TUTUP
SCROLL UNTUK MELANJUTKAN MEMBACA
Gabung di IDN Times

Jadi Antivirus Hingga Pupuk, Ini Cara Membuat Eco Enzim dari Sampah

Sampah sayur dan buah-buahan jangan dibuang ya

Eco Enzim dari sampah sangat bermanfaat (Dok.IDN Times/Gede Praja Mahardika)

Masih segelintir orang yang memanfaatkan sampah organik menjadi sesuatu yang bernilai. Namun di tangan Founder Yayasan Sabahat Bumi Bali, Gede Praja Mahardika (30), sampah dapur yang kerap dibuang begitu saja bisa diubah menjadi bahan bernilai tinggi.

Kepada IDN Times melalui sambungan telepon, Gede menyampaikan sebenarnya alam memberikan solusi setiap kita menghadapi permasalahan lingkungan. Apalagi selama pandemik ini. Sebelum mengetahui prosesnya, Gede menjelaskan dulu apa itu Eco Enzim, yang sebenarnya sudah tidak asing lagi di dunia keilmuan. Asal kamu ketahui, Eco Enzim, yang berasal dari sampah sayur dan buah-buahan ini dapat digunakan sebagai antivirus, antibakteri, sabun, hingga sampo.

Baca Juga: Sampah Sayur dan Buah yang Difermentasi Bisa Jadi Antivirus

1. Fermentasi sampah organik dapat menghasilkan Eco Enzim

Eco Enzim dari sampah sangat bermanfaat (Dok.IDN Times/Gede Praja Mahardika)

Gede menjelaskan, Eco Enzim adalah hasil dari fermentasi sampah sisa kulit buah dan sayuran, gula (Bisa gula pasir, gula cokelat, gula merah atau gula tebu), dan air. Pada dasarnya, Eco Enzim ini mempercepat reaksi biokimia di alam untuk menghasilkan enzim yang berguna.

Ini merupakan cara memanajemen sampah dengan memanfaatkan sisa-sisa dapur menjadi sesuatu yang lebih bermanfaat. Cairan ini bisa menjadi antivirus, antibakteri, antijamur, pembersih rumah, pupuk alami, dan pestisida.

“Bisa menjadi cairan multiguna dan aplikasinya meliputi personal, rumah tangga, pertanian juga peternakan,” ungkapnya, Selasa (26/5) lalu.

2. Berikut ini cara sederhana membuat Eco Enzim dari sampah organik:

Eco Enzim dari sampah sangat bermanfaat (Dok.IDN Times/Gede Praja Mahardika)

Gede lalu membagikan cara membuat Eco Enzim. Ini bisa dikerjakan dari rumah. Berikut ini bahan-bahan yang diperlukan:

Bahan:

  • 500 ml air
  • 50 gram gula merah (Jangan direbus) atau molases. Kenapa tidak memakai gula pasir? Alasannya, gula pasir mengandung kimia sintetis
  • 150 gram kulit buah atau sisa buah yang baru. Semakin segar hasilnya semakin bagus.

Cara membuatnya:

  • Larutkan gula bersama air dan masukkan ke dalam botol. Kemudian campurkan kulit atau sisa buah, dengan perbandingan air:gula:sampah buah atau sayur (10:1:3). Setelah itu tutuplah rapat.
  • Simpan di tempat yang kering dan sejuk dengan suhu dalam rumah
  • Biarkan selama 1-2 minggu dan buka setiap hari di minggu pertama, kemudian 2-3 hari sekali, kemudian seminggu sekali. Diamkan selama tiga bulan.

“Semakin lama kualitas Eco Enzim semakin bagus. Wanginya juga menyesuaikan dengan jenis buahnya. Di minggu pertama akan ada banyak gas yang dihasilkan. Kadang ada lapisan putih di permukaan larutan,” ungkapnya.

Baca Juga: Unik, Fermentasi Sampah di Bali Dipakai Untuk Perawatan Tubuh

3. Perhatikan cara memanen Eco Enzim. Mulai dari mengurangi karbondioksida dan mengubah amonia menjadi nitrat

Unsplash/Eduard Militaru

Saat memanen eco enzim harus dimulai dengan menyaring fermentasi sampah tersebut. Eco Enzim hasil saringan sudah bisa dimanfaatkan, dengan bau wangi buah yang difermentasi. Cairan hasil saringan itulah yang disebut Eco Enzim, dan dapat dimanfaatkan untuk berbagai keperluan. Sedangkan sisa saringan akan menghasilkan residu yang juga bisa dikeringkan. Residu ini tidak busuk. Jadi kalau mau dijadikan kompos, harus diblender dulu.

“Dari hari pertama kami membuat Eco Enzim, prosesnya akan melepaskan gas ozon (03). O3 dapat mengurangi karbondioksida (CO2) di atmosfer yang memperangkap panas di awan. Jadi akan mengurangi efek rumah kaca dan global warming juga,” ungkapnya.

Selain itu, enzim dapat mengubah amonia menjadi nitrat (NO3), hormon alami, dan nutrisi untuk tanaman. Sementara itu mengubah CO2 menjadi karbonat (CO3) yang bermanfaat bagi tanaman laut dan kehidupan laut.

Berita Terkini Lainnya