Iklan - Scroll untuk Melanjutkan
Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
Ilustrasi tinju. (Unsplash.com/Nemesia Production)

Ada yang menarik dalam perhelatan Pekan Olahraga dan Seni Pelajar (Porsenijar) Provinsi Bali tahun 2023. Satu olahraga yang memiliki prestasi dunia, tinju, diterima sebagai cabang olahraga (cabor) ekshibisi dalam perhelatan Porsenijar kali ini.

Tentu saja hal ini sangat menarik karena untuk membina bibit-bibit petinju muda di Bali. Seperti apakah olahraga yang mengandalkan kekuatan tangan dan kelincahan ini? Berikut sejarah tinju dan perkembangannya di Indonesia.

1. Sejarah tinju

Ilustrasi tinju. (Unsplash.com/Johann Walter Bantz)

Dikutip dari jurnal "Hubungan Antara Reaction dan Kekuatan Maksimal Otot Lengan dengan Kecepatan Pukulan dalam Cabang Olahraga Tinju", yang ditulis oleh Hanif Abdurrojak tahun 2016, tinju pertama kalinya dimainkan oleh bangsa Mesir, Romawi, dan Yunani. Kala itu, para petinju bertarung tanpa menggunakan sarung tangan seperti sekarang. Mereka memakai sarung tangan besi.

Hal ini mengakibatkan banyak korban meninggal dunia selama pertandingan tinju berlangsung. Tahun 1973, peraturan tinju terbaru mulai menggunakan sarung tangan dari bahan spons. Tercatat, James Ping sebagai petinju pertama yang memakai sarung tinju berbahan spons.

2. Perkembangan tinju di Indonesia

Editorial Team

Tonton lebih seru di