Makna Tumpek Kandang di Bali, Kasih Sayang Umat Hindu Terhadap Hewan
Terima kasih ya sudah memberikan penghidupan untuk manusia
Follow IDN Times untuk mendapatkan informasi terkini. Klik untuk follow WhatsApp Channel & Google News
Masyarakat di Bali menggelar ritual Tumpek Uye atau Tumpek Kandang, hari ini, Sabtu (29/1/2022). Tumpek Kandang biasanya dirayakan oleh masyarakat Hindu Bali setiap 210 hari sekali, tepatnya pada saat Saniscara (Sabtu) Kliwon, wuku Uye.
Pada saat Tumpek Kandang, masyarakat di Bali membuat upacara untuk hewan, khususnya hewan ternak. Secara sederhana, perayaan Tumpek Kandang ini sebagai wujud syukur dan terima kasih kepada hewan yang selama ini telah memberikan penghidupan dan kemudahan dalam berbagai aktivitas manusia.
Berikut penjelasan tentang makna Tumpek Uye yang dirayakan oleh umat Hindu di Bali:
Baca Juga: 6 Jenis Upacara Hindu di Bali Berdasarkan Matahari dan Bulan
1. Diperkenalkan oleh Rsi Markandeya sebagaimana tercantum dalam lontar
Tumpek Uye atau Tumpek Kandang diyakini diperkenalkan oleh Rsi Markandeya, seorang Rsi Kuno yang memberikan dasar pada ajaran agama Hindu di Bali. Dalam Lontar Sundarigama disebutkan:
Uye, Saniscara Kliwon, Tumpek Kandang, pakerti ring sarwa sato, patik wenang paru hana upadanania, yan ia sapi, kebo, asti, saluir nia sato raja.
Artinya, pada Saniscara (Sabtu), merupakan Tumpek Kandang untuk mengupacarai semua jenis hewan, baik ternak maupun hewan lainnya. Upacaranya untuk sapi, kerbau, gajah, dan hewan lainnya.
Pada saat upacara Tumpek Kandang, seluruh hewan diupacarai selayaknya manusia. Hal itu dilakukan oleh setiap keluarga di Bali.