Sang Pawang Hujan Ikonik di Bali Jero Pasek Meninggal Dunia

Turut berduka cita sedalam-dalamnya

Klungkung, IDN Times - Made Sucipta atau yang lebih dikenal publik dengan nama Jero Pasek meninggal dunia, Senin (14/8/2023) malam sekitar pukul 19.00 Wita. Pria yang terkenal sebagai pawang hujan itu meninggal dunia tepat di hari ulang tahunnya yang ke-59. Ungkapan duka cita mengalir dari para netizen di media sosial (medsos). Mengingat Jero Pasek semasa hidupnya dikenal sebagai orang yang ramah.

Sebelum terjun ke dunia spiritual sebagai pawang hujan, Jero Pasek pernah bekerja sebagai staf maskapai di Bandara Internasional I Gusti Ngurah Rai. Kini sosok Jero Pasek akan dikenang sebagai pawang hujan yang ikonik di Bali.

1. Jero Pasek menderita sakit diabetes

Sang Pawang Hujan Ikonik di Bali Jero Pasek Meninggal DuniaJero Pasek. (Dok.IDN Times/istimewa)

Menurut rekannya, Ardana, ia jarang bertemu Jero Pasek di Desa Kamasan, Kabupaten Klungkung, selama tiga bulan terakhir. Ia mendapat kabar, bahwa Jero Pasek meninggal tepat di hari ulang tahunnya yang ke-59.

“Sudah beberapa bulan ini jarang ketemu saja. Informasinya Jero Pasek meninggal karena diabetes. Putranya sempat menyampaikan, kalau Jero Pasek meninggal tepat pada saat ulang tahunnya. Ia meninggalkan 2 orang putra,” jelas Ardana, Selasa (15/8/2023).

2. Jenazah Jero Pasek rencananya akan dikremasi di Krematorium Punduk Dawa

Sang Pawang Hujan Ikonik di Bali Jero Pasek Meninggal DuniaJero Pasek. (Dok.IDN Times/istimewa)

Kelihan Banjar Pande Kamasan, Kadek Artaya, mengatakan jenazah Jero Pasek saat ini masih dititipkan di Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) Klungkung. Rencananya jenazah akan dikremasi di Kreamtorium Punduk Dawa, Desa Pesinggahan, Kecamatan Dawan, Kabupaten Klungkung, Senin (21/8/2023) mendatang. 

“Informasi keluarganya, jenazah Jero Pasek akan dikremasi di Punduk Dawa,” ungkap Kadek Artaya, Selasa (15/8/2023).

Jero Pasek meninggalkan dua orang anak laki-laki yang telah dewasa. Sebelum dikenal sebagai pawang hujan yang ikonik di Bali, Jero Pasek merupakan staf maskapai di Bandara Ngurah Rai. Namun sekitar 2008 silam, ia mendapatkan pawisik (bisikan gaib) untuk berhenti bekerja. Jero Pasek saat itu juga diminta untuk pensiun dini. Ia lalu memperdalam hal-hal spiritual, khususnya pawang hujan.

3. Dikenal sebagai tukang terang ikonik yang menggunakan media rokok

Sang Pawang Hujan Ikonik di Bali Jero Pasek Meninggal DuniaJero Pasek. (Dok.IDN Times/istimewa)

Jero Pasek mulai dikenal publik, karena aksinya sebagai tukang terang (pawang hujan) dengan gayanya yang nyentrik. Ia kerap muncul di acara-acara besar, dan melakukan ritual pawang hujan di keramaian.

Ia selalu menggunakan media rokok ketika menjalankan tugasnya sebagai pawang hujan. Seolah-olah menulis sesuatu di telapak tangannya menggunakan rokok yang masih menyala, lalu sesekali menunjuk langit dengan gerakan seperti memindahkan awan.

Ia memakai kaus ikonik bertuliskan "Rain Stopper Since 2001 dan dua lambang Ongkara selama menjalankan ritual. Sementara di bagian belakang kausnya ada tulisan "Jro Pasek Pawang Hujan Ciwa-Buddha". Ia beberapa kali diyakini berhasil menjalankan tugasnya sebagai pawang hujan.

Sejumlah acara besar yang pernah ditanganinya adalah pelebon Ida Pedanda Nabe Gede Dwija Ngenjung pada 2021, hingga pelebon permaisuri dari tokoh Puri Agung Klungkung pada tahun 2014. Ia juga kerap dipercaya menjadi pawang hujan di acara-acara TNI/Polri.

Topik:

  • Irma Yudistirani

Berita Terkini Lainnya