Turis Tiongkok Sepi, Warga Lembongan Kembali Jadi Petani Rumput Laut

Inilah kalau hanya mengandalkan sektor pariwisata saja

Klungkung, IDN Times - Menurunnya kunjungan turis Tiongkok ke Nusa Lembongan, mulai dirasakan oleh warga di Desa Lembongan, Kabupaten Klungkung. Selama ini warga yang sebagian besar mengandalkan hidup dari pariwisata, mulai mengeluhkan pemasukan mereka menurun. Beberapa dari mereka bahkan sudah mulai menekuni sektor lain, seperti kembali menjadi petani rumput laut.

1. Tanggal 2 Februari kemarin, hanya ada 15 turis Tiongkok saja yang ke Nusa Lembongan. Biasanya rata-rata ada 1500 turis Tiongkok per hari yang datang ke Nusa Lembongan

Turis Tiongkok Sepi, Warga Lembongan Kembali Jadi Petani Rumput LautDok.IDN Times/Istimewa

Selama ini pariwisata di Desa Lembongan, Nusa Penida selalu didominasi oleh turis Tiongkok. Mereka menyasar berbagai wahana wisata bahari, yang selama ini menjadi andalan Lembongan dalam menggaet wisatawan.

Kepala Dinas (Kadis) Pariwisata Klungkung, I Nengah Sukasta, menjelaskan kunjungan turis Tiongkok mengalami penurunan drastis sejak awal bulan Februari 2020. Awalnya ketika normal, rata-rata ada 1500 sampai 2300 turis Tiongkok datang ke Nusa Penida dan Lembongan setiap harinya. Namun sejak akhir Januari atau pascawabah virus corona di Tiongkok, turun menjadi rata-rata di bawah 1000 wisatawan. Bahkan Minggu (2/2) kemarin, tercatat hanya ada 15 turis Tiongkok ke Nusa Lembongan.

"Kami harus antisipasi ini, dengan lebih gencar promosi untuk menggaet wisatawan dari pangsa pasar lainnya seperti wisman Eropa dan Australia," jelas Sukasta, Kamis (6/2).

Baca Juga: Penerbangan Bakal Tutup Rabu, Bagaimana Nasib Turis Tiongkok di Bali?

2. Warung-warung dan jasa transportasi mulai sepi

Turis Tiongkok Sepi, Warga Lembongan Kembali Jadi Petani Rumput LautFoto hanya ilustrasi. (IDN Times/Wayan Antara)

Perbekel Desa Lembongan,I Ketut Gede Arjaya, menjelaskan dampak langsung dari penutupan penerbangan ke Tiongkok sangat terasa bagi penduduk di desanya.

Pemilik warung di sekitar destinasi terkenal di Lembongan seperti Devil Tears, mulai mengeluhkan tamu sepi. Demikian halnya pengusaha transportasi, yang penghasilannya sangat bergantung pada kunjungan wisatawan, juga mengeluh.

"Pengaruhnya sangat terasa, terutama bagi warga kami yang penghasilannya dari sektor pariwisata," ungkapnya.

Ia mengatakan, masyarakat saat ini hanya bisa menunggu sampai kondisi pariwisata kembali normal.

Baca Juga: 5 Ribu Warga Tiongkok Berada di Bali, Konjen Minta Bantuan Fasilitas

3. Ini pelajaran buat masyarakat, bahwa mengandalkan sektor pariwisata saja tidak baik

Turis Tiongkok Sepi, Warga Lembongan Kembali Jadi Petani Rumput LautDok.IDN Times/Istimewa

Lesunya pariwisata membuat beberapa warga mulai kembali beralih ke sektor sebelumnya. Yaitu menjadi petani rumput laut, nelayan, dan lainnya.

"Memang beberapa sudah beralih, dengan budi daya rumput laut. Kondisi ini menjadi pelajaran bagi masyarakat Lembongan, jika tidak baik hanya mengandalkan sektor pariwisata," tegas Arjaya.

Menurutnya, dahulu masyarakat di Lembongan sebagian besar menjadi petani rumput laut. Namun pekerjaan ini sempat ditinggalkan, setelah berkembangnya pariwisata. Saat ini budi daya rumput laut mencoba kembali dikembangkan di Lembongan.

4. Bupati Klungkung berharap masyarakat menyikapi kondisi ini secara bijak

Turis Tiongkok Sepi, Warga Lembongan Kembali Jadi Petani Rumput LautDok.IDN Times/Istimewa

Bupati Klungkung, I Nyoman Suwirta, sempat meminta warga di Lembongan untuk bijak menyikapi segala isu terkait pariwisata. Ia meminta masyarakat selalu mengingat ketika kondisi Lembongan masih sepi, dan belum berkembang pesat seperti sekarang ini.

"Kondisi sekarang ini bisa jadi pembelajaran bagi masyarakat, agar tidak terlena dengan perkembangan sektor pariwisata yang sangat pesat dan cepat di Lembongan," ungkap Suwirta.

Baca Juga: Grup Lion Air Hentikan Penerbangan Sementara Bali-Wuhan-Bali

Topik:

  • Irma Yudistirani

Berita Terkini Lainnya