Petani di Tabanan Berhasil Modifikasi Traktor Bantuan dari Pemerintah

Petani di Tabanan kebanyakan gak bisa mengoperasikannya

Tabanan, IDN Times - Pemerintah Pusat melalui Kementerian Pertanian memberikan bantuan alat mesin pertanian (Alsintan) kepada petani untuk mendorong peningkatan produksi. Namun tak jarang bantuan tersebut tidak digunakan, karena masalah teknis atau kurangnya pengalaman petani dalam mengoperasikannya.

Tetapi petani di Subak Pengembungan Desa Tegal Jadi, Kecamatan Marga, Kabupaten Tabanan justru merasa tertantang. Mereka memodifikasi traktor bantuan dari pemerintah tersebut. Seperti apa ya wujudnya? Berikut ini ulasannya:

Baca Juga: Jadi Komoditi Baru, Petani Porang di Tabanan Butuh Pabrik Pengolahan

1. Berawal dari traktor bantuan pemerintah yang tidak bisa digunakan

Petani di Tabanan Berhasil Modifikasi Traktor Bantuan dari PemerintahIlustrasi sawah. (IDN Times/Irma Yudistirani)

Ide melakukan modifikasi kata Pekaseh Subak Pengembungan, Made Muliana, berawal ketika Subak Pengembungan mendapatkan bantuan traktor besar yang memakai singkal pada tahun 2014. Namun alat tersebut menganggur karena tidak ada yang bisa mengoperasikannya.

‘’Sampai akhirnya saya menjadi pekaseh dan kemudian belajar dari petani di Jawa. Kebetulan ada teman yang bisa melakukan modifikasi. Sedikit demi sedikit, modifikasi dilakukan sehingga traktor bisa digunakan,’’ ujarnya, Rabu (15/9/2021).

Menurutnya, traktor bantuan dari pemerintah ini, singkalnya memang tidak bisa digunakan di lahan pertanian Tabanan. Singkal inilah yang kemudian dimodifikasi, sehingga bisa digunakan untuk menggarap lahan secara maksimal.

Baca Juga: UMKM Handmad Ajak Generasi Muda Tabanan Bertani Alpukat Aligator 

2. Modifikasi singkal membutuhkan biaya Rp2,5 juta hingga Rp3 juta

Petani di Tabanan Berhasil Modifikasi Traktor Bantuan dari PemerintahTraktor modifikasi di Subak Pengembungan Kecamatan Marga, Tabanan (Dok.IDNTimes/Istimewa)

Kelebihan traktor modifikasi milik Subak Pengembungan tidak hanya pada singkal saja. Traktor ini juga dilengkapi selancar yang berfungsi untuk meratakan, sekaligus sebagai tempat pijakan operator pada saat membajak sawah hingga menghemat tenaga.

‘’Seluncuran ini selain bisa meratakan, juga bisa dinaiki saat mesin traktor bekerja. Jadi operatornya tidak perlu tenaga banyak untuk memegang mesin,’’ papar Muliana.

Ia menambahkan, bantuan dari program Alsintan milik pemerintah ini memang kebanyakan berupa traktor besar dengan singkal. Sementara petani di Tabanan sangat menyukai traktor kecil, karena cocok digunakan untuk lahan terasering seperti di daerah Pupuan dan Jatiluwih. Sementara lahan pertanian dengan dataran yang luas seperti di Subak Pengembungan, lebih cocok menggunakan traktor besar.

3. Muliana menularkan ilmu modifikasi ini kepada subak lainnya

Petani di Tabanan Berhasil Modifikasi Traktor Bantuan dari PemerintahSawah di Tabanan. (IDN Times/Wira Sanjiwani)

Kini, Subak Pengembungan memiliki tiga traktor besar dengan singkal yang sudah dimodifikasi. Masing-masing satu unit bantuan dari tahun 2014, satu unit bantuan dari realokasi, dan satu unit lagi dari bantuan pada tahun 2018. Pendanaan biaya modifikasi ini meminjam dari dana subak. Dana untuk melunasi pinjaman tersebut diambil dari biaya penyewaan traktor modifikasi kepada petani.

"Untuk petani subak biayanya penyewaan traktor dengan operator adalah Rp22 ribu per are. Sementara untuk petani di luar subak dikenakan harga Rp25 ribu per are,’’ ungkap Muliana.

Namun petani yang mengoperasikan sendiri traktornya tidak akan dikenakan biaya. Biaya pembelian bahan bakarnya ditanggung sendiri oleh petani.

Pengerjaan lahan menggunakan traktor besar modifikasi jauh lebih cepat dibandingkan dengan traktor kecil.  Umumnya traktor kecil dapat mengerjakan lahan seluas satu hektare dalam waktu enam sampai tujuh hari. Sementara traktor besar hanya memakan waktu 3,5 sampai lima hari, dengan catatan lahan yang dikerjakan bukan teraresing.

Keberhasilan Subak Pengembungan melakukan modifikasi traktor rupanya menarik perhatian petani dari subak lain.

"Sudah ada beberapa subak yang menerapkan hal yang sama dan memakai traktor dengan singkal ini, seperti di Subak Jaka dan Subak Dukuh,'' terang Muliana.

Topik:

  • Irma Yudistirani

Berita Terkini Lainnya