Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
For
You

Alasan Mengapa Orang Hindu Bali Sangat Menghormati Alam

Ilustrasi Hindu Bali (pexels.com/Photo by el jusuf)
Ilustrasi Hindu Bali (pexels.com/Photo by el jusuf)

Orang Hindu Bali menghormati alam, itu adalah harapan dan ajaran yang tertuang dalam Tri Hita Karana. Meskipun terdengar mulia, hormat kepada alam saat ini terdengar utopis karena manusia cenderung punya sifat destruktif untuk bertahan dan meluas pertahanan itu. Cepat atau lambat, pertahanan itu beralih menjadi penguasaan (keinginan untuk menguasai). Manusia selalu ingin lebih, padahal manusia hanya makhluk kecil di megahnya semesta raya ini.

Kasus kejahatan semakin merajalela, bencana alam tidak terelakkan. Bencana bukan soal alam marah semata, melainkan karma atas perbuatan buruk manusia menggadaikan alam demi tumpukan harta. Pohon, hewan, dan masyarakat kecil selalu jadi korban paling dirugikan atas ketamakan manusia yang merasa paling berhak mengatur itu. Orang Hindu Bali yang konon menghormati alam, ini penjelasannya lewat Tri Hita Karana.

Pawongan mengajarkan agar hormat sesama manusia

Ilustrasi mengasihi sesama. (unsplash.com/Ekaterina Shakharova)
Ilustrasi mengasihi sesama. (unsplash.com/Ekaterina Shakharova)

Ada banyak artikel yang telah menjabarkan soal Tri Hita Karana, sebagai tiga cara meraih keseimbangan dan kebahagiaan hidup. Ajaran ini sangat mulia, secara harfiah mengajarkan manusia agar hormat dan mengasihi sejak sesama manusia (pawongan), alam (palemahan), dan Tuhan (parahyangan). 

Bagian pertama, pawongan bermakna agar manusia menghormati sesama manusia. Namun, ajaran ini belum sepenuhnya terserap dalam kehidupan manusia Bali. Jejaring kapitalisme yang menghisap rasa kemanusiaan, menjadikan kita semakin kelelahan atas tuntutan duniawi tiada akhir. 

Lingkaran putus asa antara bekerja atau jadi pengangguran, membuat manusia berusaha lebih keras. Sadar atau tidak, menjauhkan diri dari interaksi nyata, dialog bermakna, dan sederhana. Hidup seolah sebagai ajang pembuktian, arena gengsi penuh kemunafikan. Merasa telah memanusiakan sesama, tapi ujungnya masuk dalam gerakan destruktif batin manusia. Kondisi dunia kian lelah, membuat energi terkuras dan istirahat hanya jadi kata-kata penenang.

Palemahan agar manusia menghormati alam

Screen Shot 2025-07-09 at 3.28.40 PM.png
ilustrasi banjir (pexels/Sveta K)

Harapannya sih lewat palemahan agar manusia menghormati alam. Namun, kita kadang masih membuat keputusan destruktif demi kebutuhan dan kemudahan. Demi nafkah, demi pendapatan daerah, dan demi apapun itu, lagi-lagi alam menjadi korban utama. Alam hancur karena keinginan manusia yang selalu bernafsu untuk melampaui dunia.

Merasa telah bayar, masalah selesai, kapital membuat cara-cara tradisional dan kekeluargaan perlahan pudar. Alam tak dapat berbicara lewat kata-kata seperti bahasa manusia. Bahasa alam lewat sinyal yang kerap diabaikan, ketika kian abai, alam sudah tidak dapat menahan rasa sakitnya. Pembela alam juga hidup penuh tantangan dan ancaman, ironi di sebuah negara yang katanya demokrasi ini.

Parahyangan agar manusia menghormati Tuhan dan semesta

Ilustrasi canang. (IDN Times/Yuko Utami)
Ilustrasi canang. (IDN Times/Yuko Utami)

Ketiga, ada parahyangan dengan harapan bahwa manusia menghormati Tuhan atau Ida Sang Hyang Widhi maupun semesta raya. Penghormatan ini terasa semu, sebab esensi sejati dari sesajen mulai kehilangan siklusnya yang semestinya kembali ke alam. Rumah Bali modern telah habis terplester batu sikat, tidak ada resapan, tidak ada kebun belakang.

Sesajen dengan bahan alami dan mudah terurai justru kembali ke tong sampah. Kebiasaan buruk ini justru terus dilanjutkan, regulator seolah tumpul, baru terdesak sibuk berteriak, ini salah kita semua. Kenapa akhirnya kita semua selalu terlambat untuk menyadari, bahwa kita ikut terlibat dalam menghancurkan semesta. Semuanya semakin diperparah oleh mereka yang katanya dipilih rakyat, rakyat yang mana?

Share
Topics
Editorial Team
Irma Yudistirani
EditorIrma Yudistirani
Follow Us

Latest News Bali

See More

Alasan Mengapa Orang Hindu Bali Sangat Menghormati Alam

16 Des 2025, 23:56 WIBNews