Kemenko Perekonomian Kembangkan Pisang Cavendish di Jembrana

Biar gak impor pisang

Jembrana, IDN Times – Mendorong produk dalam negeri agar mampu berdaya saing ekspor, Pemerintah Republik Indonesia tidak hanya membidik produk sektor industri saja. Tetapi juga sektor pertanian. Satu di antaranya melalui pengembangan kawasan hortikultura Pisang Cavendish di kawasan Kabupaten Jembrana, pada Sabtu (28/12).

Sekretaris Kementerian Koordinator Bidang Perekonomian Susiwijono menegaskan bahwa sektor pertanian memang berkontribusi penting dan strategis dalam Produk Domestik Bruto (PDB). Sektor pertanian menduduki rangking ketiga setelah sektor industri dan perdagangan.

1. Program prioritas yang menjadi quick wins Kemenko Perekonomian fokus pada ekspor produk pertanian

Kemenko Perekonomian Kembangkan Pisang Cavendish di JembranaDok.IDN Times/Istimewa

Susiwijono menyampaikan, sektor pertanian mengalami surplus di saat sektor lain mengalami defisit neraca perdagangan. Tercatat pada bulan Agustus 2019, mengalami surplus sebesar US$ 0,34 atau tumbuh sebesar 12 persen dari bulan dan tahun yang sama.

“Pemerintah mendorong pengembangan kawasan hortikultura berorientasi ekspor. Ini untuk mempercepat program peningkatan ekspor produk pertanian. Sebagai program prioritas yang menjadi quick wins Kemenko Perekonomian,” ujarnya saat peluncuran dan penanaman perdana pengembangan hortikultura berorientasi ekspor tingkat nasional di Jembrana.

Program ini sebagai wujud pemerintah dalam mendorong produk lokal agar berdaya saing secara global. Rencananya dalam waktu dekat, Kabupaten Bener Meriah (Aceh), Kabupaten Blitar (Jawa Timur), dan Kabupaten Bondowoso (Jawa Timur) juga akan menjadi lokasi penanaman komoditas Pisang Cavendish ini.

2. Fokus pengembangan dan penanaman Pisang Cavendish supaya bisa mensubtitusi kebutuhan buah impor

Kemenko Perekonomian Kembangkan Pisang Cavendish di Jembranathepacker.com

Pengembangan dan penanaman Pisang Cavendish sebagai komoditas pertama, akan dikembangkan. Komoditas hortikultura ini diakui memiliki nilai ekonomi tinggi. Potensi pasarnya juga masih terbuka luas di dalam dan luar negeri. Selain untuk memenuhi kebutuhan lokal, juga diharapkan menjadi subtitusi buah impor asal Filipina.

Pengembangan komoditas ini memang tidak mudah. Sebab banyak tantangan yang harus dihadapi. Seperti lemahnya sumber daya manusia, terbatasnya modal, kurangnya pendampingan dan inovasi teknologi, kelembagaan petani, serta terbatasnya akses pasar.

“Solusinya melalui kerja sama kemitraan antara pemerintah dan swasta. Petani dibantu untuk merancang pola produksi hingga pemasaran. Ini penting dilakukan supaya petani lebih mandiri dan mampu bersaing di pasar global,” tutur Susiwijono.

3. Pengembangan Pisang Cavendish melibatkan pemerintah daerah, empat kementerian teknis terkait, hingga perusahaan lain

Kemenko Perekonomian Kembangkan Pisang Cavendish di JembranaDok.IDN Times/Istimewa

Pemerintah Daerah, baik Provinsi dan Kabupaten merupakan pendukung yang menyediakan lahan, pembangunan infrastruktur pendukung, akses pembiayaan, penguatan kelembagaan dan pendampingan kepada petani. Caranya yaitu dengan melibatkan empat kementerian teknis seperti Kementerian Pertanian, Kementerian Keuangan, Kementerian Perdagangan, dan Kementerian Perindustrian. 

Berikut ini integrasi kebijakan Kemenko Perekonomian:

  • Penyediaan lahan melalui optimalisasi kebijakan pemanfaatan lahan Perhutanan Sosial
  • Peningkatan produksi, mutu dan daya saing produk
  • Peningkatan akses pembiayaan petani melalui Kredit Usaha Rakyat (KUR)
  • Peningkatan akses pasar melalui e-commerce
  • Dukungan logistic
  • Pembangunan sarana prasarana/infrastruktur transportasi
  • Dukungan kebijakan tarif dan perdagangan internasional.

Sedangkan pihak perusahaan selaku offtaker komoditas Pisang Cavendish ini adalah PT Great Giant Pineapple (GGP), yang telah bekerja sama dengan pemerintah daerah dan kemitraan dengan kelompok tani, lewat program Creating Share Value atas dasar pemberdayaan dan saling menguntungkan kedua belah pihak (win-win solution).

Topik:

  • Irma Yudistirani

Berita Terkini Lainnya