6 Jenis Upacara Hindu di Bali Berdasarkan Matahari dan Bulan

Ritual suci seperti ini yang bikin mimin selalu rindu Bali

Penulis: Community Writer, Ari Budiadnyana

Lontar Sundarigama merupakan lontar yang berisi tuntunan atau tata cara pelaksanaan upacara dalam agama Hindu. Lontar ini dipakai sebagai rujukan utama dalam kegiatan ritual di Bali.

Kata Sundarigama berasal dari kata sunar yang berarti cahaya terang atau sesuluh, ri berarti siddi atau kesempurnaan, sundari berarti mata air, dan gama berarti pegangan hidup. Sehingga dapat ditarik kesimpulan, bahwa Lontar Sundarigama adalah kitab agama yang memberikan cahaya, sesuluh, tuntunan pelaksanaan upacara/ritual agama untuk mencapai kesempurnaan hidup.

Dalam lontar ini terdapat banyak informasi mengenai hari suci atau penting dan pelaksanaan upakara atau upacaranya di Bali berdasarkan matahari dan bulan. Berikut ini 6 jenis upacara Hindu di Bali berdasarkan matahari dan bulan.

Baca Juga: 10 Ciri-ciri Pekarangan Rumah Aura Negatif Versi Bali

1. Candra Grahana atau gerhana bulan

6 Jenis Upacara Hindu di Bali Berdasarkan Matahari dan BulanFoto hanya ilustrasi. (ANTARA FOTO/Yulius Satria Wijaya)

Saat gerhana bulan, diceritakan bahwa Sang Hyang Ratih diterkam oleh Sang Kala Rahu. Dalam keadaan ini, seluruh rohaniawan melakukan upacara bulan kepangan dengan maksud untuk menyempurnakan kembali wujud Sang Hyang Ratih.

Upakara atau banten yang diperlukan adalah canang wangi-wangi dan raka-raka, bubur biaung serta panek putih kuning secukupnya, dan puspa wangi. Setiap umat Hindu di Bali wajib melakukan upacara pemujaan kepada Sang Hyang Ratih di halaman rumah. Sebulan setelah terjadinya gerhana bulan, mereka tidak diperbolehkan melakukan upacara yadnya baik Dewa Yadnya, Pitra Yadnya, dan Bhuta Yadnya.

2. Surya Grahana atau gerhana matahari

6 Jenis Upacara Hindu di Bali Berdasarkan Matahari dan BulanGerhana Matahari juga terpantau di Kota Medan, Kamis (26/12). (IDN Times/Prayugo Utomo)

Saat gerhana matahari, diceritakan Sang Hyang Surya kepangan (Dimakan) oleh Sang Kala Rahu. Untuk upacara dan sarananya sama dengan seperti pada saat gerhana bulan, namun yang dipuja di sini adalah Sang Hyang Surya. Setahun setelah terjadinya gerhana matahari, umat Hindu di Bali tidak diperbolehkan melakukan segala yadnya angayu-ayu.

Baca Juga: Ciri-ciri ODGJ dan Cara Mengobati Menurut Lontar Usada Bali

3. Purnama Kapat

6 Jenis Upacara Hindu di Bali Berdasarkan Matahari dan BulanFoto hanya ilustrasi. (ANTARA FOTO/Suwandy)

Purnama Kapat adalah saat beryoganya Sang Hyang Siwa dan seluruh para dewata. Para pendeta patut melakukan pemujaan dengan memakai busana kepanditaan sebagai mana mestinya, serta melakukan tata cara Candra Sewana. Setelah itu sembahyang dengan menghaturkan tarpana ke hadapan Kawitan. Sarana upakara yang digunakan adalah canang genten, lenge wangi, burat wangi, dan pebersihan.

Malam harinya, masyarakat Hindu di Bali bersembahyang memohon anugerah keselamatan kepada Ida Sang Hyang Widhi Wasa dengan menggunakan sarana upakara canang lenge wangi dan canang genten.

Selain itu menghaturkan persembahan banten dedari satu dulang kepada Bhatara Kawitan di atas tempat tidur dan sanggar. Tujuannya untuk melebur segala kekotoran dan halangan pada diri masing-masing.

4. Purnama Kadasa

6 Jenis Upacara Hindu di Bali Berdasarkan Matahari dan BulanIlustrasi sarana upakara atau upacara. (dok. pribadi/Ari Budiadnyana)

Lontar Sundarigama menyebutkan, Purnama Kadasa adalah hari penghormatan kepada Sang Hyang Cuniamrta (Manifestasi Tuhan dalam sifat menghidupkan). Purnama Kadasa dikatakan sebagai bulan yang paling terang dan inti dari purnama-purnama yang ada.

Sarana upakara yang dihaturkan untuk tingkat yang sederhana adalah suci, daksina, ajuman, dandanan aprangkat, ikannya serba suci, canang wangi-wangian, serta reresik dan perlengkapannya.

Sarana upakara yang dihaturkan di palaba (Bawah) adalah segehan agung, segehan sasah, tanding dan ikannya bawang jahe. Masyarakat saat itu melakukan upakara pamrayascita lwih, penyeneng, dan teenan.

Baca Juga: Hari Baik Menikah Tahun 2022 Menurut Kalender Bali

5. Bulan mati pada Sasih Kesanga

6 Jenis Upacara Hindu di Bali Berdasarkan Matahari dan BulanIlustrasi sembahyang. (IDN Times/Rehuel ​Willy Aditama)

Bulan mati atau Tilem Sasih Kesanga bertepatan dengan peralihan tahun saka atau sehari sebelum Hari Raya Nyepi. Pada bulan mati ini, disebutkan sebagai hari bersucinya seluruh para dewata yang bertempat di lautan.

Umat biasanya melakukan melasti ke sumber mata air guna membersihkan alam secara niskala/gaib. Desa adat juga melakukan pencaruan yang disebut dengan tawur agung, di mana dilaksanakan di catus pata desa setempat.

Sarana upacara yang digunakan di tingkat rumah tangga adalah sarana caru segehan manca warna, ayam brumbun yang sudah diolah, dan telur dilengkapi dengan tabuh tuak, serta arak. Selain itu melakukan persembahan segehan nasi sasah 108 tanding yang berisi jeroan daging mentah, serta segehan agung satu tanding.

Persembahan ini dihaturkan di depan pintu rumah kepada Sang Butha Raja, Sang Butha Kala, dan Kalabala.

6. Rahinan Purnama dan Tilem

6 Jenis Upacara Hindu di Bali Berdasarkan Matahari dan BulanIlustrasi Bulan (IDN Times/Sunariyah)

Setiap bulan atau sasih akan terdapat Hari Rahinan Purnama dan Tilem. Menurut Lontar Sundarigama, ini adalah hari sesucen terhadap Sanghyang Rwabhineda yakni Sanghyang Surya, dan Sanghyang Ratih. Ketika Purnama, Sanghyang Ratihlah yang beryoga. Sedangkan ketika Tilem, Sanghyang Suryalah yang beryoga.

Masyarakat diharapkan melakukan penyucian diri dengan menghaturkan wangi-wangi, canang biasa yang disuguhkan kepada para dewa.

Lontar Sundarigama dipandang sebagai tradisi suci yang patut diwariskan secara turun-temurun dan disampaikan kepada setiap umat, agar tempat yang digunakan untuk melaksanakan upacara menjadi tenteram dan kehidupan masyarakat menjadi sejahtera.

Topik:

  • Irma Yudistirani

Berita Terkini Lainnya