TUTUP
SCROLL UNTUK MELANJUTKAN MEMBACA
Gabung di IDN Times

Belajar Jadi Pemimpin Menurut Hindu, Contohlah Burung Gagak

Semoga Indonesia terbebas dari abuse of power

Ilustrasi pemimpin. (unsplash.com/Jehyun Sung)

Bali terdapat banyak lontar kuno yang berisi naskah tentang tuntunan, ajaran agama, mistik, mantra, dan sebagainya. Pada umumnya, bahasa yang digunakan adalah Bahasa Kawi atau Jawa Kuno, dan ada juga yang bercampur dengan Bahasa Sanskerta.

Ada satu lontar yang mengajarkan tentang kepemimpinan dalam ajaran Hindu. Yaitu Lontar Nitipraya. Lontar ini sangat cocok diterapkan untuk para pemimpin daerah maupun nasional. Berikut ini

Baca Juga: Makna Ngaben di Bali Menurut Lontar Yama Purwana Tattwa

Baca Juga: Ciri-ciri ODGJ dan Cara Mengobati Menurut Lontar Usada Bali

1. Ringkasan teks Lontar Nitipraya

Ilustrasi pemimpin. (unsplash.com/Alexander Mils)

Berdasarkan kutipan dari jurnal penelitian berjudul "Kepemimpinan Dalam Agama Hindu, Studi Naskah Lontar Nitipraya" karya R Aris Hidayat tahun 2009, Lontar Nitipraya merupakan wahyu berbentuk sloka yang diberikan oleh Dewa Wisnu kepada Bhagawan Dwaipayana. Ajaran ini disebut Siksakarya, yang berarti burung gagak dan ayam jantan.

Siksakarya berisi ajaran tentang sifat hingga perilaku burung gagak dan ayam jantan. Ajaran ini ditujukan kepada para pemimpin (raja, menteri, dan ksatria) yang akan melakukan peperangan.

2. Ajaran moral tentang kepemimpinan

Ilustrasi pemimpin. (unsplash.com/Markus Spiske)

Agar menjadi seorang pemimpin atau menjadi bawahan atau rakyat yang baik, pengarang Nitipraua menyarankan agar "ngangsu ilmu" atau menimba ilmu kepada karya nenek moyang yang adiluhung, yaitu melalui Lontar Nitipraya. Niti dapat diartikan sebagai pedoman atau tuntunan untuk memimpin, membimbing, dan mendidik bagi diri, orang lain, serta lingkungannya, sebagai etika sosial politik untuk mencapai kebijaksanaan duniawi.

Sedangkan praya dapat diartikan sebagai masyarakat, bangsa, bawahan, atau penduduk. Jadi Nitipraya dapat diartikan sebagai pedoman atau tuntunan untuk memmimpin masyarakat atau bangsa sebagai etika sosial politik untuk mendapatkan kebijaksanaan duniawi.

3. Cara menjadi pemimpin dari burung gagak

Burung gagak. (unsplash.com/Tyler Quiring)

Telah disebutkan di atas, bahwa Lontar Nitipraya berisi ajaran Siksakarya yang terinspirasi dari burung gagak dan ayam jantan. Tingkah laku burung gagak yang dapat ditiru sesuai dengan Lontar Nitipraya adalah:

  • Gagak berbunyi cukup keras dan menakutkan, untuk menyampaikan tentang kematian atau pembunuhan. Namun di balik itu, burung tersebut mengabarkan atau memberikan peringatan
  • Jika sedang berhadapan atau berbicara dengan seseorang, perhatikan secara saksama
  • Tidak berbuat dosa kepada prajurit atau bawahan dan sanak keluarganya
  • Tidak membunuh secara sembarangan kepada orang yang tidak berdosa
  • Jika ingin menjatuhkan hukuman, termasuk hukuman mati, yang pantas dibunuh adalah keangkaramurkaan di muka Bumi
  • Memahami Tri Bhujangga, yaitu dosa yang dilakukan seseorang dan memberikan hukuman sesuai dengan dosa yang dilakukannya
  • Tidak tanggung-tanggung dalam memberikan derma kepada pasukan dan rakyat memerlukan
  • Tidak mengurangi hak pasukan atau bawahan dan rakyat. Karena hal itu merupakan perbuatan hina
  • Memberikan hadiah dan harta kepada pasukan atau bawahan yang berhasil melakukan tugas dengan baik, dan tidak mengurangi sedikit saja hak mereka
  • Tidak suka berkelahi, tidak bermain perempuan, dan tidak berhati jahat
  • Tidak meminta atau merampas milik pasukan atau anak buah, meskipun lebih baik dari pada milikmu
  • Bisa menghargai kelebihan orang
  • Mau memerhatikan kehidupan sang pendeta.

4. Cara menjadi pemimpin dari ayam jantan

Ayam jantan. (unsplash.com/Ricardo Porto)

Perilaku ayam jantan yang perlu ditiru oleh seorang pemimpin adalah:

  • Bisa mengetahui waktu untuk mengatur tentara atau bawahan, dan keluarga
  • Jika ingin bercinta, bisa bertindak bijaksana
  • Tidak takut kepada lawan, meskipun lawan lebih kuat
  • Tidak tanggung-tanggung dalam mengatur siasat perang.

Verified Writer

Ari Budiadnyana

Menulis dengan senang hati

IDN Times Community adalah media yang menyediakan platform untuk menulis. Semua karya tulis yang dibuat adalah sepenuhnya tanggung jawab dari penulis.

Berita Terkini Lainnya