Beginilah Cara Kerja Praktik Wisata Bali yang Dijual Murah ke Tiongkok

Jaen idup di Bali ya...

Praktik jual wisata Bali yang dijual sangat murah kepada wisatawan mancanegara (Wisman) Tiongkok mendapat banyak sorotan. Seperti apa kasus ini sebenarnya? Biar kamu memahami cara kerja praktik ini, begini penjelasannya.

1. Cara kerja jual beli paket wisata di Bali dengan harga termurah

Beginilah Cara Kerja Praktik Wisata Bali yang Dijual Murah ke TiongkokPexels.com/Agung Pandit Wiguna

Baca Juga: Ketua BTB Bantah Buat Kesepakatan Nakal dengan Pengusaha Tiongkok

Sebelumnya, terungkap bahwa ada praktik penjualan wisata Bali dengan harga yang sangat murah. Paket perjalanan tersebut dijual kepada wisatawan asal Tiongkok oleh oknum pengusaha agen perjalanan.

Benny Fonda, seorang tour guide, mengaku sangat paham dengan praktik tersebut. Menurutnya, para wisman Tiongkok tersebut disubsidi oleh toko-toko yang terafiliasi dengan agen perjalanan tersebut.

Syaratnya, para wisman Tiongkok diwajibkan untuk membeli barang-barang atau oleh-oleh di toko yang telah ditunjuk oleh agen tersebut. Harga barang-barangnya juga lebih tinggi dan dengan metode pembayaran non tunai.

Untuk pembayarannya sendiri dilakukan menggunakan aplikasi WeChat. Sehingga uang yang dibayarkan oleh wisman Tiongkok kembali ke negaranya.

"Lebih dari 60-65 persen wisman Tiongkok yang datang ke Bali ikut paket semacam ini," katanya, Senin (22/10) sore.

2. Sebelumnya, Cok Ace sudah melakukan sidak di toko yang menjual oleh-oleh bikinan Tiongkok di Bali. Hasilnya, toko yang dimaksud itu benar-benar ada

Beginilah Cara Kerja Praktik Wisata Bali yang Dijual Murah ke TiongkokDok.IDN Times/Istimewa

Mendengar kabar tersebut, Wakil Gubernur Bali, Tjokorda Oka Artha Ardhana Sukawati atau akrab disapa Cok Ace lantas melakukan sidak ke empat toko yang dikhususkan bagi warga Tiongkok, pada Kamis (18/10) lalu. Hasilnya, memang ditemukan bahwa ada praktik menjual barang-barang Tiongkok yang pembayarannya menggunakan aplikasi WeChat.

Tak hanya itu, dalam sidak juga ditemukan pekerja asing di toko tersebut. Selain itu, di toko juga dijual barang-barang asal Tiongkok, bukannya barang dari Bali.

"Betul apa yang kami lihat, walaupun dibantah tidak ada tenaga asing, kami lihat ternyata ada. Bahwa ada barang Tiongkok, kami juga menemukannya," katanya saat ditemui usai rapat di DPRD Bali, Jalan Dr Kusuma Atmaja, Denpasar, Bali, Senin (22/10) pagi.

Untuk pelakunya sendiri, Cok Ace mengungkap sebagian besar dilakukan oleh agen lokal. Namun, juga ada yang dilakukan oleh pengusaha asal Tiongkok.

3. Dampak buruk praktik ini bagi Pulau Bali

Beginilah Cara Kerja Praktik Wisata Bali yang Dijual Murah ke TiongkokPexels.com/Aditya Agarwal

Baca Juga: Kunjungan Wisman Tiongkok ke Bali Tinggi, Tapi Minim Belanja?

Praktik jual paket wisata murah ini disebut bisa membuat citra pariwisata Bali menjadi buruk. Pasalnya, saat kembali ke negaranya, para wisman ini akan menceritakan jika pariwisata Bali isinya hanya toko dan toko.

Praktik semacam itu, ke depannya tentu bisa membuat jumlah kunjungan wisman menjadi berkurang. Hal ini diungkapkan oleh Ketua Bali Tourism Board (BTB), IB Agung Partha Adnyana, Senin (22/10).

Selain itu, rendahnya rata-rata pengularan wisatawan Tiongkok juga menyebabkan penerimaan devisa dari sektor pariwisata tidak bisa optimal.

