TUTUP
SCROLL UNTUK MELANJUTKAN MEMBACA
Gabung di IDN Times

5 Fakta Unik Kue Keranjang, Sajian Khas saat Tahun Baru Imlek 

Sering disebut dengan nama dodol China

Kue keranjang atau dodol Cina. (Commons.wikimedia.org/Juliana Phang)

Tahun Baru Imlek sangat lekat dengan beberapa makanan khasnya. Berbagai varian makanan yang disajikan saat perayaan Hari Raya etnis Tionghoa ini memiliki makna dan simbolnya tersendiri.

Satu di antara makanan wajib saat perayaan Imlek adalah kue keranjang. Seperti apa bentuk kue keranjang, apa maknanya dan mitos apa saja terkait kue yang rupanya mirip dodol ini? Yuk simak penjelasannya di bawah ini sebagaimana dilansir dari laman Sastra Cina Fakultas Ilmu Budaya, Universitas Brawijaya:

Baca Juga: Lima Tempat Ibadah Tri Dharma di Bali, Akulturasi Hindu dan Budha

1. Ada alasan mengapa disebut kue keranjang

Kue keranjang atau dodol Cina. (Commons.wikimedia.org/ProjectManhattan)

Kenapa ya disebut kue keranjang? Karena kue khas Imlek ini dibuat dengan menggunakan cetakan yang berbentuk mirip keranjang. Selain kue keranjang, kue ini juga kerap disebut dengan nama kue bakul, kue manis, dan juga dodol China.

Disebut dodol China karena seperti dodol dan menggunakan bahan dasar tepung ketan dan gula sehingga teksturnya lengket dan berwarna cokelat mirip seperti dodol.

Kue keranjang dalam bahasa Mandarin disebut dengan nian gao. Kata nian berarti lengket dan juga bisa diartikan sebagai tahun, sedangkan gao berarti kue. Jadi nian gao memiliki arti kue yang lengket dan juga kue tahunan mengingat kue lengket ini hanya dibuat setahun sekali saat perayaan Imlek.

2. Mitos raksasa Nian vs pembuat kue Gao 

Ilustrasi raksasa Nian. (Commons.wikimedia.org/Internet Archive Book Images)

Dalam cerita mitos di China, disebutkan bahwa kue keranjang atau nian gao dikaitkan dengan cerita raksana yang bernama Nian. Pada zaman dahulu diceritakan ada sosok raksasa yang bernama Nian, di mana ia akan berburu saat lapar. Ketika musim dingin tiba, hewan-hewan tidak ada yang berkeliaran, sehingga raksasa Nian turun ke desa untuk mencari korban.

Kemudian suatu ketika ada seorang pembuat kue yang bernama Gao, di mana ia membuat kue dari bahan sederhana yaitu tepung ketan dan gula. Kue ini kemudian diletakkan di depan rumah dan saat raksasa Nian melihat kue itu, ia memakannya dengan lahap sehingga tidak jadi mencari korban manusia untuk disantap.

Sejak saat itu, penduduk desa selalu membuat kue seperti yang dibuat oleh Gao untuk dipersembahkan kepada raksasa Nian. Kue itu kemudian diberi nama kue Nian Gao yang merupakan gabungan dari nama raksasa Nian dan Gao si pembuat kue.

3. Mitos persembahan untuk Dewa Tungku 

Ilustrasi Dewa Tungku. (Commons.wikimedia.org/Nguyen Thanh)

Selain mitos cerita raksasa Nian dan pembuat kue Gao, terdapat juga mitos cerita lainnya yang berhubungan dengan kue keranjang. Cerita lain tersebut adalah terkait dengan sarana persembahan atau sesaji bagi para dewa.

Pada awalnya kue keranjang ini adalah makanan kesukaan Dewa Tungku atau Cau Kun Kong. Kue ini menjadi hidangan yang disajikan untuk Dewa Tungku yang berguna untuk menyenangkan hati dewa tersebut agar selalu memberikan kabar baik dan menyenangkan kepada raja surga yaitu Giok Hong Siang Te.

4. Makanan cadangan saat perang 

Kue keranjang atau dodol Cina. (Commons.wikimedia.org/ProjectManhattan)

Selain mitos, ada pula kaitan legenda sejarah perang kuno China dengan kue keranjang. Pada legenda itu diceritakan bahwa kue keranjang berasal dari daerah Suzhou dan dikatakan telah ada sejak 2.500 tahun yang lalu.

Pada zaman itu, terjadi peperangan, di mana Suzhou yang merupakan Ibu Kota Kerajaan Wu dikepung oleh musuh. Walaupun warga terlindung oleh tembok yang kokoh, namun hal ini juga menyebabkan warga mengalami kelaparan karena tidak bisa ke luar mencari makanan.

Warga kemudian mengingat pesan dari Raja Wu Zixu. Sebelum meninggal, ia berpesan untuk menggali lubang di bawah tembok kerajaan. Saat warga menggali, ditemukan bata yang terbuat dari tepung dan gula. Warga kemudian membuat makanan dari kedua bahan tersebut dan terhindar dari kelaparan.

Bata tersebut kemudian disebut-sebut sebagai asal mula nian gao. Masyarakat kemudian membuat nian gao setiap tahunnya untuk memperingati jasa Raja Wu Zixu dan untuk perayaan tahun baru.

Verified Writer

Ari Budiadnyana

Menulis dengan senang hati

IDN Times Community adalah media yang menyediakan platform untuk menulis. Semua karya tulis yang dibuat adalah sepenuhnya tanggung jawab dari penulis.

Berita Terkini Lainnya