa masuk Documenta itu luar biasa, itu kayak naik haji. Itu sudah titik paling atas dari seni rupa. Kita punya ruang rupa yang bisa nembus ke sana. Kita butuh tahu kan gimana caranya mereka bisa nyampe sana,” ucapnya sembari tertawa.

Menurutnya, hingga saat ini belum ada seniman Indonesia yang mampu menembus Documenta lantaran standar yang dipasang terlampau tinggi, baik untuk kurasi maupun lainnya. “Harusnya sih bisa. Kami butuh info nih dari ruang rupa gimana bisa nembus nih,” ujarnya.

2. Dalam ajang pameran seni internasional Documenta Fifteen, Ruang Rupa mengangkat konsep Lumbung

Art Bali Hadirkan Ruang Rupa, Bagikan Tips Ikut Documenta FifteenIDN Times/Ayu Afria

Ade Darmawan, Pendiri Ruang Rupa, mengaku sudah 20 tahun mengelola Ruang Rupa. Ia tidak menyangka dipilih menjadi Direktur Artistik untuk pameran Documenta Fifteen, yang digelar lima tahunan ini. Ade mengangkat konsep Lumbung di ajang tersebut. Berangkat dari pemikiran untuk menghadirkan ruang yang mengakar pada “Hidup di dalam dan dengan masyarakat”.

Lumbung sendiri dimaknai sebagai model, di mana institusi kesenian hadir sebagai unsur yang aktif dalam kehidupan bermasyarakat. Ada satu pola kerja yang di dalamnya ada mekanisme, nilai, serta sistem yang dikelola secara bersama-sama. Konsep Lumbung ini rupanya juga sudah ia praktikkan di Ruang Rupa sejak bertahun tahun.

“Kami mulai konsep Lumbung itu sudah dari sebelumnya. 2016 resminya. Kalau ruang rupa sendiri sebenarnya sudah dari 2008, kalau sama kolektif lain ya dari 2012,” jelasnya.

3. Ruang Rupa masih dalam tahap riset untuk pameran di Documenta Fifteen 2022

Art Bali Hadirkan Ruang Rupa, Bagikan Tips Ikut Documenta Fifteenmicrometrics.com

Dalam Documenta Fifteen 2022 nanti, Ade masih dalam tahap riset untuk menemukan pola kerja seperti pola kerja edukasi, artistik yang lebih masuk ke pendekatan kolektif atau kolaboratif. Juga model ekonomi hingga sustainable environment.

“Persiapannya sekarang di tahap riset ya. Karena acaranya sendiri di 2022. Kita sekarang meriset, berkunjung ke banyak tempat di Indonesia juga di dunia. Dan kebetulan kan kita banyak, jadi kita menyebarkan. Terus kembali mengumpulkan data ketemu orang, ngobrol. Meriset model-model praktik-praktik artistik yang menarik dan sebagainya,” ungkapnya.

Ruang Rupa ingin mempresentasikan model-model tersebut supaya bisa diakses publik yang lebih luas. Ade sendiri juga melakukan riset model seni rupa di Bali, dan itu memerlukan waktu hingga satu bulan untuk menemukannya.

Baca Juga: Memaknai Alphabet Moles Bambu, Karya Suklu yang Jadi Gerbang Art Bali

Topik:

  • Irma Yudistirani

Berita Terkini Lainnya