Cerita Pekerja Harian di Klungkung, Harus Nabung 3 Bulan Buat Mudik

Bersyukur diberi THR oleh pimpinan saat izin cuti mudik

Klungkung, IDN Times - Libur panjang Lebaran sangat dinanti-nantikan oleh Rizki Yulianto (45), warga asal Malang, Jawa Timur, yang sudah bertahun-tahun kerja di sentra pembuatan tahu Klungkung. Sudah lebih dari 3 tahun Rizki tidak bisa mudik ke kampung halaman.

Lebaran tahun ini sangat spesial baginya karena akhirnya ia bisa pulang ke kampung halaman dan bertemu dengan keluarga. Selain karena kebijakan pemerintah yang sudah mengizinkan warga mudik pasca pandemik COVID-19, perusahaan tempatnya bekerja juga memberikan izin untuk mudik.

Baca Juga: Kisah Remaja di Klungkung 16 Tahun Berjuang dengan Hidrosefalus

1. Menabung untuk biaya perjalanan dan bekal di kampung halaman

Cerita Pekerja Harian di Klungkung, Harus Nabung 3 Bulan Buat MudikIlustrasi menabung (IDN Times/Arief Rahmat)

Mudik ke kampung halaman harus dipersiapkan jauh-jauh hari oleh Rizki. Hal ini bukan tanpa alasan. Penghasilan yang tidak seberapa sebagai pekerja harian membuatnya harus menabung dari jauh-jauh hari agar bisa mudik.

“Saya sudah nabung selama 3 bulan untuk bisa mudik. Tidak hanya untuk biaya perjalanan, tapi juga untuk bekal di kampung halaman dan oleh-oleh. Tidak enak merantau, tapi pulang kampung tidak membawa apa-apa,” ujar Rizky, Kamis (28/4/2022).

Dalam sehari, Rizki mendapatkah upah Rp80 ribu. Uang itu ia gunakan untuk hidup sehari-hari dan biaya kos di Klungkung. Ia juga menyisihkan uangnya untuk ditabung.

“Selama tiga bulan ini, setiap bulan saya sisihkan uang Rp700 ribu untuk mudik,” ungkapnya.

2. Uang THR rencananya akan digunakan untuk usaha kuliner di Klungkung

Cerita Pekerja Harian di Klungkung, Harus Nabung 3 Bulan Buat MudikIlustrasi THR. IDN Times/Ita Malau

Meskipun demikian, Rizky merasa sangat bersyukur ketika sentra pembuatan tahu di tempatnya bekerja memberinya Tunjangan Hari Raya (THR).

“Saat izin mau mudik, langsung dikasi THR. Bos juga kasian, karena saya sudah 3 tahun tidak mudik,” ujar Rizki.

Karena masih bujang, ia mengaku tidak terlalu banyak memiliki tanggungan. Tambahan THR rencananya akan digunakannya untuk usaha kuliner di Klungkung.

“Rencana mau jual bakso juga setelah balik dari mudik nanti. Kurang kalau cuma kerja jadi pekerja harian,” jelas Rizki.

3. Warga Klungkung manfaatkan libur Lebaran untuk pulang ke Bali

Cerita Pekerja Harian di Klungkung, Harus Nabung 3 Bulan Buat MudikIlustrasi. Petugas kepolisian berjaga memantau arus mudik lebaran. (ANTARA FOTO/Didik Suhartono)

Berbeda dengan Rizky, pekerja lainnya yang tidak merayakan Idul Fitri, justru memanfaatkan liburan panjang untuk pulang kampung ke Bali. Seperti yang dilakukan Anak Agung Risma (31), seorang pekerja asal Desa Banjarangkan, Klungkung. Sudah dua tahun ia tidak pulang ke Bali karena bekerja di sebuah perusahaan swasta di Malang, Jawa Timur.

Libur panjang dan diperbolehkannya mudik saat Lebaran tahun ini, ia manfaatkan untuk berkumpul bersama keluarga.

“Saya dapat libur sampai tanggal 9 Mei. Lumayan bisa pulang ke Klungkung untuk kumpul bersama keluarga. Sudah dua tahun saya tidak pulang kampung.” ujarnya, Jumat (29/4/2022).

Ia juga memilih pulang ke Bali dengan kendaraan pribadi yang menurutnya lebih praktis dan nyaman.

“Saya pulang ke Bali bersama empat teman lainnya yang juga bekerja merantau ke Jawa. Kami sama-sama dapat cuti Lebaran dan manfaatkan untuk pulang kampung,” pungkasnya.

Topik:

  • Ni Ketut Sudiani

Berita Terkini Lainnya