TUTUP
SCROLL UNTUK MELANJUTKAN MEMBACA
Gabung di IDN Times

Sejarah Canggu, Desa Wisata yang Super Populer di Bali

Beberapa waktu lalu ada petisi soal Canggu nih

Suasana di Canggu. (unsplash.com/Cassie Gallegos)

Desa Canggu kini berubah menjadi tempat favorit wisatawan, terutama turis asing di Bali. Selain memiliki deburan ombak pantai kesukaan para surfer, desa yang berada di wilayah Kuta Utara, Kabupaten Badung ini menjelma sebagai lokasi padat vila, tempat hiburan malam, hingga tempat nongkrong.

Banyak komunitas turis asing maupun ekspatriat yang tumbuh dan berkembang di sini. Dari yang sebelumnya sepi, Canggu juga terkenal sebagai wilayah yang sering mengalami kemacetan lalu lintas, terutama saat liburan tiba. Berikut ini sejarah Canggu hingga terkenal sampai sekarang.

Baca Juga: Kremasi Hewan Secara Hindu, Sudah Tepatkah?

Baca Juga: 6 Desa di Bali yang Ngaben Tanpa Pembakaran Jenazah

1. Desa Canggu memiliki nama yang sama dengan pelabuhan kuno di Jawa

Suasana di Canggu. (unsplash.com/Sergey Chuprin)

Dikutip laman Desacanggu.badungkab.go.id, sumber sejarah berdirinya Desa Canggu belum banyak ditemukan dalam bentuk data-data tertulis seperti lontar maupun benda-benda prasasti lainnya. Dari penuturan masyarakat secara turun temurun, Desa Canggu diyakini ada kaitannya dengan nama sebuah pelabuhan di Kerajaan Majapahit yang terletak di muara Kali Brantas.

Hal ini berasal dari pemikiran tetua terdahulu, bahwa ada beberapa Maha Rsi atau Mpu yang datang ke Bali pada zaman Kerajaan Majapahit. Maha Rsi atau Mpu tersebut menyebarkan ajaran-ajaran Hindu kepada masyarakat Bali.

2. Berhubungan dengan Kerajaan Gelgel

Suasana di Canggu. (unsplash.com/Josh Withers)

Babad Dalem Samprangan menyebutkan tentang Kerajaan Gelgel yang dipimpin oleh raja bergelar Sri Semara Kepakisan. Raja dari Bali tersebut diundang ke Majapahit, yang kala itu dipimpin oleh Hayam Wuruk bersama mahapatih saktinya, Gajah Mada. Raja Bali lalu mengutus patihnya yang bernama Kiai Petandakan.

Pada saat balik ke Bali, Kiai Petandakan menerima jimat sakti berupa sebilah keris sakti. Setelah itu, ia naik kapal berangkat dari pelabuhan yang bernama Begawan Canggu.

3. Ada kaitannya dengan keris sakti Kiai Petandakan

Ilustrasi keris. (youtube.com/Bumi Mojopahit Channel)

Setelah berangkat dari Tanah Jawa, keris tersebut jatuh di tengah lautan dalam perjalanannya menuju Bali. Namun sarung keris tidak ikut terjatuh ke laut.

Kiai Petandakan kemudian merapal mantra sakti, sehingga keris yang jatuh bisa kembali dengan sendirinya ke sarung. Keris tersebut lalu diberi nama Begawan Canggu.

Setibanya di Bali, dan saat menuju ke Kerajaan Gelgel, Kiai Petandakan beristirahat di suatu daerah sambil membawa keris Begawan Canggu. Tempat istirahat ini diberi nama Canggu.

4. Canggu berkaitan dengan Dang Hyang Dwijendra

Upacara di area Pura Batu Bolong, Canggu. (YouTube.com/Toney Julianz)

Sekitar abad XIV, Dang Hyang Dwijendra atau juga dikenal dengan sebutan Pedanda Sakti Wawu Rauh, melakukan perjalanan menuju Dalem Waturenggong di Kabupaten Gianyar. Dalam perjalanan itu, Maha Rsi yang berasal dari Kerajaan Majapahit ini singgah di daerah Canggu, tepatnya di Pantai Batu Bolong saat ini.

Lontar Pedanda Sakti Wawu Rauh terdapat kutipan sebagai berikut:

"Tilar ring nyitdah, munggah ring samudra, sepenegaknya turun ring Canggu, kepernah putra apratistha pada, during ngasat babelanguangen wewecana, malih sungkan magerah, raris mekarya tirta empul sapteng tiri, malih kenak."

Artinya:

"Telah meninggalkan Desa Nyitdah melalui lautan, secepatnya tiba di Canggu. Lalu menampak seorang Brahmana (mediksa) yang mana belum sepakat di dalam pembicaraan lagi sakit merah (panas dingin), lalu membuat tirta empul 7 buah, dan selanjutnya beliau sembuh kembali."

Disebutkan, bahwa kekuatan yoga Dang Hyang Dwijendra dapat memunculkan air suci yang disebut dengan tirta empul di Pantai Batu Bolong. Makanya di Pantai Batu Bolong terdapat 4 sumur yang mengeluarkan tirta empul. Untuk menghormati keberadaan keempat sumur tersebut, dibangunlah pura yang bernama Pura Batu Bolong.

Verified Writer

Ari Budiadnyana

Menulis dengan senang hati

IDN Times Community adalah media yang menyediakan platform untuk menulis. Semua karya tulis yang dibuat adalah sepenuhnya tanggung jawab dari penulis.

Berita Terkini Lainnya