Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
IDN Ecosystem
IDN Signature Events
For
You

Warga di Tabanan Olah Limbah Plastik Jadi BBM

IMG-20250804-WA0047.jpg
Imam Kambali, warga Tabanan yang mengolah sampah plastik jadi BBM. (Dok.IDN Times/Istimewa)

Tabanan, IDN Times - Permasalahan sampah masih menjadi momok bagi lingkungan, terutama sampah plastik. Warga di Desa Denbantas, Kecamatan Tabanan, Kabupaten Tabanan, Imam Kambali (46), mencari cara agar sampah plastik ini bisa menjadi produk yang lebih berguna.

Ketekunan warga asal Jombang, Jawa Timur ini kemudian membuahkan hasil. Ia berhasil mengubah sampah plastik menjadi bahan bakar minyak (BBM) melalui proses pirolisis. Inovasi ini tidak hanya ramah lingkungan, tetapi juga membuka peluang ekonomi baru dari sampah yang selama ini dianggap tak bernilai. Pengolahan sampah plastik ini mampu menghasilkan BBM seperti solar, minyak tanah, dan bensin.

1. Berawal dari anak Imam yang menderita asma

seorang anak penderita asma sedang menggunakan nebulizer (pexels.com/cottonbro studio)
seorang anak penderita asma sedang menggunakan nebulizer (pexels.com/cottonbro studio)

Imam mulai tinggal di Bali sejak 2008. Ia memulai pengolahan sampah plastik ini sejak tiga tahun lalu. Kepeduliannya terhadap pengelolaan sampah plastik berawal dari kondisi anak keduanya yang menderita asma. Penyakit anaknya diperparah oleh aktivitas pembakaran sampah di lahan kosong yang dibiarkan semalaman.

"Dari sini saya mencari solusi untuk mengatasi persoalan sampah, khususnya plastik. Sampah jenis ini jika dibiarkan bertahun-tahun dapat mencemari lingkungan," katanya, Selasa (5/8/2025).

Ia mencari informasi mengenai cara pengolahan sampah. Imam lalu membuat pengolahan sampah di rumahnya Desa Denbantas secara otodidak. Imam menamakan pengolahan sampah miliknya ini dengan nama "Bali Harmoni".

2. Proses pengolahan sampah plastik menjadi BBM

Screenshot_20250805_173324_com.whatsapp_edit_135556847212647.jpg
Pengolahan sampah plastik menjadi BBM di Tabanan (Dok.IDN Times/Istimewa)

Sejumlah percobaan telah dilakukan Imam untuk menyempurnakan pengolahan sampah plastik. Hingga akhirnya dia menemukan titik temu bahwa sampah plastik yang diolah bisa menghasilkan BBM tiga jenis yakni solar, minyak tanah, dan bensin.

Untuk ini, Imam menghabiskan dana sebesar Rp40 juta. Ia pun memaparkan proses pembuatan BBM dari sampah plastik.

  • Langkah pertama tentu mengumpulkan sampah plastik yang tidak berlabel PET (Polyethylene Terephthalate). Karena kalau itu digunakan akan mengurangi materi dari suhu yang dihasilkan. Contoh sampah yang berlabel PET ini seperti botol minuman kemasan

  • Setelah sampah plastik dikumpulkan, barulah dimasukkan ke reaktor untuk dipanaskan

  • Sampah yang sudah meleleh dan berubah menjadi gas dimasukkan ke destilator atau alat untuk mengubah gas menjadi cairan.

  • Setelah melewati destilator ini akan keluar cairan BBM tersebut. Tabung pertama akan keluar solar, tabung kedua keluar minyak tanah, dan tabung ketiga mengeluarkan bensin.

  • Cairan yang telah dipisahkan sesuai jenis ini kembali dilakukan pemurnian dengan alat. Setelah itu barulah BBM itu siap digunakan.

3. Sepuluh kilogram sampah plastik menghasilkan 9 liter BBM

Screenshot_20250805_173419.jpg
Pengolahan sampah plastik menjadi BBM di Tabanan (Dok.IDN Times/Istimewa)

Iman melanjutkan, BBM yang dihasilkan dari pengolahan sampah plastik ini sudah ia uji coba sendiri. Untuk bensin ia coba pada kendaraan miliknya. Sedangkan solar sudah diujicobakan pada mesin diesel penggiling kotoran kambing. Untuk minyak tanah dia jual ke daerah Batubulan, Kabupaten Gianyar; dan Dalung, Kabupaten Badung. Penjualan minyak tanah ini digunakan oleh Imam untuk modal mengembangkan pengolahan sampah plastik miliknya.

"Untuk minyak tanah saya jual Rp10.000 per botol kemasan 800 ml," ujarnya.

Imam tidak memproduksi setiap hari, melainkan setiap 3-4 kali produksi dalam seminggu. Dia hanya memproduksi 10 kilogram sampah plastik yang menghasilkan sekitar 9 liter BBM. Untuk bahan baku, Imam bekerja sama dengan Sekolah Dasar Negeri (SDN) 2 Denbantas yang mengalami kesulitan dalam membuang sampah.

Ia mengambil sampah dari sekolah itu setiap 4-5 hari, memilahnya menjadi organik dan nonorganik. Sampah plastik juga ia peroleh dari Banjar Dukuh Buahan.

"Apabila ada yang mau membawa sampah plastik ke rumah, saya siap menampung," katanya.

Share
Topics
Editorial Team
Irma Yudistirani
EditorIrma Yudistirani
Follow Us