Jakarta, IDN Times - Pelaksanaan Asian Para Games 2018 sudah dimulai hari ini, (7/10). Di laga pertama olahraga bergengsi para disabilitas ini digelar, ada satu nama jegeg Bali yang berhasil mengharumkan Indonesia. Ialah Ni Nengah Widiasih.
Ia berhasil memboyong medali perak untuk cabang olahraga (Cabor) Para Powerlifting Asian Para Games 2018, yang diselenggarakan di Balai Sudirman, Tebet, Jakarta Selatan. Widiasih turun di nomor Women's Up To 41 kg.
Dalam cabor angkat beban ini, gadis asal Karangasem ini berhasil mengangkat beban seberat 97 kg. Hanya selisih 3 kg dari atlet perwakilan Cina, Cui Zhe, yang berhasil mengangkat beban 100 kg. Ia diganjar medali emas.
Sedangkan medali perunggu diperoleh oleh atlet perwakilan Arab, Noura Baddour, yang berhasil mengangkat beban seberat 91kg.
Behind fear is a road to success.
Kalimat itu ditulis di Facebook pribadinya, berbarengan dengan foto di atas. "Di balik ketakutan ada jalan menuju kesuksesan". Persis seperti yang ia tulis, Widiasih bukan pertama kalinya meraih perak di Asian Para Games. Ia pernah sukses memboyong medali perak di ajang Asian Para Games tahun 2014 lalu.
Selain itu, pada tahun 2011, 2013, 2015 dan 2017, gadis yang memiliki tahi lalat di bawah bibir bagian kanannya ini pernah meraih medali emas di ajang Asean Para Games, tahun 2008 meraih medali perunggu dan 2009 medali perak di ajang yang sama.
Belum selesai sampai di situ. Pada tahun 2018, ia meraih medali emas di ajang World Para Powerlifting European Championship dan medali perak di World Para Powerlifting Asia-Oceania Championship, serta masih banyak lagi prestasi lainnya. Ia andalahnya Indonesia lho.
Di balik perolehannya meraih perak di cabor Para Powerlifting ini, ternyata Widiasih mengalami cedera bahu lho. Ia rupanya masih kurang fit pasca bertanding di kejuaraan Oceania lalu, dilansir dari Antara.
Ini merupakan kelas yang baru baginya. Karena biasanya ia turun di kelas 45 kg. Meski begitu, ia sudah menjalani persiapan kurang lebih tiga minggu terkait turunnya di kelas 41 kg.
Semangat Widi!