TUTUP
SCROLL UNTUK MELANJUTKAN MEMBACA
Gabung di IDN Times

5 Hari Suci Sebelum Perayaan Galungan di Bali

Sebentar lagi Bali akan menyambut Hari Raya Galungan kembali

Ilustrasi (IDN Times/Imam Rosidin)

Umat Hindu di Bali memiliki hari suci penting selain Nyepi, yaitu Hari Raya Galungan. Hari raya ini merupakan simbol kemenangan Dharma (kebaikan) atas Adharma (kejahatan). Hari Raya Galungan diperingati oleh umat Hindu setiap 210 hari sekali, tepatnya pada hari Budha (Rabu) Kliwon wuku Dungulan. Makanya Galungan dan Kuningan di Bali terjadi dua kali dalam satu tahun.

Dalam pelaksanaannya, terdapat beberapa rangkaian hari suci sebelum perayaan Galungan. Berikut ini lima hari suci sebelum perayaan Galungan di Bali.

Baca Juga: Kumpulan Ucapan Hari Raya Galungan dan Kuningan

Baca Juga: Makna Penjor Untuk Hari Raya Galungan

1. Tumpek Wariga 

Upacara Tumpek Wariga. (instagram.com/dewajhon01)

Tumpek Wariga sering juga disebut dengan nama Tumpek Pengatag, Tumpeh Bubuh, Tumpek Pengarah, dan Tumpek Uduh. Tumpek Wariga dirayakan 25 hari sebelum Galungan tepatnya pada Sabtu Kliwon wuku Wariga.

Tumpek ini memiliki makna untuk menjaga keseimbangan antara alam dan manusia agar mendatangkan kerahayuan serta kesuburan. Selain itu, tumpek ini bermakna memohon agar tumbuh-tumbuhan dan pohon dapat tumbuh subur sehingga hasilnya bisa digunakan untuk merayakan Galungan nanti. Satu sarana biasa yang digunakan adalah mempersembahkan bubur berwarna-warni.

2. Sugihan Jawa

Foto hanya ilustrasi. (IDN Times/Irma Yudistirani)

Sugihan Jawa jatuh pada 6 hari sebelum Galungan, tepatnya Wraspati (Kamis) Wage wuku Sungsang. Banyak berkembang anggapan, bahwa Sugihan Jawa adalah perayaan untuk warga Bali yang merupakan keturunan dari Majapahit.

Namun menurut Lontar Sundarigama, Sugihan berasal dari kata Sugi yang artinya penyucian atau pembersihan. Sedangkan Jawa berasal dari kata Jaba yang berarti luar atau makrokosmos.

Pada hari ini biasanya umat Hindu di Bali melakukan upacara Mererebu atau Mererebon, yaitu memohon penyucian atau pembersihan makrokosmos atau alam semesta atau sering disebut dengan Bhuwana Agung. Biasanya disimbolkan dengan pembersihan rumah, halaman rumah, lingkungan sekitar, dan tempat suci.

3. Sugihan Bali

Pura Keraban Langit di Desa Sading, Kecamatan Mengwi. (IDN Times/Diantari Putri)

Sugihan Bali jatuh sehari setelah Sugihan Jawa yaitu pada Jumat Kliwon wuku Sungsang. Kalau Sugihan Jawa untuk membersihkan Bhuwana Agung, maka Sugihan Bali adalah untuk Bhuwana Alit.

Bhuwana Alit yang dimaksud adalah tubuh manusia itu sendiri. Biasanya umat Hindu di Bali melakukan pembersihan diri dengan cara melukat. Sugihan Jawa dan Sugihan Bali dilaksanakan agar umat Hindu beserta alam sekitarnya menjadi bersih secara lahir batin untuk menyambut Hari Suci Galungan.

4. Penyajaan Galungan

Foto hanya ilustrasi. (IDN Times/Irma Yudistirani)

Hari Penyajaan Galungan jatuh dua hari sebelum Galungan, tepatnya Senin (Soma) Pon Wuku Dungulan. Disebutkan dalam Lontar Sundarigama:

Soma pon wahiyaning wang angomong yoga semadi yata pituhu-tuhun nyumade, sad gana lawan betara, yata sinambat penyajaan dening loka.

Artinya:

Soma Pon (wuku Dunggulan) merupakan hari untuk seseorang melakukan yoga samadhi, dengan memusatkan pikiran kepada para Bhatara.

Makna dari hari ini adalah umat Hindu di Bali melakukan pengendalian diri agar 'tidak tergoda' oleh Sang Bhuta Dungulan yang turun di Penyajaan Galungan. Selain itu, umat Hindu mempersiapkan sarana-sarana yang diperlukan seperti penjor, buah-buahan, kue atau jaja untuk persembahan, dan sebagainya.

Verified Writer

Ari Budiadnyana

Menulis dengan senang hati

IDN Times Community adalah media yang menyediakan platform untuk menulis. Semua karya tulis yang dibuat adalah sepenuhnya tanggung jawab dari penulis.

Berita Terkini Lainnya