Dari catatan Bank Indonesia, rata-rata pengeluaran wisatawan Tiongkok di Bali hanya sebesar Rp9,6 juta. Angka tersebut jauh lebih rendah dibanding pengeluaran wisatawan Australia, Eropa, dan Jepang. Padahal, saat berkunjung ke Thailand, rata-rata pengeluaran wisatawan Tiongkok mencapai 2026 dolar Amerika Serikat pada 2017.

Sementara pengeluaran turis dari Jepang mencapai Rp11,19 juta per orang, turis Eropa Rp15,7 juta per orang, dan turis Australia Rp13,4 juta per orang.

Praktik tersebut menyebabkan adanya lost opportunity sekitar 205 dolar per wisman. Jika potensi tersebut dikalikan total wisman Tiongkok yang datang ke Indonesia sepanjang periode 2014-2017, maka totalnya mencapai 260 juta dolar atau setara Rp3,9 triliun.

4. Lalu, bagaimana solusinya?

Beginilah Cara Kerja Praktik Wisata Bali yang Dijual Murah ke TiongkokIDN Times/Wayan Antara

Untuk solusinya, Cok Ace mengatakan akan memanggil seluruh pihak yang berhubungan dengan praktik ini. Pertemuannya sendiri direncanakan sebelum tanggal 30 Oktober. Pihak yang akan dipertemukan adalah Pemerintah, DPRD, Keimigrasian, Kepolisian, dan pelaku atau pengusaha di bidang Pariwisata.

"Kami sepakat dengan dewan, kebetulan komisi 2 saat ini sedang keluar negeri. Segera nanti, mudah-mudahan kita koordinasi sebelum tanggal 30 Oktober ini, kita akan cari apa langkah selanjutnya," katanya.

Sementara itu, Kepala Dinas (Kadis) Pariwisata Provinsi Bali, Anak Agung Gede Juniartha, mengatakan harus ada regulasi yang dibuat terkait praktik ini. Aturannya sendiri harus dibuat oleh Pemerintah Pusat, karena praktiknya tidak hanya di Bali.

"Di Riau juga ada," katanya.

Dinas Pariwisata sendiri telah melaporkan kasus ini ke Kementerian untuk segera dibuatkan regulasi yang bisa mengatur hal tersebut. Aturannya bisa dengan cara yang dilakukan oleh Pemerintah Thailand dan Vietnam.

Kedua negara tersebut mewajibkan wisman yang masuk harus membawa sejumlah uang yang telah ditentukan oleh Kadis pariwisata

"Kalau di Thailand itu, wisman yang masuk kalau tidak bawa 20 ribu Baht itu gak boleh masuk. Nah, kita kan gak bisa dinas pariwisata buat seperti itu. Paling tidak dari pusat," jelasnya.

Terkait wisatawan asal Tiongkok yang rata-rata menggunakan pembayaran non-tunai, ia mengatakan agar Bank Indonesia membuat aturan juga dengan sistem pembayaran non tunai.

"Wisman ini harus dibuatkan non tunai dulu dan aturannya juga harus dibuat di pusat," katanya lagi.

5. Wisatawan Tiongkok terbesar di Indonesia

Beginilah Cara Kerja Praktik Wisata Bali yang Dijual Murah ke Tiongkoknewsbeezer.com

Baca Juga: Sidak Toko Milik Tiongkok, Cok Ace: Aneh, di Bali kok Jual Latex

Lebih lanjut, BTB mencatat, total kunjungan turis Tiongkok ke berbagai negara di dunia mencapai 127 juta wisatawan pada tahun 2017. Sementara yang datang ke Indonesia mencapai 1,9 juta. Dari jumlah tersebut, 1,3 jutanya berkunjung ke Bali.

"Di Bali sendiri pada tahun 2017, wisman asal Tiongkok menjadi pasar utama, dengan pangsa 24 persen dari total wisman," jelasnya.

Tiap tahunnya, pertumbuhan kunjungan turis Tiongkok ke seluruh dunia terus meningkat. Angkanya mencapai 13,30 persen. Sedangkan Bali dan Indonesia menjadi yang tertinggi terkait kedatangan turis Tiongkok. Yakni mencapai 22,39 persen untuk periode yang sama.

Topik:

  • Irma Yudistirani

Berita Terkini Lainnya