Usulan Dewa Agung Kanya Sebagai Pahlawan Terkendala Bukti Autentik
Superheronya masyarakat Klungkung nih
Follow IDN Times untuk mendapatkan informasi terkini. Klik untuk follow WhatsApp Channel & Google News
Klungkung, IDN Times - Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Klungkung telah bertahun-tahun berjuang untuk menobatkan Ida I Dewa Agung Istri Kanya sebagai pahlawan nasional. Minimnya bukti autentik tentang kehidupan dan perjuangan tokoh Puri Klungkung tersebut, membuat usulan itu tidak kunjung terealisasi.
Padahal Ida I Dewa Agung Istri Kanya adalah sosok penting yang mengalahkan pasukan Belanda saat perang Puputan Kusamba, tahun 1849 silam.
Baca Juga: Disakralkan, 10 Makhluk Mitologi Bali yang Wajib Kamu Tahu
Berdasarkan catatan sejarah, Ida I Dewa Agung Istri Kanya berjuang pada tahun 1849. Perempuan heroik pemimpin pasukan Klungkung itu mampu mengusir serta menggugurkan seorang jenderal Belanda, Andreas Victor Michiel.
Atas dasar itu, Pemkab Klungkung melalui Dinas Sosial berkonsultasi ke Kementerian Sosial untuk mengusulkan agar superhero perempuan ini dapat manjadi pahlawan nasional. Syaratnya, pengusulan tersebut harus dilengkapi dengan bukti autentik tentang kehidupan dan perjuangan Ida I Dewa Istri Kanya.
"Meninggalnya pun ditanyakan dan persyaratannya sangat detail," ujar Kepala Dinas Sosial (Kadisos) Klungkung, Ida Bagus Anom Adnyana, Senin (26/11).
1. Diminta untuk melengkapi bukti autentik
Baca Juga: Tradisi Sakral Kuno Bali Bakal Digelar di Desa Gelgel Desember ini
Berdasarkan catatan sejarah, Ida I Dewa Istri Kanya merupakan seorang ratu dari Kerajaan Klungkung saat pusat pemerintahannya berada di wilayah Desa Kusamba atau di pesisir timur Klungkung.
Ida I Dewa Istri Kanya naik tahta sekitar tahun 1809 setelah wafatnya Dewa Agung Putra Kusamba. Saat menjadi ratu, ia membulatkan tekad untuk tidak menikah dan fokus pada pemerintahan sehingga dicintai masyarakat kala itu.
Kisah heroik perjuangan Ida I Dewa Istri Kanya bermula ketika adanya kapal milik GP King, seorang agen Belanda yang berkedudukan di Ampenan, Lombok di sekitar peisisir Pesinggahan atau pasisit paling timur dari Klungkung. Kapal ini kemudian dirampas oleh penduduk Pesinggahan dan Dawan.
Hal ini membuat seorang pedagang asal Denmark yang juga agen Belanda, melaporkan kejadian tersebut ke Batavia.
Belanda geram mendengar ini. Karena Klungkung dianggap telah melanggar perjanjian tanggal 24 Mei 1843 tentang Penghapusan Hukum Tawan Karang. Selain itu, kemarahan Belanda bertambah dengan sikap Klungkung yang terus menentang kebijakan Belanda, dan membantu Buleleng dalam Perang Jagaraga, April 1849.
Pada tanggal 24 Mei 1849, Belanda dengan kekuatan ribuan pasukan dan persenjataan lengkap menyerang Kerajaan Klungkung di Kusamba. Serangan itu dipimpin langsung oleh seorang Jenderal ternama dan sarat akan prestasi, Mayor Jenderal Michiels. Sebelumnya, Michiels dikenal sebagai Jenderal andalan Belanda dan tidak pernah terkalahkan saat melakukan ekspansi di Indonesia.
Karena kekuatan yang tidak seimbang dan senjata yang timpang, pasukan Klungkung terkepung di hari pertama. Rakyat bahkan sampai membakar desa-desa yang berbatasan dengan Kusamba untuk mencegah serbuan tentara Belanda ke Puri Klungkung.
Serangan mendadak ini membuat Ida I Dewa Istri Kanya geram. Ratu yang juga dikenal sebagai seorang sastrawan ini menyusun strategi dan mengutus Anak Agung Ketut Agung untuk melakukan serangan balasan.
Tidak menunggu waktu lama, tanggal 25 Mei 1849, pasukan Klungkung langsung melancarkan serangan balasan. Sontak tentara Belanda yang sedang beristirahat itu kalang kabut. Saat serangan dadakan itu, Jenderal Michels keluar untuk memastikan pasukannya.
Saat pasukan Belanda menembakkan peluru cahaya, saat itulah pasukan Klungkung mengeluarkan senjata pusaka sejenis meriam yang disebut Ki Sliksik.
Peluru senjata itu mengenai kaki kanan dari Michels hingga terpental. Karena Jenderal Michels dalam keadaan sekarat, pasukan Belanda lari tunggang langgang untuk menyelamatkan diri hingga ke Padang Bai, Karangasem. Jenderal Michels meninggal dunia dan jasadnya dikirim ke Batavia.
Perang Kusamba tak pelak menjadi kemenangan gemilang karena berhasil membunuh seorang jenderal Belanda. Sangat jarang terjadi ketika Belanda kehilangan panglima perangnya. Apalagi Michels tercatat sudah memenangkan perang di tujuh daerah.
Sepertinya ratu Klungkung ini memang layak dimasukkan ke dalam pahlawan nasional, superheronya masyarakat Klungkung.