Atlet Anggar Indonesia Mengejar Target Unggul di Asia Tenggara

Badung, IDN Times – Sebanyak delapan atlet Anggar Indonesia akan tampil pada hari kedua Kejuaraan Anggar Asia 2025 di Bali International Convention Centre The Westin Resort Nusa Dua, Kabupaten Badung, Rabu (18/6/2025). Mereka akan turun di Nomor Degen Putra dan Sable Putri. Keempat atlet Degen Putra yakni Arval Raziel Sundara, Andi Akbar Wirasatuhu Luqman, Muh Rifyal Ramadhan, dan Adhitya Meinggar Prayogo. Sedangkan keempat atlet Sable Putri adalah Nia Ayu Agustina, Indah Nur Safarin, Alma Fauziah Ismail, dan Reni Anggraini.
1. Tim Anggar Indonesia sudah latihan jauh-jauh hari

Pelatih Timnas Anggar Indonesia khusus Sable putri, Ruli Mauliadhani, menyebutkan sebelum tampil di Kejuaraan Anggar Asia 2025, Tim Sable Putri sudah menjalani sparring partner selama dua pekan bersama dua atlet putra Rusia yang sengaja didatangkan oleh PB Ikasi. Menurutnya, langkah ini paling tidak akan mengasah mental atlet Anggar Indonesia, dan membantu mereka untuk mengenal karakter lawan tandingnya yang merupakan juara Eropa dan juara Rusia.
“Kita sudah melakukan persiapan maksimal. Mereka sudah siap tampil,” ungkapnya.
2. Tim Anggar Indonesia ditarget menang lawan Asia Tenggara

Pada Nomor Sable Putri, ada dua unggulan yang sulit disaingi. Yakni Jeon Ha-Young dari Korea Selatan yang menempati peringkat 1 dunia, dan Misaki Umura dari Jepang yang menempati peringkat kedua dunia. Meski begitu pihaknya berharap Nia Ayu Agustina dan kawan-kawan bisa mengalahkan atlet Anggar putri dari Kawasan Asia Tenggara di Kejuaraan Anggar Asia 2025. Kemenangan tersebut akan menjadi tiket bagi atlet Anggar Indonesia untuk tampil di Thailand nanti.
“Jeon dan Misaki sangat tangguh dan tak mungkin dikalahkan. Tetapi, saya berharap atlet putri Indonesia bisa bertemu untuk menimba pengalaman bertanding agar bisa tampil lebih baik jika terpilih memperkuat Tim Anggar Indonesia pada SEA Games Thailand 2025,” katanya.
3. Jam terbang atlet berpengaruh kepada keberhasilan

Ia berpendapat, kemampuan atlet Jepang dan Korea Selatan menggeser posisi atlet Eropa, yang selama ini menguasai senjata Saber dunia. Menurut Ruli, kunci keberhasilannya adalah pembinaan yang fokus, dan mereka banyak diterjunkan pada event-event internasional. Misalnya atlet Jepang dan Korea Selatan, minimal mengikuti 18 kali event internasional dalam setahun. Jadi, mereka memiliki jam terbang tinggi dan banyak mengenal karakter permainan lawan.
"Saya yakin jika atlet Indonesia diberikan kesempatan lebih banyak bisa mengulang kembali kejayaan Anggar Indonesia yang pernah meraih perak Asian Games dan langganan menjadi peserta Olimpiade,” katanya.