TUTUP
SCROLL UNTUK MELANJUTKAN MEMBACA
Gabung di IDN Times

Legenda Asal Usul Terpisahnya Pulau Bali dan Jawa

Ada balasan atas sebuah keserakahan Manik Angkeran

Legenda Selat Bali. (YouTube.com/Dongeng Kita | IDN Times/Ayu Afria)

Penulis: Community Writer, Ari Budiadnyana

Konon dahulu kala, Pulau Bali dan Jawa masih menjadi satu kesatuan daratan. Namun sekarang, kedua pulau ini dipisahkan oleh lautan yang dinamakan Selat Bali.

Asal usul terpisahnya kedua pulau ini tidak memiliki sumber yang pasti, namun ada kisahnya secara turun temurun. Apakah yang menyebabkan kedua pulau ini terpisah? Berikut asal usul terpisahnya Pulau Bali dan Jawa.

Baca Juga: 7 Mantra Penangkal Leak, Bisa Digunakan Sehari-hari

1. Berawal dari kisah di Kerajaan Daha, Kediri, Jawa Timur

Mpu Sidimantra dan keluarganya. (YouTube.com/Dongeng Kita)

Alkisah di Kerajaan Daha terdapat seorang pendeta bernama Mpu Sidi Mantra. Selain dikenal sebagai orang yang sakti mandraguna, ia juga dikenal kaya raya.

Mpu Sidi Mantra memiliki seorang putra bernama Manik Angkeran. Mpu Sidi Mantra dan istrinya sangat sayang kepada anak semata wayangnya tersebut.

2. Manik Angkeran memiliki sifat rakus dan suka berjudi

Manik Angkeran. (YouTube.com/Dongeng Kita)

Mpu Sidi Mantra dan istrinya sangat sedih karena Manik Angkeran memiliki tabiat yang kurang baik. Ia dikenal sebagai anak yang suka berfoya-foya dan menghabiskan harta kekayaan orangtuanya untuk berjudi.

Jika kalah berjudi, ia akan meminjam uang kepada orang lain. Hal ini membuat Manik Angkeran memiliki banyak utang di mana-mana.

Baca Juga: Menelusuri Pura Melanting Jambe Pole di Taman Festival Bali

3. Banyak orang yang mencari Manik Angkeran karena tidak mampu membayar utang

Manik Angkeran memohon belas kasihan ayahnya. (YouTube.com/Dongeng Kita)

Kekayaan orangtuanya semakin menipis setelah Manik Angkeran menghabiskannya bertahun-tahun. Banyak orang yang mencari Manik Angkeran untuk menagih utang kepada dirinya.

Manik Angkeran sangat ketakutan, karena ia dicari oleh beberapa orang yang membawa beragam senjata tajam seperti golok dan pedang. Ia bersembunyi di rumah ayahnya, Mpu Sidi Mantra, seraya memohon bantuan.

Mpu Sidi Mantra keluar menghampiri orang-orang tersebut dan ia berjanji akan membayar utang anaknya. Karena segan kepada Mpu Sidi Mantra, mereka menyetujui permintaannya untuk datang lagi di kemudian hari.

Baca Juga: 5 Mitos Sosok Gaib Untuk Pesugihan, Ada Brerong dari Bali

4. Mpu Sidi Mantra meminta bantuan seekor naga yang bernama Naga Basuki

Naga Basuki. (Universiteitleiden.nl)

Pada malam harinya, Mpu Sidi Mantra berdoa untuk memohon bantuan kepada Tuhan Yang Maha Esa terkait masalah Manik Angkeran. Akhirnya ia mendapat petunjuk supaya pergi ke Gunung Agung untuk menemui seekor naga yang menjaga harta karun di tempat tersebut.

Sesampainya di kawah Gunung Agung, ia duduk bersila sambil membunyikan genta dengan iringan mantranya untuk memanggil naga yang bernama Naga Basuki. Naga Basuki kemudian keluar dan Mpu Sidi Mantra menceritakan keinginannya.

Karena merasa iba, Naga Basuki mengeluarkan emas dan intan dari sisiknya untuk diberikan kepada Mpu Sidi Mantra.

"Ambilah harta ini, cukup untuk membayar utang-uutang anakmu. Jangan lupa untuk menasihatinya agar mau berubah," ujar Naga Basuki memberikan wejangan.

Setelah mengucapkan terima kasih, Mpu Sidi Mantra pamit untuk kembali ke Jawa Timur. Ia kemudian memberikan semua harta tersebut kepada Manik Angkeran seraya menasihatinya agar tidak mengulangi perbuatan itu.

Manik Angkeran sangat senang. Ia lalu menjual harta tersebut untuk melunasi utang-utangnya. Uang hasil pembayaran utang tersebut ternyata masih memiliki sisa yang banyak, sehingga ia gunakan lagi untuk berjudi. Namun kejadian kembali terulang, ia kalah berjudi dan kembali berutang.

5. Manik Angkeran dibunuh oleh Naga Basuki karena sifat rakusnya

Manik Angkeran memotong ekor Naga Basuki. (YouTube.com/Dongeng Kita)

Manik Angkeran kembali meminta pertolongan ayahnya. Namun sang ayah tidak mau lagi menolongnya. Ia ingat kalau ayahnya pernah meminta bantuan kepada Naga Basuki di Gunung Agung. Ia kemudian mencuri genta sakti milik ayahnya serta menuju ke Gunung Agung.

Sesampainya di kawah gunung tersebut, ia membunyikan genta sakti hingga membuat Naga Basukih keluar. Manik Angkeran bercerita mengenai utang yang dimilikinya. Karena merasa iba, Naga Basuki memberikan harta kepada Manik Angkeran.

Memang dasarnya rakus, ketika Manik Angkeran melihat ada permata besar di bagian ekor Naga Basuki, ia segera menghunus pedangnya, memotong ekor sang naga seraya pergi meninggalkan tempat tersebut.

Naga Basuki kesakitan dan menjadi marah. Ia menjilat jejak kaki dari Manik Angkeran. Sehingga seketika itu pula, tubuh Manik Angkeran gosong menjadi abu.

6. Naga Basuki menghidupkan Manik Angkeran dengan syarat

Manik Angkeran dihidupkan kembali oleh Naga Basuki. (YouTube.com/Dongeng Kita)

Mpu Sidi Mantra khawatir, karena sudah beberapa hari Manik Angkeran tidak pulang ke rumah. Mpu bergegas untuk mencari anaknya, dan memilih pergi ke tempat Naga Basuki karena ia tahu genta suci miliknya hilang.

Sesampai di Gunung Agung, Mpu menceritakan kepada Naga Basuki kalau ia sedang mencari anaknya yang hilang. Naga Basuki memberitahukan kalau ia tidak perlu lagi mencari Manik Angkeran karena sudah dibunuhnya.

Mpu Sidi Mantra kemudian memohon agar anaknya bisa dihidupkan kembali. Naga Basuki bersedia menghidupkan lagi Manik Angkeran, namun dengan syarat. Yaitu Manik Angkeran harus mengembalikan ekor Naga basuki dan hidup terpisah dengan ayahnya.

Manik Angkeran lalu dihidupkan kembali, dan mengembalikan ekor milik sang naga seraya berjanji untuk menjadi manusia yang lebih baik serta akan tinggal di tempat Naga Basuki.

Berita Terkini Lainnya