Jelang Nataru, Semua Bertanggung Jawab Jaga Kestabilan Harga Pangan

Semoga harganya stabil ya

Denpasar, IDN Times – Menjelang Hari Natal dan Tahun Baru (Nataru), Pemerintah Provinsi Bali mengajak semua pihak untuk bersinergi dalam menjaga kestabilan harga barang, meskipun tingkat inflasi Bali tercatat sebesar 2,54 persen lebih rendah dibandingkan dengan nasional yang sebesar 3,39 persen.

Harapan tersebut disampaikan oleh Wakil Gubernur Bali, Tjokorda Oka Artha Ardana Sukawati alias Cok Ace, dalam pertemuannya di Kantor Bank Indonesia, Selasa (29/10) lalu.

1. Komitmen menjaga kestabilan harga menjelang Nataru

Jelang Nataru, Semua Bertanggung Jawab Jaga Kestabilan Harga PanganIDN Times/Irma Yudistirani

Sudah menjadi kebiasaan setiap menjelang Nataru, kebutuhan bahan pangannya akan meningkat. Hal ini harus diantisipasi oleh semua pihak agar tidak menyebabkan peningkatan inflasi.

Untuk menghadapi kondisi ini, Tim Pengendalian Inflasi Provinsi Bali telah menyusun beberapa langkah. Seperti perlunya koordinasi dan sinergisitas dari seluruh pihak terkait guna menjaga kestabilan harga, peningkatan jangkauan sumber produksi pertanian, penyediaan sistem pergudangan, cold storage untuk menjaga ketersediaan pasokan sepanjang tahun, serta menghadapi panen raya dan masa paceklik.

"Semua pihak saya harap bersinergi dalam menjaga kestabilan harga, kita samakan persepsi dan fokus. Harga harus stabil dan jangan berikan kesempatan bagi tengkulak dan spekulan memanfaatkan situasi," pesannya.

2. Tarif maskapai penerbangan juga menjadi perhatian untuk mengendalikan inflasi

Jelang Nataru, Semua Bertanggung Jawab Jaga Kestabilan Harga PanganPixabay/Free-Photos

Tidak hanya itu, dalam upaya mengontrol laju inflasi menjelang Nataru, Cok Ace sebagai Ketua TPID Provinsi Bali akan mengambil beberapa langkah antisipatif. Di antaranya melakukan sidak pasar, pasar murah serta pemantauan harga harian terkait inflasi melalui pemantauan Sigapura (Sistem Informasi Harga Pangan Utama dan Komoditas Strategis) Provinsi Bali.

Kesiapan pelabuhan serta infrastruktur transportasi, stock pangan, pasokan Bahan Bakar Minyak (BBM) serta tarif maskapai penerbangan dan angkutan juga menjadi perhatian dalam upaya mengendalikan inflasi.

"Ketersediaan stock barang, pemantauan harga, distribusi serta komunikasi antar semua komponen menjadi kunci penting dalam menekan laju inflasi. Saya juga berharap masyarakat berbelanja sewajarnya tidak perlu menyetok atau menimbun kebutuhan pangan. Ketersediaan pangan mencukupi, jadi jangan kawatir," ucapnya.

3. Inflasi tahunan Bali masih berada di bawah inflasi nasional

Jelang Nataru, Semua Bertanggung Jawab Jaga Kestabilan Harga PanganIDN Times/Irma Yudistirani

Sementara itu Kepala Bank Indonesia Provinsi Bali, Trisno Nugroho, menyampaikan hingga September 2019, tercatat inflasi tahunan Bali masih berada di bawah inflasi nasional. Namun perlu dicermati adanya fluktuasi komoditas yang selalu mengalami kenaikan di Triwulan IV.

Apa saja komoditas tersebut? Di antaranya seperti beras, cabai merah, cabai rawit, bawang merah, bawang putih, daging babi dan ayam serta telur. Termasuk juga perlu mewaspadai tarif angkutan udara terkait lonjakan permintaan pada periode peak season pariwisata. Untuk itu TPID mengambil sikap dalam pengendalian inflasi jangka pendek selama Triwulan IV 2019.

Topik:

  • Irma Yudistirani

Berita Terkini Lainnya