5 Fakta Messi dan Maradona, Pemain Terbaik Argentina

Sebagai pemain dengan posisi penyerang, apalagi bermain di kancah Eropa, postur tubuh yang tinggi adalah syarat untuk bisa bersaing. Namun hal ini tidak berlaku bagi penyerang asal Argentina tersebut.

Tinggi Messi hanya 170 centimeter dan Maradona 167 centimeter, Tapi hal itu tak menghalangi mereka menjadi penyerang lincah yang mampu mendobrak pertahanan lawan. Mereka bahkan memenangi duel-duel perebutan bola dengan bek lawan yang posturnya lebih tinggi.

Messi dan Maradona membuktikan, bahwa ukuran fisik bukan satu-satunya faktor yang menjamin seseorang menjadi pemain penyerang terbaik. Barisan pertahanan lawan justru takut melihat kemampuan mereka dalam mengolah bola. Mereka dikenal sebagai pemain yang skill penguasaan bolanya di atas rata-rata, dan kecepatan larinya sangat bagus.

Dengan skill yang mumpuni, sudah pasti membuat mereka dipanggil untuk memperkuat skuad Timnas Argentina. Mereka sama-sama memperkuat timnas senior Argentina di usia yang masih sangat muda.

Messi adalah pemain kelahiran 24 Juni 1987 di Rosario, Argentina. Ia debut pertama kali tahun 2005 di Timnas Argentina pada usia 18 tahun, sedangkan Maradona justru lebih muda lagi yaitu berusia 16 tahun pada tahun 1977.

Maradona tampil sebanyak 90 kali bersama Timnas Argentina dengan mencetak 34 gol. Sementara Messi lebih baik lagi, jumlah penampilannya sebanyak 171 dengan mengoleksi 96 gol.

Maradona yang lahir 30 Oktober 1960 di Lanus, Argentina ini pernah bermain di Liga Primera Argentina dengan bergabung di klub Boca Juniors dan Newell's. Ia kemudian berkarier ke benua Eropa dengan mengawalinya di Barcelona FC, klub yang sama dengan Messi sebelum bergabung ke Paris Saint Germain (PSG). Dari Barcelona FC, Maradona bergabung di beberapa klub besar seperti Napoli (Italia) dan Sevilla (Spanyol). Ia lalu memutuskan kembali ke Boca Juniors sampai pensiun.

Sedangkan Messi adalah didikan dari akademi klub Barcelona (Barca muda). Permainannya semakin berkembang dan menjajal karier di klub Barcelona C, Barcelona B, hingga tim utama Barcelona di La Liga pada tahun 2005, kasta tertinggi sepak bola di Spanyol. Sekitar 16 tahun membela Barcelona, ia memutuskan untuk pindah ke klub Ligue 1 Prancis yaitu PSG.

Satu impian pemain sepak bola profesional adalah berlaga di ajang tertinggi Piala Dunia. Baik Messi maupun Maradona pernah merasakan atmosfer Piala Dunia.

Maradona pernah tampil 4 kali di Piala Dunia yaitu pada tahun 1982 (Spanyol), 1986 (Meksiko), 1990 (Italia), dan 1994 (Amerika Serikat). Sedangkan Messi tampil lebih banyak di Piala Dunia yaitu 5 kali pada tahun 2006 (Jerman), 2010 (Afrika Selatan), 2014 (Brasil), 2018 (Rusia), dan 2022 (Qatar).

Walaupun penampilan Maradona lebih sedikit, namun ia pernah mengangkat trofi juara Piala Dunia pada tahun 1986 (Meksiko), setelah mengalahkan Jerman Barat dengan skor 3-2 di babak final.

Messi sendiri belum pernah mengangkat trofi Piala Dunia Ia hanya mampu membawa Argentina ke final Piala Dunia pada 2014 di Brasil (kalah 0-1 dari Jerman) dan Piala Dunia 2022 di Qatar.

Supremasi seorang pesepak bola adalah menjadi pemain terbaik dunia. Mereka akan berlomba-lomba untuk membuktikan dirinya pantas menyandang pemain terbaik dunia.

Maradona sendiri pernah mendapatkan gelar Footballer of The Year empat kali yaitu pada 1971, 1980, 1981, dan 1986. Namun ia belum pernah mendapatkan penghargaan Ballon d'Or karena di era Maradona, penghargaan ini tidak diperuntukkan bagi pemain non Eropa yang bermain di Liga Eropa.

Seperti diketahui, Ballon d'Or adalah penghargaan tertinggi pemain sepak bola dunia. Sejak tahun 2007, trofi ini sudah tidak lagi untuk mereka yang hanya bermain di klub Eropa, tapi diperluas ke semua pemain dari setiap benua.

Messi sendiri 7 kali mendapatkan penghargaan Ballon d'Or yaitu pada tahun 2009, 2010, 2011, 2012, 2015, 2019, dan 2021. Selain Ballon d'Or, Messi juga pernah mendapatkan penghargaan The Best Fifa Men's Player pada tahun 2009 dan 2019.

Argentina memang telah dicap sebagai negara yang menciptakan banyak pemain terbaik dunia. Mereka tidak hanya menjadi tumpuan timnas negara, tetapi juga menjadi ujung tombak dari masing-masing klubnya.